Total Pageviews

Translate

Wednesday, August 13, 2025

A Birthday Trip To Remember

The way it started, I just couldn't help feeling that our trip this round would be different. I mean, we woke up quite early only to be greeted by a message from a friend, bearing the news or her hospitalized husband. It had taken a turn for the worse. As the only one who was around before dawn, I felt obliged to respond as her sounding board.

In all honesty, I don't know if I was any helpful. What I really felt was the mood set by the conversation. The birthday trip we were having suddenly became sombre. It was like, while we were about the celebrate a birthday, one life was probably going to end on the other side. It couldn't get more extreme than this. 

So off we went to Jakarta. The news trickled in bit by bit, each one worse than the last. In the midst of all this, I celebrated my daughter's birthday and mine, binge-watched Cobra Kai, met a friend who does chiropractic. Given my ailing friend's condition, I couldn't shake the feeling that he might pass away any time. It was like, would it happen on National Day? Or on my birthday? Or while we were flying back to Singapore? 

But no, it happened the morning after, when I was getting ready for work. Just like that, a life ended. Two things came to my mind. The first one was George Harrison's life flows on within you and without you. How it rang true. The world goes on. It doesn't stop, almost as if it doesn't care. We're really only very small.

The other was Hamilton's the World Was Wide Enough:
Death doesn't discriminate
Between the sinners and the saints
It takes and it takes and it takes

It was a weird birthday experience, really. I can't say it wasn't a happy one, but it was certainly unforgettable. To me, this was the only birthday when my wife and I ever asked, "what if this happened to us?" It was a stark reminder of our mortality, but also a revelation that, for me, it has been a life well lived. I intend to keep it that way.

The birthday celebration.



Hari Ulang Tahun Yang Tak Terlupakan 

Dari awal sudah terasa bahwa liburan kali ini terasa berbeda. Di pagi buta saya tertegun saat membaca kabar tentang seorang teman yang sedang dirawat di rumah sakit. Kondisinya yang sempat membaik tiba-tiba menjadi parah dan koma. Sebagai satu-satunya orang yang sudah membaca WhatsApp sebelum fajar menyingsing, saya tergerak untuk merespon pertanyaan istrinya yang sedang gundah. 

Jujur saya katakan bahwa saya tidak tahu apakah respon saya ini membantu. Yang justru terasa adalah nuansa setelah percakapan usai. Liburan ini jadi terkesan sedih. Di satu sisi kita hendak merayakan ulang tahun, namun di sisi lain, sebuah kehidupan mungkin akan berakhir. Benar-benar ekstrim. 

Kita lantas terbang ke Jakarta. Kabar selanjutnya pun terbaca, semakin lama semakin buruk. Selagi semua ini terjadi, saya berpesta, menonton serial Cobra Kai, lalu bertemu teman yang membantu meluruskan tulang belakang. Di dalam benak saya selalu terngiang bahwa teman yang sedang koma ini bisa meninggal setiap waktu. Apakah akan terjadi di hari kemerdekaan Singapura? Atau hari ulang tahun saya? Atau saat kita dalam penerbangan pulang ke Singapura? 

Namun apa yang saya cemaskan ternyata terjadi di pagi berikutnya, selagi saya bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dan hanya seperti itu, satu kehidupan pun berakhir. Dua hal langsung terpikirkan oleh saya. Yang pertama adalah lirik George Harrison yang berbunyi, life flows on within you and without you. Sungguh benar adanya. Dunia terus berjalan, tidak berhenti, seakan-akan tidak peduli. Kita hanyalah setitik debu. 

Yang satunya lagi adalah lagu The World Was Wide Enough dari Hamilton:
Death doesn't discriminate 
(Kematian tidak membedakan)
Between the sinners and the saints
(Antara orang suci dan pendosa)
It takes and it takes and it takes
(Kematian hanya merenggut dan merenggut)

Pengalaman ulang tahun kali ini sungguh tidak lazim. Saya tidak mengatakan bahwa kesannya tidaklah gembira, tapi yang jelas tidak terlupakan. Bagi saya, ini adalah sekali-kalinya ultah di mana saya dan istri bertanya, "bagaimana kalau ini terjadi pada kita?" Kejadian ini adalah peringatan tentang realita kehidupan kita sebagai manusia. Kendati begitu, lewat introspeksi ini saya juga menyadari bahwa sejauh ini hidup saya sudah dijalani sesuai dengan panggilan hati. Saya akan usahakan agar tetap seperti itu. 

No comments:

Post a Comment