Total Pageviews

Translate

Sunday, June 16, 2019

The Money Game

One of the recurring topics that we always talked about in our high school chat group is the money game. If I remember correctly, the first one was Dream for Freedom. We discussed about it as early as 2015. It tanked and was eventually parodied as Dream for Crot (crot as in the sound of male orgasm). The latest ones, MIA and GCG, were also heavily debated before they allegedly went bust.

A couple of friends joined MIA. One friend even arranged a meeting with another friend to convince this potential downline that MIA was safer than the other because it came with certificates and so forth. Always one with sense of humour, I actually couldn't help thinking how that was possible, given the fact that MIA normally stands for Missing In Action, haha. However, this old friend of mine, a money game veteran, gave me an interesting insight when he came to Singapore recently.

He told me that the risk of getting involved in money games was like stretching your hand into the mouth of a crocodile. It opened wide for now, but you just wouldn't know when it was going to bite you off. If there was anything precious inside the mouth, you'd just want to grab as much as you could within the shortest time possible. You certainly didn't want to hang out too long there, especially when you knew you'd lose your arm in a very excruciating way!

Having said that, money games were never safe to begin with, regardless how many certificates it had. Thanks to the flawed logic that paid a big sum of money to those who joined first, there would come a time when things slowed down and it simply couldn't sustain the flow anymore. It would eventually collapse, therefore if one would like take the risk, safety should be the least of the concerns. If you were going to get screwed, you might as well choose the money game with the highest return of investment in the shortest period of time. In this case, GCG was a lesser of two evils.

Needless to say, he reaped the profits when the scams folded. In the aftermath, there were many opinions about the money games. One said she'd join only if she had extra money. Someone else commented that she would join but wouldn't drag others to join for fear that it'd do more harm than good (noble though the intention was, it sounded like it defeated the very purpose of the money game itself, haha). There was also another point of view, which were rather lengthy, saying that the calculation was unrealistic, therefore it didn't make any business sense for him to invest.

Eventually, when money was involved, you'd either be greedy or be fearful about it. Human nature, I reckon. Some were smart enough to take profits. Others must have been regretting the actions they took. Many were too scared to get involved, perhaps for their own good. A few were very much aware of this was all about, thus they stayed away from the money games. Then, finally, came a question that I was never prepared for: "did you join GCG or MIA, Anthony?"

It never occurred to me that one would actually ask me this, but when I gave it a thought, I never had any doubts about why I didn't join. Numbers always made me nervous. I remember how I checked and re-checked again when I entered something as simple as a bank account number. I was just not smart enough for the money games, so I wouldn't touch them with a barge pole. In life, I'd rather have one less thing to worry about and spend my time writing, haha...

The money games: no guts, no glory?


Permainan Uang

Salah satu topik yang sering didiskusikan di grup teman-teman SMU adalah permainan uang. Jika ingatan saya tidak keliru, yang pertama kita bahas pada tahun 2015 adalah Dream for Freedom. We discussed about it as early as 2015. Perusahaan ini bangkrut dan akhirnya diparodikan sebagai Dream for Crot, dimana crot adalah suara ejakulasi pria. Yang terkini adalah MIA dan GCG yang menuai pro dan kontra sebelum kedua-keduanya disinyalir gulung tikar.

Beberapa orang teman bergabung dengan MIA. Salah satu dari mereka bahkan mengatur pertemuan dengan seorang teman lainnya supaya dia bisa menjelaskan investasi MIA pada teman yang berpotensi menjadi calon investor ini. Dipaparkan olehnya bahwa MIA memiliki sertifikat yang menjamin keamanan investasi. Sebagai orang yang berselera humor, saya sebenarnya agak geli saat mendengar nama MIA, sebab itu merupakan singkatan missing in action, jadi mana mungkin bisa aman? Akan tetapi teman saya yang merupakan seorang veteran dalam permainan uang memberikan saya sudut pandang yang menarik. Dia menceritakan pendapatnya saat berkunjung ke Singapura.

Menurut teman saya ini, ikut serta dalam permainan uang ini tak ubahnya seperti menjulurkan tangan ke mulut buaya. Rahangnya mungkin menganga lebar sekarang, namun kita takkan tahu kapan sang buaya akan mengatupkan mulutnya. Jika di dalamnya ada sesuatu yang berharga, anda harus bergegas mengambil sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat-singkatnya. Tentunya anda tidak ingin berlama-lama, apalagi anda tahu pasti kalau anda mungkin bisa kehilangan satu lengan dengan cara yang teramat sangat menyakitkan!

Berdasarkan perumpamaan di atas, jelas sudah bahwa permainan uang bukanlah investasi yang aman, tidak peduli seberapa banyak sertifikat yang terlampir. Ada yang salah dengan logikanya. Mereka yang telah bergabung duluan mungkin cepat balik modal dan dapat untung, tapi akan tiba waktunya dimana aliran dana akan tersendat dan tak lagi sehat perputarannya. Pada akhirnya bisnis ini akan tumbang. Dengan demikian, segi keamanan seharusnya tidak menjadi faktor penentu bagi untuk ikut serta, karena dari awal memang sudah tidak aman. Jika anda memang mau mengambil resiko, maka pilihlah permainan uang yang paling menguntungkan dalam tempo sesingkat mungkin. Dalam kasus ini, GCG lebih unggul dari MIA. 

Teman saya ini bukan hanya telah balik modal, tapi juga sudah untung ketika GCG mulai menunda pembayaran kepada nasabah. Setelah banyak kabar tak sedap, teman-teman di grup pun kembali beropini. Ada yang berkata bahwa dia hanya akan ikut serta bila mempunyai uang lebih. Ada pula yang berkomentar bahwa dia mau bergabung tapi tidak akan menyeret orang lain untuk masuk karena dia tidak ingin menjerumuskan. Ada lagi pendapat lain yang berbicara tentang hitungan permainan uang yang tidak realistis sehingga tidak masuk akal baginya untuk berinvestasi. 

Pada akhirnya, ketika uang yang tidak sedikit jumlahnya itu dipertaruhkan, tabiat manusia pun terlihat, entah itu serakah atau takut. Mereka yang cerdas bisa memetik hasil, namun saya rasa tidak sedikit jumlah orang yang menyesal karena telah salah langkah dalam permainan uang. Di satu sisi, banyak yang takut untuk terlibat dan dengan demikian terselamatkan secara tidak langsung. Ada juga yang sepenuhnya sadar bahwa permainan uang ini bukanlah untuk mereka. Yang seperti ini patut diacungi jempol karena kemampuannya dalam menahan diri.  

Bagi saya pribadi, saya sebenarnya terkejut ketika ditanya apakah saya juga turut bermain MIA atau GCG, apalagi yang bertanya adalah teman dekat. Saya katakan padanya bahwa saya tidak ikut. Alasannya sederhana saja. Angka selalu membuat saya gelisah. Deretan angka seperti nomor rekening bank saja cukup untuk membuat saya untuk memeriksa dan memastikan berulang kali secara teliti namun lamban, jadi saya jelas tidak akan bisa menangani yang cepat dan beresiko tinggi seperti ini. Saya rasa saya tidak cukup pintar untuk mencoba peruntungan di permainan uang sehingga sebaiknya saya tidak menyentuhnya. Di dalam hidup ini, saya lebih memilih untuk tidak memusingkan hal-hal seperti ini. Di kala luang, saya cenderung lebih suka mengerjakan hobi saya, misalnya menulis, haha... 

No comments:

Post a Comment