Pattaya and Bangkok weren't originally part of the plan. It was meant to be a trip to Kolkata only, to and fro. But I couldn't help feeling that five days would be too long for a visit to Kolkata, but probably too short for me to go anywhere else in India. When I looked the return ticket price, it wasn't exactly cheap, too. About SGD 800 (or more, as days went by) for Singapore Airlines.
Hence I looked for alternatives. The flight time from Singapore to Kolkata was 4 hours 15 minutes. What if I split the duration into half? Where would that bring me? I was toying with idea of Penang and Phnom Penh as both have Hard Rock Cafe, but eventually the only route that fitted ideally into my plan was Kolkata to Bangkok. Based on my calculation, if I redeemed my Krisflyer points for my flight to Kolkata and took budget flights for my return leg via Bangkok, it'd cost me less than SGD 400. And since I planned but didn't make it to Pattaya back in 2020, I'd go there this round.
All seemed all right thus far, but apparently I made a mistake that I'd discover only a month later. Because the flight to Bangkok was at 00.30 am, I must have chosen a wrong date due to the am/pm thing. I felt disappointed when I first discovered that. I even scrambled to change the date only to back off after I saw the newly revised price. Btw, a note to us all, it was a nightmare when you got stuck in the midst of doing this on the app, because AirAsia only had Ava the chatbot. There was no hotline to call and I only managed to find out the email after using the keyword AirAsia Thai.
Anyway, the mistake turned out to be a blessing, because three days three nights would have been too long to be in Kolkata and too rush for a trip to Pattaya and back. Since I now had an extra day in Thailand, I could spend a night in Pattaya, returned to Bangkok on the following day and flew back to Singapore the day after tomorrow.
So there I was on Thursday night at Netaji Subhas Chandra Bose International Airport. When I was charging my phone, I met a fellow solo traveler on his first overseas trip to Thailand. We talked as I had momo for dinner, then we checked in together. After spending about six hours at the airport, the flight to Bangkok finally departed.
With Pratunesh at Kolkata Airport. |
I had a buffer time of one hour between my arrival and my ride to Pattaya, so I had a cup noodles in Don Mueang International Airport. It was good to have a hot soup after a long cold night! After that I looked for my ride that I booked via KKday. It turned out that there were names hanging on the fence of gate 5, so I just had to point to my name, waited for a while and then I was heading to Pattaya. Quite efficient, but I couldn't really fall asleep as I noticed that the driver kept rubbing his eyes, too! It was a good thing that he stopped at the rest area and got himself a cup of coffee.
I reached Pattaya at 7 am, but it was not a morning city. A lot of shops closed and the McDonald's breakfast was pretty much the same as the menu in Singapore, so I kept walking and looked for something local. After a long walk from Mera Mare Pattaya to Walking Street and back, I eventually settled with Thai basil pork rice. I went to Rock Shop and headed back to hotel to catch a much needed sleep.
On my way to Terminal 21. |
I woke up again in late afternoon and walked to Terminal 21, a fancy shopping mall similar to the one in Bangkok. Being a boring man in his forties that I am, I ordered the same menu I had two years ago at Terminal 21 in Bangkok: pad thai with lots of white sugar, haha. Also ordered oyster eggs and spring rolls as the meal portion in Thailand was kind of small.
A night walk back to the hotel took place right after the heavy dinner. Pattaya became alive at night. It showed its true colors and it was wild! I passed by Sabai Dee Body Massage that literally offered body to body massage. At the beach, it was amusing to see prostitutes standing about three metres apart. It was almost as if they were lining up! Gogo bars were everywhere. There were also people selling marijuana on the road side. But after sightseeing, I went back to hotel and binged watching Netflix's Blockbuster, a new comedy show featuring Randall Park (from Fresh Off the Boat) and J.B. Smoove (from Curb Your Enthusiasm).
Walking Street. |
The next morning, Pattaya was again back to its sleepy state. I had my Strava time after breakfast, just walked around to have a glimpse of Pattaya. In the daytime, some places in Pattaya did look like my hometown. At night, it transformed into something else! Overall, if partying is not your scene, perhaps Bali is a much nicer place to be than Pattaya.
I returned to Bangkok after checkout, but instead of going to the usual districts such Pratunam, I decided to try out somewhere outskirts this time. I stayed in Bang Na. It is much nearer to Suvarnabhumi Airport, which made it easier for me to catch a morning flight. But much to my surprise, Bang Na was actually quite nice. There was this giant shopping mall called Mega Bangna, right next to Ikea. I spent the whole afternoon there, switching from Food Republic, McDonald's, Starbucks and Food Republic again.
Mega Bangna. |
Now, if you had made it this far and you wondered why the story was almost normal and probably boring for a holiday in Thailand, that's because some semblance of normalcy was exactly what I needed. The trip to Kolkata, while exciting, was emotionally exhausting. It was like too much information and so... outlandish. The time in Thailand was like a detox, haha. There was this sense of relief to see the surroundings I was familiar with. In the end, it was good idea to visit both countries in one trip.
PS: my most memorable moment in Thailand this time? I had my first Taco Bell at the airport!
Taco Bell. |
Thailand Dalam Sekejap Mata
Pada mulanya Pattaya dan Bangkok tidak termasuk bagian dari rencana. Liburan kali ini sebenarnya khusus untuk mengunjungi Kolkata saja. Akan tetapi saya merasa bahwa lima hari mungkin terlalu untuk Kolkata, tapi terlalu singkat untuk pergi ke tempat lain di India. Ketika saya lihat tiketnya, harga pun tidak terlalu murah. Sekitar IDR delapan jutaan (dan kian hari kian mahal) untuk tiket pergi-pulang Singapore Airlines rute Singapura-Kolkata.
Oleh sebab itu saya mencari pilihan lain. Lamanya penerbangan dari Singapura ke Kolkata adalah 4 jam 15 menit, jadi bagaimana kalau saya membagi dua durasinya? Akan tiba di manakah saya? Penang dan Phnom Penh sempat terlintas di benak saya karena dua kota ini memiliki Hard Rock Cafe, tapi rute yang cocok hanya Kolkata ke Bangkok. Berdasarkan kalkulasi saya, jika saya menggunakan poin Krisflyer untuk penerbangan ke Kolkata dan menaiki maskapai budget dalam perjalanan pulang, biaya tiket bahkan tidak sampai IDR empat jutaan. Dan karena saya sempat berpikir untuk ke Pattaya namun batal di tahun 2020, saya bisa lanjut ke sana kali ini.
Sejauh ini rencana tampak bagus, namun saya ternyata membuat kesalahan yang baru saya sadari sebulan kemudian. Karena jam terbang ke Bangkok adalah 00.30 subuh, saya salah memilih hari. Saya kecewa saat menyadari kesalahan ini. Saya bahkan berusaha mengganti tiket pesawat namun akhirnya berubah pikiran setelah melihat harga tiket yang telah naik berkali-kali lipat. Oh ya, sebagai catatan untuk kita semua, mendapatkan bantuan saat tengah mencoba mengganti tiket lewat aplikasi AirAsia adalah perkara sulit karena AirAsia hanya memilki chatbot Ava. Tidak ada nomor yang bisa dihubungi dan saya sendiri akhirnya baru menemukan alamat email setelah mencari dengan kata kunci AirAsia Thai.
Kendati begitu, kesalahan saya ternyata adalah berkat terselubung karena tiga hari tiga malam pun terlalu lama untuk liburan ke Kolkata dan terlalu singkat untuk bolak-balik Pattaya. Karena kini saya memiliki ekstra satu hari, saya bisa menginap di Pattaya, kembali ke Bangkok di hari berikutnya dan pulang ke Singapura esok lusa.
Jadi saya pun berada di Netaji Subhas Chandra Bose International Airport hari Kamis malam. Ketika saya sedang mengisi baterai telepon genggam saya, seorang pelancong tunggal yang akan ke luar negeri untuk pertama kalinya memulai percakapan dengan saya. Kita pun melanjutkan perbincangan di meja makan kedai masakan Cina yang menjual momo alias pangsit. Kemudian, setelah menanti enam jam di bandara, pesawat dengan tujuan Bangkok pun berangkat.
Saya memiliki waktu satu jam sebelum saya melanjutkan perjalanan ke Pattaya, jadi saya membeli mie instan yang tinggal diseduh dengan air panas di Don Mueang International Airport. Enak nian menenggak sup hangat setelah malam yang panjang dan dingin! Setelah itu saya mencari mobil yang saya pesan lewat KKday. Di gerbang 5, semua nama penumpang digantung di pagar. Saya tinggal menunjuk nama saya, lalu menunggu sebentar sementara mobilnya disiapkan. Lantas meluncurlah saya ke Pattaya. Sistem ini cukup efisien, tapi saya ragu untuk memejamkan mata, sebab supirnya pun berjuang keras untuk tidak memejamkan mata! Untunglah sang supir akhirnya singgah sebentar di tempat peristirahatan di samping jalan tol untuk membeli kopi.
Saya tiba di Pattaya jam 7 pagi. Pattaya ternyata bukan merupakan kota yang aktif di pagi hari. Banyak toko yang tutup, sedangkan menu sarapan di McDonald's pun mirip yang ada di Singapura, jadi saya lanjut berjalan mencari cita rasa lokal. Setelah berjalan jauh dari Mera Mare Pattaya ke Walking Street dan berbalik ke arah semula, saya akhirnya menyantap pad krapow, nasi dengan lauk daging babi dan daun kemangi. Dari situ saya ke Rock Shop dan kembali ke hotel untuk melanjutkan tidur yang terasa singkat dan tidak karuan di pesawat.
Saya terbangun ketika hari sudah sore menjelang senja. Dari hotel saya menuju ke Terminal 21, pusat perbelanjaan yang serupa dengan yang ada di Bangkok. Karena saya adalah pria umur 40an yang membosankan, saya pesan menu yang sama dengan apa yang saya santap di Terminal 21 di Bangkok dua tahun silam: pad thai dengan banyak gula pasir, haha. Saya juga memesan telur goreng tiram serta lumpia karena porsi makan di Thailand tergolong kecil.
Saya berjalan kembali ke hotel setelah makan malam yang berat. Pattaya menjadi hidup ketika matahari terbenam. Neon menyala mengundang pria ke Sabai Dee Body Massage yang menawarkan pijat plus-plus. Di pantai, para pelacur berdiri berjejer setiap tiga meter, seakan-akan mereka berbaris dengan rapi. Gogo bar ada di mana-mana. Penjaja ganja pun bebas bertransaksi dengan pelanggan. Namun setelah melihat-lihat, saya kembali ke hotel dan lanjut menonton Blockbuster, serial komedi terbaru di Netflix yang menampilkan Randall Park (dari Fresh Off the Boat) dan J.B. Smoove (dari Curb Your Enthusiasm).
Keesokan paginya, Pattaya kembali tertidur. Saya pun Strava setelah sarapan pagi, berjalan di sekitar hotel. Di pagi hari, beberapa sudut kota terlihat mirip Pontianak. Hanya di malam hari Pattaya berubah menjadi tempat yang sama sekali berbeda. Secara keseluruhan, bila anda tidak suka berpesta, mungkin Bali lebih menarik untuk dikunjungi.
Saya kembali ke Bangkok di siang hari. Alih-alih ke tempat biasa seperti Pratunam, kali ini saya ke tepi kota dan menginap di distrik bernama Bang Na. Lokasinya lebih dekat dengan Suvarnabhumi Airport sehingga lebih mudah bagi saya untuk terbang besok pagi. Kawasan Bang Na ternyata cukup bagus. Ada mal besar bernama Mega Bangna yang berada di samping Ikea. Saya berada di sana sepanjang hari, berpindah lokasi mulai dari Food Republic, McDonald's, Starbucks dan Food Republic lagi.
Nah, jika anda sudah mencapai sejauh ini dan merasa heran kenapa cerita kali ini terasa nyaris normal dan cenderung membosankan untuk liburan di Thailand, ini karena saya butuh sesuatu yang normal menurut standar saya. Liburan ke Kolkata memang menarik, tapi juga melelahkan secara emosional. Rasanya seperti terlalu banyak info dan nuansanya jauh berbeda dengan apa yang menjadi ambang batas normal bagi saya. Waktu yang saya habiskan di Thailand ini jadi terasa seperti detoks, haha. Ada rasa lega ketika melihat apa yang terasa tidak asing lagi bagi saya. Pada akhirnya, saya senang telah mengunjungi dua negara yang kontras ini dalam satu liburan.
PS: apa yang paling saya senangi selama liburan di Thailand ini? Saya akhirnya berkesempatan mencicipi Taco Bell untuk pertama kalinya saat berada di bandara!