Total Pageviews

Translate

Tuesday, November 28, 2017

Kembalikan Akal Sehat Sebagai Dasar Pemikiran (Ananda Sukarlan)

Akhir-akhir ini banyak berita yang meliput tentang Kolese Kanisius yang dicap oleh sebagian orang sebagai tempat pencetak alumni yang tidak punya manner. Ada pula isu mau didemo segala. Membaca berita-berita tersebut membuat saya ingin menuangkan pemikiran pribadi saya dalam bentuk tulisan ini.

Menurut saya, kita harus mengerti apa arti kata manner dahulu, baru kita mengatakan seseorang punya manner atau tidak. Selain itu, perlu ditekankan bahwa sangatlah subjektif ketika kita berani mengatakan orang tidak punya manner, tapi kita tidak memberikan waktu dan ruang kepada yang bersangkutan untuk menjelaskan maksud dari tindakannya.

Ananda Sukarlan berjalan keluar (walk out) saat seorang gubernur memberikan pidatonya. Menurut saya, Ananda memberikan teladan manner yang baik. Dia menghargai perbedaan dengan tidak membuat keributan saat orang yang berbeda pendapat dengannya berpidato. Lebih dari itu, Ananda tidak memprovokasi yang lain untuk berjalan keluar. Di sini terlihat bahwa Ananda tidak munafik dengan pura-pura bersikap baik di depan orang yang tidak sejalan pemikirannya. Saya juga menghargai orang-orang yang tidak sejalan dengan seseorang, tapi di depannya bersikap kalem dan tidak menunjukan rasa tidak suka. Mari kita hargai perbedaan sikap setiap orang. Yang terpenting adalah boleh berbeda pendapat tapi jangan lakukan provokasi. Ananda bukan tidak suka dengan gubernur tersebut tapi tidak sependapat dengan cara-cara yang dilakukannya.

Di sini saya bisa lihat bahwa Ananda tidak mengajak orang-orang berdemo karena perbedaan pendapat. Dia juga tidak mengajak orang-orang yang tidak tahu-menahu persoalan tersebut untuk memboikot. Jadi, bagaimana bisa Ananda dianggap tidak punya manner?

Saya ingin sekali bertanya kepada orang-orang yang karena adanya sedikit perbedaan, langsung mengajak demo. Demo itu, meski diijinkan secara hukum tapi kenyataannya sering melanggar hak orang lain (membuat macet, membuat orang yang mau beraktivitas menjadi takut, dan lain-lain). Belum lagi yang lagi trend lain yaitu boikot, sampai orang yang tidak tahu masalah pun ikut-ikutan. Sepertinya di negara kita yang tercinta ini, orang-orang pengecut semakin merajarela, tidak berani lagi melawan atas nama pribadi, tapi harus menggalang massa untuk menyatakan perbedaan pendapatnya. Kalau begitu, di mana letak manner orang-orang yang suka mengajak demo dan boikot tersebut?

Alvin dan teman-teman dalam acara reuni.

No comments:

Post a Comment