Total Pageviews

Translate

Wednesday, February 26, 2020

Who You Are

Prolog

Pagi ini, setelah melihat kabar suami BCL meninggal, saya terpicu untuk mulai menulis. Seperti yang pernah disampaikan Anthony aka Living in Music, tulisan adalah peninggalan kita dan orang akan memahami kita dari tulisan kita. 

Saya setuju dengan hal ini, tetapi daripada orang mengenal saya dari tulisan, lebih baik saya yang mencoba membuat tulisan agar bisa menjadi satu pandangan yang memicu orang lain berpikir, sehingga bisa muncul hasil pemikiran yang berguna untuk orang lain dan juga menjadi titik refleksi pemikiran saya di masa depan.

Alam

Apa yg terbesar di dunia? Alam semesta? Jawaban yang pasti adalah alam itu sendiri. Kita tinggal di alam, hanya bisa mengikuti perubahan alam dan tidak bisa berbuat banyak untuk mengubah kejadian atau peristiwa alam yang besar. Seringkali kita hanya bisa memanfaatkan alam untuk kepentingan kita.

Everyone Has A Problem

Apa kalian pernah merasa bahwa dunia sedang menghukum kalian, tidak ada yang mendukung kalian atau merasa kalian adalah orang yg kesepian padahal hidup di keramaian kota? Tidak jarang kita menjumpai hal ini, bahkan sampai muncul peristiwa tragis seperti anak yang bunuh diri dan meninggalkan surat kepada orang tua untuk menjelaskan kenapa dia membenci orang tuanya.

Saya rasa semua orang yang mendengar cerita ini pastilah mempunyai kesedihan, bahkan turut menyesal sedalam-dalamnya bagi mereka yang mengalami. Hal seperti ini sangat sering terjadi di kehidupan sekarang, kadang sama polanya namun berbeda dosisnya. Jika kita tanyakan ke korban, mereka akan merasa diperlakukan tidak adil. Bila kita tanya ke pelaku, maka mereka akan bilang bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik dan tidak tahu apa yang salah.

Di sini kita melihat fenomena bahwa manusia selalu merasa benar dan saya menyadari bahwa who you are dan who you think you are berperan sangat besar di dalam hal ini. Mari kita lihat contoh yang sering terjadi dalam parenting. Kita pasti pernah melihat anak yang membangkang orang tua dan respon orang tua yang menghela napas berat seolah-olah mengatakan sudah tidak ada atau habis caranya untuk mendidik anak tersebut. Di pihak lain, sang anak biasanya merasa kenapa orang tuanya tidak adil, tidak mengerti atau tidak sayang dengannya.

Nah, who we are sangat gampang jika dilihat dari perspektif orang lain. Jika orang dekat kita dalam jumlah mayoritas merasa kita malas, maka kita harus mulai introspeksi meskipun kita merasa kita rajin.

Jika anda mulai merasa berat atau tertekan, maka sebaiknya kita mulai menanyakan pertanyaan ini: who am I? Bila jawaban dari dua pertanyaan di atas berbeda jauh dan kian bertambah jauh seiring waktu, maka kekecewaan yang semakin besar akan muncul suatu hari karena akumulasi.

Jadi salah siapakah ini? Apakah kemudian kita mencari pembenaran? Sebagian besar orang cenderung akan mencari jalan keluar, mencari dukungan teman, mencari pembenaran, mencari motivasi, mengambil quote kata-kata mutiara yang membenarkan dirinya. Di sinilah pertanyaan who you think you are akan semakin tebal sehingga menutupi kebenaran.

JADI SALAH SIAPAKAH INI?

Di sini kita harus berhenti sejenak.

Tidak ada yg salah di sini. Di dalam hidup ini kita selalu mencari siapa yang salah, mencari tahu apakah saya benar, atau bahkan merasa kenapa dia benar tapi saya tidak terima?

Akan tetapi coba pikirkan yang berikut ini. Kita tidak pernah berdebat dengan alam dan tidak pernah bisa. Alam tidak pernah fight back secara langsung dan tampaknya hanya menerima, menerima dan menerima.

Duduk Diam

Mari kita duduk diam. Tanggalkan semua topeng dalam hidup bersosialisasi dan mulai mencari ke dalam hati. Semua yang berkecamuk dalam pikiran kita, hendaknya kita lepaskan dahulu. Terima apa yang orang anggap tentang diri kita dan tanyakan ke diri sendiri, apakah ada sedikit kebenaran di dalam pernyataan mereka.

Jika ada, kita tampung dan kita renungkan apakah ini adalah kepribadian yang kita lakoni selama ini. Maafkanlah diri kita dan katakan, “maafkan diri kita yang belum memaafkan.”

Renungkanlah apa tujuan hidup kita. Apa yang paling berarti? Satu hal yang pasti adalah, kehidupan ini merupakan perjalanan menuju kematian. Walau terdengar negatif, tetapi kebenaran ini tidak terbantahkan. Jika kita menentang hal ini, maka kita hanya akan membuat beban baru pada diri kita.

Kalau kita bisa menerima fakta bahwa kita berjalan menuju kematian, lantas apa yang berarti dalam hidup ini? Apa yang kita punya, akan ditinggalkan. Orang yang kita cintai pun akan kita tinggalkan.

Kematian tidak hanya kita borong sendiri. Orang yang kita sayangi, pasangan, orang tua, anak dan bahkan teman pun akan mengalaminya. Sudahkah kita menyiapkan diri untuk menerima ini semua atau kita justru menutup dua belah mata kita? Apakah selama ini kita sudah menebarkan cinta kasih agar hal ini menjadi momen baik yang bisa dikenang?

Sampai saat ini saya pikir secara logika kita bisa menemukan hal yang berarti untuk kita. Langkah berikutnya dan yang paling praktis adalah: KEEP EXPLORING YOUR INNER SELF AND START LIVING IT.

Points To Remember

Hidup ini hendaknya menghargai alam dan sesuai dengan sifat alam.

Semua orang mempunyai masalah dalam hal yang berbeda. Pengertian ini bisa diumpamakan seperti casing yang berbeda tapi sama isinya, yakni ketidakpuasan.

Melihat yang di luar sebaiknya bukan untuk membandingkan, namun untuk refleksi ke dalam dan merubah diri menjadi lebih baik.

Who Am I?

No comments:

Post a Comment