Total Pageviews

Translate

Friday, February 28, 2020

The Mathematicians

As a writer/dreamer, I once said that we dreamed about going to the moon long before the scientists could make it happen. I was always proud of fact that we were steps ahead of the science people. We had the privilege of dreaming about stuff and they'd be playing catch up to fulfill the dreams.

Then came one day when I watched a movie called the Theory of Everything. When I saw Stephen Hawking (portrayed by Eddie Redmayne) writing formulas like ABC and how he easily filled up two blackboards with his calculation, I was blown away. A genius person must be insanely smart! I had nothing but my utmost respect for this type of people.

Little did I know that I'd actually see this in real life. Recently I had a problem in figuring out the formula of EOD rates. My friend Keenan had this idea he called backwards calculation and it was all fine when we presented that, until I realised I actually didn't know how it worked mathematically. I was so curious that I spent some time in the night staring at the numbers, but I just couldn't get it right. 

Came the next morning, I brought this up to Franky during breakfast. Upon hearing the problem I faced, his eyes grew bigger in excitement, his usual expression when he's in it's-time-to-convince-you mode. He told me to see him at his office after breakfast, so that's what I did. I gave him all the numbers I had: the quantity, the traded price and the unrealized PNL. I wanted to know the EOD rate used in calculating the unrealized PNL. As this trade was a currency pair, the conversion rate became the unnecessary confusion on top of what I already couldn't solve.

Franky wrote the details on his notebook while explaining to me the calculation he was now doing. When Keenan stepped in, that's when the real show began. They shifted to the window-cum-glass writing board. Each of them was holding an erasable marker, then they got busy scribbling and striking off each other's formula as they discussed. It was like watching the scene from the Theory of Everything replayed live in front of me! If I wasn't entirely sure what Franky was babbling about earlier before Keenan joined in, I was pretty sure now that both of them were talking some alien language! They were so fast that I simply failed to comprehend. 

When Franky produced the final result, his number matched the EOD rate shown on my paper. Then he started speaking proper English and explained to me in a much slower pace. What impressed me the most was how he actually overcame the conversion rate issue by using variables and had them struck off as the calculation progressed. That was wild!

The whole experience of watching them working on the equation was unbelievably surreal. I mean, I'd known them for so long and throughout the past 12 years, we had worked together, gone to places and had our fair share of meals and drinks. Just when I thought I had known them well, then came the first time I ever saw them doing something different, so unusual that it was almost magical!

I might have never revealed this before, but I always respected those who could crunch the numbers. I often joked that being a divorce lawyer seemed to be a lucrative job to make a living, but after what I saw that day, I was convinced that those who could get their numbers right were likely to make more money than a mere writer/dreamer...

From left: Franky, Bernard, Keenan and I.



Pakar Matematika

Sebagai seorang penulis sekaligus orang yang bermimpi dan mengejar impian, saya pernah berkata bahwa kita sudah berangan-angan tentang pergi ke bulan jauh sebelum para ilmuwan bisa mewujudkannya. Saya bangga dengan kenyataan bahwa seniman senantiasa beberapa langkah lebih maju dari ilmuwan. Kita mempunyai hak dan kebebasan untuk bermimpi sementara mereka pontang-panting untuk membuat impian itu menjadi realita. 

Kemudian tiba hari dimana saya menonton film berjudul the Theory of Everything. Sewaktu saya melihat Stephen Hawking (diperankan oleh Eddie Redmayne) menulis formula matematika segampang menulis ABC dan bagaimana dia terus menulis hingga perhitungannya memenuhi dua papan tulis, saya merasa takjub dan sungguh terkesima. Yang namanya orang jenius itu bukan main kepintarannya! Saya salut sama orang-orang seperti ini. 

Kendati begitu, saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan melihat adegan ini dalam kehidupan nyata. Baru-baru ini saya gagal paham, bagaimana caranya menghitung kurs EOD (End of Day alias kurs saat pasar uang tutup). Di hari sebelumnya, teman saya Keenan memiliki ide cemerlang untuk menghitung mundur berdasarkan transaksi yang ada dan gagasannya diterima saat kita melakukan presentasi di depan para pemimpin departemen di kantor. Semuanya kelihatan baik-baik saja, sampai saya menyadari bahwa apa yang kita bicarakan itu belum terbukti caranya. Dengan kata lain, saya tidak tahu seperti apa cara menghitungnya. Karena penasaran, di malam itu saya coba menganalisa angka-angka transaksi yang ada, tapi saya tidak bisa memecahkan persoalan tersebut. 

Keesokan paginya, saya berbincang dengan Franky saat sarapan pagi dan mengungkit hal ini. Sesudah mendengar masalah yang saya hadapi, mata Franky membesar terbawa rasa antusias, ekspresi khasnya saat dia mulai masuk dalam mode waktunya-saya-meyakinkan-anda. Dia lantas meminta saya menjumpainya di kantor untuk berdiskusi lebih lanjut. Di kantornya, saya kemudian memberikan semua angka yang saya miliki, mulai dari kuantitas, harga transaksi sampai keuntungan yang belum direalisasi. Saya katakan bahwa saya ingin tahu kurs yang dipakai untuk menghitung keuntungan yang belum direalisasikan ini. Karena ini adalah transaksi valuta asing USD/JPY, maka ada lagi kurs konversi yang membuat saya kian kebingungan. 

Franky mencatat angka-angka tersebut di buku dan mulai berhitung sambil menjelaskan apa yang sedang ia lakukan. Tatkala Keenan datang, pertunjukan pun dimulai. Kalkulasi di buku dipindahkan ke jendela kaca yang juga berfungsi sebagai papan tulis. Masing-masing berdiri di satu pojok sambil memegang spidol, lalu mereka mulai sibuk menulis dan mencoret formula sambil saling memberikan masukan. Rasanya seperti sedang menonton secara langsung adegan dari the Theory of Everything! Jika tadinya saya tidak begitu yakin dengan apa yang Franky jelaskan pada saya, sekarang saya sungguh yakin kalau kedua orang ini sedang berbicara bahasa planet! Begitu cepatnya mereka berdiskusi tentang angka-angka sehingga saya tidak mengerti sama sekali!

Sewaktu Franky menyelesaikan perhitungannya, angkanya persis sama dengan kurs EOD yang ada di kertas yang saya cetak dari sistem FX. Kemudian dia berbicara dalam bahasa Inggris awam yang bisa saya pahami (bukan ini dikalikan itu trus dibagi ini sama dengan blablabla) dan menjelaskan secara pelan. Yang paling mengesankan adalah bagaimana dia bisa mengganti kurs konversi dengan variabel dan kemudian mencoretnya seiring dengan berjalannya kalkulasi. Persis seperti pelajaran matematika di sekolah! 

Pengalaman menyaksikan mereka mengerjakan persamaan matematika ini sungguh unik. Saya telah lama mengenal mereka dan dalam 12 tahun terakhir ini, kita adalah rekan kerja sekaligus teman yang berlibur, makan dan minum bersama. Saya kira saya telah mengenal mereka dengan baik, namun pengalaman ini adalah pertama kalinya saya melihat sisi lain dari mereka yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya! 

Saya mungkin tidak pernah mengatakan hal ini sebelumnya, tapi saya selalu menghormati mereka yang jago berhitung. Seringkali saya bercanda bahwa menjadi pengacara yang mengurus perceraian adalah pekerjaan yang sungguh menghasilkan banyak uang, tapi setelah apa yang saya lihat ini, saya percaya bahwa mereka yang bisa mendapatkan angka yang benar dalam berhitung tentunya akan lebih sukses secara finansial daripada seorang penulis yang menghabiskan waktunya untuk bermimpi... 

No comments:

Post a Comment