Total Pageviews

Translate

Saturday, February 13, 2021

Book Review: A Long Way Home

I once said that India is probably the most fascinating country that I never visited thus far. The movies I saw and the books I read told me about the exotic cultures and great food that are equalled only by the harsh living conditions and poverty. They just don't add up and I can't help feeling that India is a place where one will need to be there in order to experience it properly. This is why I want to visit the country one day.

But despite the hardship, the story of India is also often a story of hope. A year ago, I read about a man who cycled from to Europe for love. This year, I had a chance to read this one. It started with a friend of mine telling me about a movie called Lion starring Dev Patel. The story was somewhat familiar, I think it was on the news years ago. I gave it a try and was blown away by it. The film was beautiful and it left me wanting more. That's when I browsed the library collection and found the book.

In essence, the book was divided into three parts. The first section was about Saroo's childhood in India. He was a poor boy from Ganesh Talai, an impoverished village in Madhya Pradesh. When he was five, he went to Burhanpur with his brother Guddu and he accidentally boarded a train that traveled to Kolkata. 

That was like more than one thousand kilometers away from his house and in India, it meant he ended up in a foreign land where people spoke a different language and nobody there had heard of Ginestlay. Needless to say, he became a homeless kid roaming the streets, eating whatever he could find and encountering near-death experiences. Lucky for him, he was eventually picked up by an adoption agency. 

Thus began the second chapter of his life. Saroo was adopted by the Brierleys and he moved to Hobart, Tasmania. His adoptive mother, played by Nicole Kidman in the movie, was an amazing person who chose to adopt less fortunate children when she could actually have her own kids. This selfless act saved his life. Saroo then grew up as an Australian, but at the back of his head, he never really forgot his family back in India. 

With the help of Google Earth, he started searching for his village. It was a gargantuan task. His vague childhood memories clearly didn't help as it never occurred to him that his hometown was very far from Kolkata. In fact, because he was illiterate, he got many names wrong, including his own. What he pronounced as Ginestlay and Berampur, were actually Ganesh Talai and Burhanpur. No wonder he never found them!

It took him three years and close to 10,000 hours to be on the right track. And even when he finally made it, 25 years had passed and he couldn't be sure that his mother was still there. But that's the thing with India. When all hope seemed lost, miracle happened and story ended with the closure Saroo was looking for. It was as happy as it could be, but not without a tragedy. 

The movie was good and it showed you a glimpse of India, but certain parts of the story were changed and/or omitted. If you'd like to hear from the man himself, pick up this book and read. It is an easy reading and most importantly, it will remind you that kindness and miracle still exist regardless how hard the life is...

The book and the film on Netflix.




Ulasan Buku: Perjalanan Panjang Ke Rumah

Dua tahun lalu saya pernah menulis bahwa India adalah negara paling menarik yang belum pernah saya kunjungi. Film-film yang saya tonton dan buku-buku yang saya baca mengisahkan tentang negeri dengan budaya yang eksotis dan makanan lezat. Negeri yang sama juga terkenal dengan kehidupannya yang keras dan kemiskinannya yang sulit dipercaya. Sungguh fakta yang bertolak belakang! Karena inilah India perlu dikunjungi. Negara ini perlu dialami sendiri dan tidak bisa sekedar diketahui dari film dan buku. 

Meskipun parah kesejahteraannya, India juga merupakan sebuah cerita tentang harapan. Setahun yang lalu, saya membaca tentang kisah seorang pria Indian yang bersepeda ke Eropa demi cinta. Tahun ini saya berkesempatan membaca buku ini. Awalnya ada teman yang bercerita tentang film Lion yang dibintangi oleh Dev Patel. Sepertinya saya pernah baca kisah ini di berita beberapa tahun silam. Saya lantas mencoba filmnya dan saya sungguh terkesan, sehingga saya pun mencari tahu lebih lanjut. Akhirnya saya temukan bukunya di perpustakaan

Secara singkat, buku ini bisa dikatakan terbagi menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah tentang masa kecil Saroo di India. Dia adalah bocah miskin di Ganesh Talai, sebuah perkampungan kumuh di negara bagian Madhya Pradesh. Sewaktu berumur lima tahun, dia pergi ke Burhanpur bersama abangnya Guddu. Di sana ia secara tidak sengaja menaiki kereta ke Kolkata. 

Kolkata itu kira-kira 1.500 kilometer jauhnya dari Ganesh Talai. Ketika ia turun dari kereta, dia tiba di negeri asing dimana orang-orangnya tidak lagi berbahasa Hindi. Tidak seorang pun yang tahu di mana sebenarnya Ginestlay. Alhasil, bocah miskin ini pun menjadi anak jalanan yang mengorek sampah untuk makan dan berkali-kali hampir mati karena berbagai kemalangan yang menimpanya. Nasib baik akhirnya membawa Saroo ke panti anak-anak yatim piatu. 

Dari sinilah babak kedua hidupnya bermula. Dia diadopsi oleh keluarga Brierley dan pindah ke Hobart, Tasmania. Ibu angkatnya yang diperankan oleh Nicole Kidman di film adalah seorang wanita luar biasa yang memilih untuk mengadopsi anak-anak yang malang nasibnya, padahal dia sebenarnya bisa saja melahirkan anak sendiri. Perbuatan baik ini akhirnya mengubah nasib sang bocah. Saroo tumbuh dewasa menjadi warga Australia, tapi di benaknya senantiasa terlintas kenangan tentang keluarganya di India. 

Dengan menggunakan Google Earth, Saroo mulai mencari kampungnya. Ini adalah sebuah misi yang boleh dikatakan mustahil, sebab India memiliki banyak kota yang hampir sama namanya. Ingatan masa kecilnya tidak banyak membantu dan malah menyesatkan, sebab tidak terpikir olehnya bahwa rumahnya sangat jauh dari Kolkata. Karena dia tidak sekolah di masa kanak-kanaknya di India, banyak nama yang dia salah sebut. Bahkan namanya sendiri pun keliru. Apa yang dia ucapkan sebagai Ginestlay dan Berampur sebenarnya Ganesh Talai dan Burhanpur. Pantas saja dia tidak pernah menemukan tempat asalnya.

Butuh tiga tahun dan hampir 10.000 jam lamanya bagi Saroo untuk menemukan jalan pulang. Ketika dia akhirnya berhasil, 25 tahun sudah berlalu dan dia tidak tahu pasti apakah ibunya masih tinggal di kampung yang sama. Tapi inilah uniknya India. Ketika harapan hampir pupus, keajaiban terjadi dan cerita ini berakhir nyaris seperti apa yang Saroo dambakan. Ada kegembiraan yang luar biasa, tapi tak luput pula dari tragedi yang tidak terduga. 

Filmnya bagus dan memberikan gambaran seperti apa kehidupan miskin di India, tapi ada pula bagian cerita yang diubah dan juga dihilangkan. Jika anda ingin mendengar cerita seutuhnya dari Saroo, maka buku ini adalah pilihan yang lebih tepat. Gampang dibaca ceritanya, tapi yang lebih penting lagi adalah hikmahnya. Buku ini akan mengingatkan anda kembali bahwa sesulit apa pun hidup ini, masih ada kebaikan dan keajaiban bagi mereka yang membutuhkannya... 

No comments:

Post a Comment