Total Pageviews

Translate

Monday, February 8, 2021

The Colleagues

At which stage do colleagues become friends? In my opinion, it's when you start meeting them outside the office regularly to do something else such as coffee break, lunch or dinner, drinks and even travel together. This happens in life sometimes.

With Phil, Keenan, Franky and Steven.

Now, there's no doubt that I'm very close with my high school friends. But even though I enjoy chatting with them, we don't hang out together everyday. On daily basis, I interact with a few ex-colleagues from Ong instead. 

I came to realize this when I was with these colleagues-cum-friends at The Coffee Bean earlier this year. As we sat down and chuckled while listening to the phrase best digital bank in the world for the fourth time in two hours, it dawned on me that I'd known these guys for more than a decade. We wouldn't stay in contact for so long if we were just colleagues. Only friends do that.

With Franky and Hendra, when we were in Ong.

I remember the time when we actually worked together. I don't think we were that close. I mean, I knew Hendra and Afuk from Jakarta office and of course there was some sense of camaraderie if you were a fellow Indonesian. It was all the more true with Franky, since he was at the same Singapore office. Bernard was my boss, my mentor and, in a country where things were new and foreign to me, he was like an older brother I never had. Isaac was always friendly and he was the first colleague from Ong that I ever travelled with. I didn't really know Keenan then as we seldom crossed path. As for Steven, he was the dealing head of Insti Desk and he didn't smile, so I actually found him scary, haha. Then there was the slow-talking Jerold that joined IT team later on. 

I remember the outings we had back in the days, be it BBQ or even trips to Batam. The events were fun but no, they didn't bring us together. All this happened only after Ong and I think it was the courtesy of Franky. Prior to that, Bernard, Isaac, Jerold and I had this regular meetup dubbed Gratitude. Minus Jerold, we even had a trip to Kuching with Keenan. But it was Franky who brought us together. 

The last Gratitude with Jerold and Isaac. 
Photo by Isaac. 

It all started with that trip to Yogyakarta. It was fun, so fun that the next trip was planned. But the funnier part is, despite the togetherness, all of us actually never hang out together. Whether it was the visit to Jogja, the short getaway to Batam, Hendra's wedding in Bali, the Malang/Bromo trip or the Bon Jovi concert in Jakarta, there was always more than one member missing, haha. In fact, the only time Jerold ever traveled with any of us was, perhaps, that trip to Surabaya and Madura.

From top left, clockwise: With Keenan and Bernard in Kuching. Isaac took the photo.
With Hendra, Keenan, Steven, Franky and Bernard in Yogyakarta.
With Franky, Bernard, Steven and Phil in Batam.
With Jerold in Madura.
Attending Bon Jovi concert with Franky, Hendra and Steven.
That trip to Malang and Bromo that I didn't join. Afuk was there, though.


Only God knows why it turned out to be like that. Oh yeah, talk about God, there's this guy named Phil and nicknamed God. He is the only one that was not from Ong. I first knew him in 2011. Originally a friend of Bernard, he's the one that popularized the word envy in a funny way.  He fitted in right away. With him around, we get to use phrases like God is down there, God's blessing or God is omnipresent, haha.

The first envy comment. The year was 2012.

Looking back, the last 10 years had been great. I wasn't born here in Singapore, but I am lucky to have these people I can call friends. We can talk about life and about work. We can also have some fun eating, drinking and travelling together. That is, indeed, a God's blessing. No pun intended...

With Isaac, Phil, Bernard and Keenan.
Photo by Isaac.



Kolega Yang Menjadi Teman

Kapan kiranya rekan kerja berubah menjadi teman? Menurut pendapat saya, perubahan ini terjadi ketika anda mulai bertemu dengan mereka di luar kantor secara rutin untuk aktivitas seperti menikmati makan siang dan kopi, makan malam dan minum, serta berlibur bersama. Kebersamaan yang mengubah rekan kerja menjadi teman ini terkadang terjadi di dalam kehidupan.

Bersama Phil, Keenan, Franky dan Steven di Starbucks.

Saya sendiri dikenal dekat dengan teman-teman SMA. Kendati saya senang berbincang dengan mereka lewat grup WhatsApp, kita tidak kumpul setiap hari. Dari Senin sampai Jumat, saya justru lebih sering berinteraksi dengan beberapa mantan rekan kerja dari Ong, tempat saya bekerja dulu.

Saya menyadari kebersamaan ini tatkala saya berada di Coffee Bean di awal tahun ini. Selagi kita duduk dan mendengarkan kalimat bank digital terbaik di dunia untuk keempat kalinya dalam dua jam terakhir, saya lantas teringat bahwa saya sudah mengenal orang-orang di sekitar saya ini lebih dari 10 tahun lamanya. Kita tidak akan rutin bertemu kalau hanya sekedar kolega. Hanya teman yang melakukan hal seperti ini. 

Bersama Franky dan Hendra, sewaktu kita bekerja di Ong.

Saya terkenang dengan saat kita bekerja di kantor yang sama. Sejauh saya bisa mengingat, kita tidak seakrab ini. Saya kenal Hendra dan Afuk dari kantor Jakarta, dan sebagai sesama orang Indonesia, tentunya ada rasa solidaritas tersendiri. Hal serupa terasa lebih nyata lagi dengan Franky yang juga bekerja di kantor pusat di Singapura. Bernard adalah bos sekaligus mentor bagi saya yang saat itu baru setahun di Singapura. Isaac adalah seorang yang ramah dan juga orang pertama dari Ong yang berlibur bersama saya. Saat di Ong, saya hanya sekedar kenal dengan Keenan. Akan halnya Steven, dia adalah pimpinan dealer bagian Institusi yang jarang tersenyum, jadi terlihat agak menakutkan, haha. Kemudian Jerold pun bergabung menjadi rekan satu tim saya di IT. 

Saya ingat beberapa acara sewaktu bekerja di Ong, mulai dari BBQ sampai liburan ke Batam. Ya, acaranya memang seru, tapi kita tidak dekat saat itu. Setelah Ong, barulah keakraban ini terjalin dan semua ini adalah berkat Franky. Sebelumnya, Bernard, Isaac, Jerold dan saya seringkali menyelenggarakan acara makan malam bersama yang kita namakan Gratitude. Selain itu, kita bertiga (tanpa Jerold) pun berlibur ke Kuching bersama Keenan. Adalah Franky yang membuat kita berbaur menjadi satu grup yang lebih besar. 

Gratitude terakhir bersama Jerold dan Isaac. 
Foto oleh Isaac. 

Semuanya dimulai dari liburan ke Yogyakarta. Liburan itu menyenangkan, begitu serunya sampai kita pun merencanakan liburan berikutnya. Namun yang lebih lucu sebenarnya adalah, meski kita tergabung dalam satu grup, tidak pernah sekali pun semua anggotanya berkumpul bersama. Baik wisata ke Jogja, akhir pekan di Batam, pernikahan Hendra di Bali, liburan ke Malang dan Bromo, maupun konser Bon Jovi di Jakarta, selalu saja adalah dua atau tiga orang yang tidak ikut, haha. Sesekalinya Jerold pernah berlibur bersama kita adalah sewaktu saya dan dia ke Surabaya dan Madura

Dari atas kiri, searah jarum jam: Bersama Keenan dan Bernard di Kuching. Isaac yang memotret.
Bersama Hendra, Keenan, Steven, Franky dan Bernard di Yogyakarta.
Bersama Franky, Bernard, Steven and Phil di Batam.
Bersama Jerold di Madura.
Menonton konser Bon Jovi bersama Franky, Hendra dan Steven.
Liburan ke Malang dan Bromo yang tidak saya ikuti. Afuk ada di foto.

Hanya Tuhan yang tahu kenapa seperti itu. Oh ya, bicara tentang Tuhan, ada satu dari kita yang bernama Phil dan dijuluki God. Dia adalah satu-satunya yang tidak berasal dari Ong. Awalnya dia adalah teman Bernard. Saya pertama kali bertemu dengannya di tahun 2011. Dialah yang mempopulerkan kata envy dengan nuansa komedi sehingga tidak terkesan negatif. Karena kehadirannya, kita jadi bisa menggunakan kalimat bercabang yang konyol seperti God is down thereGod's blessing atau God is omnipresent, haha.

Komentar envy pertama di tahun 2012.

Kalau saya lihat kembali, 10 tahun terakhir sangatlah menyenangkan berkat kehadiran mereka. Saya tidak lahir di Singapura, tapi saya beruntung memiliki orang-orang yang bisa saya panggil dengan sebutan teman ini. Kita bisa berbicara tentang hidup dan pekerjaan. Kita bisa pula makan, minum dan jalan-jalan bersama. Jujur saya katakan tanpa maksud iseng, sungguh ini adalah God's blessing...

Bersama Isaac, Phil, Bernard dan Keenan.
Foto oleh Isaac.

No comments:

Post a Comment