Total Pageviews

Translate

Sunday, July 25, 2021

The Fusion

We had been living in a strange time. It was very fragile and uncertain. After a month of lockdown, we finally had a dine-in option again. But little did we know it'd only last for few days. Just when we thought the situation had gotten better, we went straight back to take-out again. 

Dinner time!

The last day before that happened, my wife asked me out for dinner, just the two of us. I thought it was a date night, but she quickly briefed me that it was an undercover mission for her online school project, haha. She said we were going to an Italian, Japanese meat-free fusion restaurant called Sufood. Bizarre, eh? But I reckon a restaurant related to Putien should have some standard, so I was game. 

So off we went. The restaurant was at Raffles City Mall. The ambience was alright and, at about SGD 30, the price was reasonable for a six-course meal. I think it was counted as six because of the inclusion of handmade rosemary breadsticks, but the first one on the platter was the Wholesome Trio. The appetizer consisted of matcha soba, plum tomato and sesame tofu. Nice presentation, but rather forgettable. 

The appetizers.

Next one was a big bowl of Caesar Salad. This was quite common and could be found elsewhere as well, but it was good and I kind of liked it. Same couldn't be said for the Cream of Pumpkin Soup, though. There was a bitter aftertaste for each spoonful that I gulped down, so after few tries, I simply put it aside.

The main course was Pan-Fried Tofu with Toona Rice. The name somehow reminded me of tuna fish, but it was vegetarian! After googling it, apparently toona was some leaves used for cooking, hehe. This was nice, but the portion was suitable only as part of six-course meal. Otherwise it's be too small. 

Main course.

The dinner was eventually concluded with Snow "Bird Nest" (Xue Yan) Beancurd. The sweetener, probably made of palm sugar, was not enough and I ended up eating a rather bland dessert. Needless to say, it didn't end on a high note! Still it was quite an experience. I mean, Japanese Italian vegetarian! That's a lot to be fused! But seriously, between Putien and this, I reckon the former is a better choice.

The dessert.


Restoran Fusion

Sekarang ini kita hidup di masa yang aneh. Rasanya begitu rentan dan penuh ketidakpastian. Setelah lockdown kurang-lebih sebulan lamanya, akhirnya kita memiliki kesempatan untuk makan di luar lagi. Tapi siapa sangka kebebasan ini hanya bertahan beberapa hari? Ketika kita berpikir bahwa situasi telah membaik, tiba-tiba kasus COVID-19 melonjak naik dan tempat-tempat makan pun dilarang menerima tamu lagi.

Di hari terakhir sebelum peraturan ini berlaku, istri saya mengajak saya makan malam berdua. Saya pikir boleh juga idenya, tapi kemudian dijelaskan oleh istri saya bahwa ini adalah dalam rangka tugas sekolah, haha. Dia berkata bahwa kita akan mencicipi menu fusion Itali-Jepang-vegetarian di restoran bernama Sufood. Kombinasi yang mencengangkan, bukan? Namun saya lantas berpikir bahwa restoran yang sama bosnya dengan Putien pastilah memiliki standar. 

Dinner time!

Jadi kita pun bertemu di Raffles City Mall dan pergi bersama. Suasana restorannya cukup enak dan harga SGD 30an untuk satu set dengan enam macam menu cukup rasional. Yang pertama dihidangkan adalah roti panjang tipis yang disebut handmade rosemary breadsticks dalam Bahasa Inggris, lalu disusul dengan hidangan pembuka bernama Wholesome Trio yang terdiri dari mie soba teh hijau, tomat mungil dan tahu wijen. Menarik penyajiannya, tapi biasa rasanya. 

Yang datang berikutnya adalah Caesar Salad. Menu ini sebenarnya biasa dan bisa ditemukan di tempat lain juga, tapi rasanya sedap dan saya suka. Beda ceritanya dengan Cream of Pumpkin Soup. Ada rasa pahit setelah sup ditelan, jadi setelah beberapa sendok, saya pun pinggirkan sup labu ini.

The appetizers.

Menu utamanya adalah Pan-Fried Tofu with Toona Rice. Namanya terdengar seperti ikan tuna, tapi harusnya ini menu vegetarian. Saya lantas cari di Google. Ternyata toona itu nama daun yang digunakan untuk masakan, hehe. Saya cukup menikmatinya, tapi porsinya hanya cocok sebagai bagian dari set dengan enam macam menu. Kalau hanya dipesan terpisah, kekecilan porsinya. 

Main course.

Santap malam pun berakhir dengan disajikannya Snow "Bird Nest" (Xue Yan) Beancurd. Pemanisnya yang mungkin terbuat dari gula kelapa tidaklah cukup sehingga hidangan pencuci mulut ini terasa tawar. Secara keseluruhan, rasanya tidak terlalu memuaskan. Akan tetapi ini tetap merupakan satu pengalaman unik. Maksud saya, tidak setiap hari kita bisa mencoba masakan Itali-Jepang-vegetarian. Namun kalau harus memilih antara Putien dan Sufood, saya rasa Putien adalah pilihan yang lebih logis.

The dessert.

No comments:

Post a Comment