Total Pageviews

Translate

Tuesday, July 24, 2018

Pemimpin Jaman NO

Kotaku sayang,
Dibangun dengan susah-payah,
Dirusak dengan segala upaya.
Kotaku sayang,
Dapat pemimpin pandai menata kata,
Tapi sayang tidak pandai menata kota.

Bambu terbelah untuk mengikat bendera,
Menata kata bahwa bambu adalah sejarah.
Pemimpin 58% memang luar biasa.

Pesta Asian Games di sambut bau kali.
Ide jenius mengakali.
Jaring menjadi solusi.
Ini sungguh memberi inspirasi.
Closet WC dijaring besi,
Maka hemat air untuk menyirami.

Saat membaca berita,
Tentang Kalijodo nan indah,
Komentar pemimpin membuat merana.
Pemimpin berkata, "kita pandai membangun tapi tak pandai menjaga."
Hati ingin bertanya mana bangunan yang dibangun nyata.
Bangunan dahulu kala bahkan tak dijaga.

Berbicara tiada tanding tiada banding.
Kata demi kata indah mempesona.
Sekali mulut keluar kata-kata,
Setumpuk tahi dan sampah,
Akan dikemas menjadi tumpukan berlian nan indah.

Prinsip menata kata-kata,
Menjadi jualan di Pilkada.
Yang penting kata-kata ditata.
Perbuatan tidak perlu sesuai etika.

Janji dalam Pilkada,
Tidak perlu di wujud nyata.
Yang penting satu agama,
Sudah pasti akan mempesona.

Pemimpin menata kata,
Memberi inspirasi juga ternyata.
Penulis yang susah menata kata,
Sekarang bisa buat puisi tentang kota.

Biar pun ini puisi mengritik tata kota,
Maksud penulis agar pemimpin tidak hanya pandai berkata-kata,
Tapi juga pandai menata kota,
Sehingga memberi inspirasi yang lebih nyata.


Inilah pemimpin jaman No No No...


No comments:

Post a Comment