Total Pageviews

Translate

Thursday, June 10, 2021

Crypto: Sebuah Konspirasi?

Well, sebelum masuk ke pembahasan crypto, mari kita mundur dulu ke tahun 1999.

Tahun 1999 adalah tahun penjualan perangkat IT terbesar sepanjang sejarah. Barang-barang IT ini bisa laku karena di tahun 1999, Bill Clinton tiba-tiba minta agar pemerintah Amerika mempersiapkan diri menghadapi Millenium Bug. Lantas dunia pun heboh dan mengira akan terjadi kiamat digital. Semua berbondong-bondong menganti komputer. 

 Nah, ujung-ujungnya, yang untung siapa? Tentunya Amerika yang mendominasi teknologi IT pada saat itu (dan bahkan sampai sekarang). Sampai-sampai ada yang produksi Y2K card sebagai solusi hemat mengatasi Millenium Bug

Setelah kita lalui, ternyata kekhawatiran tentang kiamat digital tidak terjadi. Bisnis IT terutama komputer dan komponen perlahan menjadi lesu, tersaingi dengan hadirnya smartphone dan lain-lain.

Lalu tiba-tiba di tahun 2009 ada sosok misterius yang menciptakan mata uang digital dengan segala keunggulan yang diproyeksikan menjadi mata uang dunia. Wow, menarik juga konsepnya!

Seiring dengan berjalannya waktu, muncul pula koin-koin baru yang dengan gampangnya diciptakan beberapa orang berbeda. Bahkan sampai ikon anjing dijadikan logo koin. Jadi koin mana yang nantinya menjadi koin yang dipakai dunia secara luas? Sampai di sini sudah merasa, dong, kok siapa pun dan kapan pun bisa ciptakan koin digital ini?

Ok, kembali ke konspirasi. Di tahun 2016, bisnis IT khususnya komputer mulai mencapai titik jenuh dan diramalkan akan kiamat karena smartphone. Mendadak di awal 2017, sekeping bitcoin dihargai sampai USD 20.000. Di tahun yang sama, miners alias para penambang digital mulai borong vga card dan seketika itu juga harganya melonjak dan industri komputer pun bangkit lagi. Lagi lagi siapa yang untung? Ya Amerika lagi karena Nvidia asalnya dari Amerika.

Karena bitcoin tidak memiliki aset yang terjamin, harganya pun turun sampai USD 4.000. Bisnis IT/komputer serta-merta turun juga.

Kemudian awal 2020 dihebohkan dengan pandemik COVID-19. Orang-orang tidak ke mana-mana untuk menghabiskan duit, jadinya mulai melirik saham. Tiba-tiba investor ritel naik signifikan.

Momen inilah yang dimanfaatkan "mafia" untuk mendongkrak koin digital ini. Di tahun 1999, Bill Gates adalah biangnya. Kini, di tahun 2020, Elon Musk menjadi biangnya. Bitcoin pun mencapai harga USD 50.000.

Karena harga koin digital yang tinggi, para penambang digital pun kembali memborong vga card sehingga harganya sampai naik dua tiga kali lipat. Lebih dashyat lagi dari tahun 2017, bertepatan pula dengan industri mobil pintar yang membutuhkan chip dalam jumlah besar sehingga chip dunia terbatas kuantitasnya. 

Setelah momen vga card yang diborong dan naik sampai tiga kali lipat, Bram Cohen dari BitTorrent pun meciptakan koin baru bernama Chia yang mining-nya memakai cara baru, yaitu pakai hard disk storage space. Sekarang gantian harga-harga hard disk kapasitas besar yang melambung.

Nah, dilihat dari opini saya di atas, apakah ini bisa disebut konspirasi dari produsen hardware?





No comments:

Post a Comment