Total Pageviews

Translate

Wednesday, June 30, 2021

Book Review: The Reason I Jump

Autism is often a thing you have heard before, but never really care about until you encounter it in the form of someone you love dearly. Autistic people are neither stupid nor deranged, but they view the world and react so differently that they are typically misunderstood. When they did things that didn't seem to make any sense, the general response would be, "what are they thinking?"

It's a question not many can answer, so when a movie called The Reason I Jump was in cinema, my wife and I went to watch. The film began with a rather strange narration, then split into a few sections showing the lives of five individuals who lived with autism spectrum disorder. 

The movie was unusual, probably not recommended for the uninitiated as it could be quite depressing. But it also offered an explanation of... literally the reason they jumped. The key here was Naoki Higashida. At age 13, he managed to write a book about what he thought and felt as an autistic kid. The movie was sort of adapted from his book.

After watching the show, I was so curious that I immediately checked the library collection and reserved the book. And what an intriguing book it was! Most of the pages were in Q&A format. They were questions commonly asked by normal people and, through his answers, Naoki gave the readers a glimpse of how his brain and body worked.

It was interesting to see how he actually processed an image, for example a rainy day. It was quite touching to learn that inside his heart, he could be emotional just like any of us. It was painful to read that he couldn't help it when his body behaved differently, so much different than what he had in mind. It wasn't an easy reading, but coming from an autistic kid, it was an eye-opener. More than that, it showed that beyond the odd behaviours, there was a soul longing to be accepted and loved. 

And the fact that he could write all this and some short stories, especially the last one, was a proof that there was a beautiful mind trapped inside the body. It could be a bumpy and challenging journey to meet the real person beneath this autistic demeanour. This book was a great reminder for the readers not to give up and lose hope. 

The book and the movie poster.



Ulasan Buku: Alasan Saya Melompat

Autisme adalah sesuatu yang mungkin sering anda dengar, tapi tak pernah dimengerti sampai anda menemukannya sendiri dalam bentuk orang yang anda sayangi. Orang-orang autis tidaklah bodoh atau tidak waras, tapi cara mereka memandang dunia dan tingkah mereka begitu berbeda sehingga seringkali disalahpahami. Ketika mereka melakukan hal-hal yang tidak jelas artinya, tak jarang kita berpikir, "apa sebenarnya yang mereka pikirkan?" 

Ini adalah satu pertanyaan sulit yang hanya bisa dijawab oleh orang autis, jadi ketika film berjudul The Reason I Jump ditayangkan di bioskop, saya dan istri pun pergi menonton. Film ini dimulai dengan narasi yang terdengar aneh, lalu menampilkan kisah lima muda-mudi yang autis. 

Film ini tidak lazim dan barangkali tidak disarankan bagi orang awam karena berat materinya dan menyedihkan pula. Akan tetapi film ini juga menawarkan sebuah penjelasan tentang... kenapa mereka melompat. Kuncinya di sini adalah Naoki Higashida. Di usia 13 tahun, dia menulis buku tentang apa yang dia pikirkan dan rasakan sebagai bocah yang autis. Film ini merupakan adaptasi dari bukunya. 

Seusai menonton, saya menjadi sangat ingin tahu sehingga saya segera mengecek koleksi perpustakaan dan memesan buku tersebut. Saat saya dapatkan dan baca, ternyata unik bukunya. Sebagian besar isinya ditulis dalam format Q&A. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah apa yang biasa muncul di benak orang normal dan lewat jawabannya, Naoki menjelaskan cara kerja pikiran dan tubuhnya sebagai orang autis.

Menarik rasanya saat mengetahui bagaimana Naoki memahami apa yang sedang dilihatnya, misalnya saat hujan. Saya jadi terenyuh sewaktu membaca tentang apa yang dirasakannya, sebab dia pun ternyata memiliki perasaan. Ada rasa sedih pula saat Naoki bercerita tentang perbuatan dan prilaku yang luar kendalinya. Baginya, semua itu terjadi begitu saja dan dia tidak bisa mencegahnya. Ini bukan buku yang gampang dibaca, tapi sangat membuka wawasan. Buku ini juga mengingatkan kembali bahwa di balik semua tingkah laku yang aneh itu, ada seorang bocah yang berharap diterima dan dicintai apa adanya.

Fakta bahwa dia bisa menulis semua ini dan juga beberapa cerpen lainnya, terutama yang terakhir, menunjukkan bahwa ada sebuah kecerdasan yang terkurung dalam tubuh yang autis. Butuh perjuangan untuk bisa bertemu dengan sosok sejati dari pengidap autisme yang sulit dimengerti ini. Bilamana anda merasa lelah, buku ini bisa menguatkan anda kembali supaya tetap tegar dan tidak putus asa.  

No comments:

Post a Comment