Total Pageviews

Translate

Monday, April 8, 2024

Book Review: Around The World In Eighty Days

I have heard of Jules Verne since I was a kid, probably from the Donald Duck comics that I read. Around the World in Eighty Days was not unheard of, too, but I never read it before. I watched the Jackie Chan's version recently and, for some reason, I couldn't get the name Passepartout out of my head, so I borrowed the book from the library

Now, first thing first, it's quite interesting to read a book written a couple of centuries ago. It's like traveling back in time to the world they knew, which could be quite different than ours now. As this is about traveling, some cities are immediately recognized while others, such as hamlet of Kholby, had to be googled. For someone who never travelled the world, Jules Verne's description of the cities was fascinating. I personally like the paragraph describing Singapore in those days. 

Character-wise, you won't find much depth, apart from the fact that Fogg and Passepartout were the typical British and French. But who needs much characterization when the story is about traveling the world? This is where it shines. For a book written in 19th century, it's still pretty much engaging for a modern-day reader. It certainly has nice, unexpected twists and turns. The ending was brilliant as well. 

I can only say that you can't use the whimsical, diluted Jackie Chan's version as a reference for the book. The stories are quite different and the book is much better. Go read Around the World in Eighty Days. It's a classic, but not in a boring way like Marco Polo's the Travels

PS: and it's inspiring, too. I am now toying with the idea of getting Hard Rock Cafe's t-shirts around the world in two weeks! The route is Singapore, Dubai, Tunis, Madrid, Santiago, Panama City, Los Angeles, Sydney, Singapore. It's possible, though crossing all timezones in such a short span may have unforseen repercussions, haha. We shall see!




Keliling Dunia Dalam 80 Hari

Saya sudah mengenal nama Jules Verne dari sejak kanak-kanak, mungkin dari majalah Donal Bebek yang saya baca. Keliling Dunia Dalam 80 Hari pun sering terdengar pula, tapi belum pernah saya baca. Baru-baru ini saya menonton versi Jackie Chan dan semenjak itu nama Passepartout sering terngiang dan saya ucapkan, jadi saya pun pinjam bukunya dari perpustakaan

Hal menarik pertama dari buku yang ditulis beberapa abad silam ini adalah pengalaman menembus waktu ke dunia Jules Verne yang berbeda dengan apa yang kita kenal sekarang. Karena buku ini intinya adalah tentang berkelana, beberapa nama kota masih sama dan yang lain, misalnya dusun Kholby, harus dicari di Google. Untuk orang yang tidak pernah keliling dunia, deskripsi Jules Verne memang mengagumkan. Saya sendiri suka dengan paragraf tentang Singapura di masa lampau. 

Tentang penokohan, Jules Verne tidak mengembangkan karakter tokoh-tokohnya secara mendalam. Kita cuma sebatas tahu bahwa Fogg dan Passepartout adalah tipikal orang Inggris dan Perancis. Namun karena ini adalah buku tentang petualangan, siapa juga yang peduli dengan karakter? Untuk buku yang ditulis di abad 19, ceritanya masih memiliki daya tarik. Alurnya penuh dengan kejutan. Akhir ceritanya pun bagus. 

Saya hanya bisa berkomentar bahwa anda tidak bisa menggunakan versi Jackie Chan yang konyol sebagai referensi. Buku dan film ini berbeda ceritanya dan karangan Jules Verne jelas lebih bagus. Baca saja Keliling Dunia Dalam 80 Hari. Sungguh sebuah karya klasik, tapi tidak membosankan seperti kisah petualangan Marco Polo

Catatan kaki: dan buku ini juga sangat menginspirasi. Saya jadi bermimpi untuk mengelilingi dunia membeli kaos Hard Rock dalam dua minggu. Rutenya adalah Singapura, Dubai, Tunis, Madrid, Santiago, Panama City, Los Angeles, Sydney, Singapura. Rute ini mungkin untuk ditempuh, tapi melewati semua garis waktu dalam tempo dua minggu mungkin memiliki dampak tak terduga. Kita lihat saja nanti, haha...

No comments:

Post a Comment