Some days began with innocent wishes. About three weeks ago, right before the Seremban trip, it was like, "hmm, I haven't listened to the Mega Man soundtrack for a really, really long while. How about a little bit of it to start the morning?" And it turned out to be a blast from the past. As I walked to the bus stop, images from distant memories appeared in my head.
It was nostalgic. And for a good reason. I was listening to Mega Man 2 OST, the one that really started it all for me: good music, good game play, bigger and better. But in order to understand this, let me bring you back to Pontianak in the late 80s.
We were young then and we were at the dawn of Nintendo Entertainment System. Every now and then, we'd have something new that was game-changing, pun intended. After Super Mario Bros and the Legend of Zelda, came Rockman. Yes, in the pre-internet world, we only knew the Blue Bomber as Rockman. And the first release wasn't exactly great. In hindsight, it was one of the most difficult entry in the original series!
It was still the first, though. It laid the foundation. It gave us iconic characters such as Cut Man or Guts Man. By the time Capcom came back with Rockman 2, they made it so much better that it became the default version of anything Mega Man to me: more bosses, from 6 to 8; a game long enough that I could call it an adventure; a difficulty level that I could handle; cool weapons that would became the template of subsequent games; and of course the music.
Yes, Mega Man 3 did introduce the sliding ability and Mega Man 4 got me standing in awe at Ligo Mitra, a local supermarket in Pontianak, because of the new ability called Charge Shot (and I bought the cartridge after saving enough money). However, it was Mega Man 2 that made me fall in love.
It was through that game I became a fan, charging forward as Mega Man, combating the likes of Metal Man, Wood Man and more, accompanied by the electrifying music that got me going. The final battle against Dr. Wily was unforgettable. Players could only use Bubble Lead, the lamest but only weapon that worked!
If there were times in your childhood that made you feel like you were a hero fighting the evil force in order to save the world, this was the definitely one of the moments. The soundtrack resonated with this memory, forever securing Mega Man a spot in my life...
![]() |
Mega Man in action! |
Rockman
Terkadang ada hari yang bermula dengan keinginan yang polos. Kira-kira tiga minggu lalu, sebelum liburan ke Seremban, saya tiba-tiba kepikiran, "sudah lama saya tidak mendengar musik Rockman. Bagaimana kalau saya putar sejenak?" Dan dampaknya bagaikan kilasan masa lalu. Sewaktu saya berjalan ke halte bis, aneka kenangan berkelebat di benak saya.
Saya terbuai nostalgia saat mendengarkan musik Rockman 2, game yang memulai segalanya: bagus musiknya, seru pula game-nya. Untuk memahami deskripsi ini, mari saya bawa anda kembali ke Pontianak di akhir tahun 80an.
Generasi saya masih muda pada saat itu dan kita tepat berada di permulaan hebohnya Nintendo. Setiap beberapa bulan, kita akan dengar game yang populer dan terkini. Setelah Super Mario Bros dan the Legend of Zelda, muncullah Rockman. Ya, di dunia sebelum internet, kita cuma mengenalnya sebagai Rockman, bukan Mega Man. Dan episode pertama dari serial Rockman ini terkenal sebagai salah satu yang paling sulit!
Kendati begitu, sebagai game pertama, Rockman 1 menjadi fondasi bagi episode berikutnya. Dari game ini lahir pula karakter-karakter yang populer seperti Cut Man dan Guts Man. Di saat Capcom kembali dengan Rockman 2, hasilnya jauh lebih bagus dan menjadi versi yang paling saya sukai: bosnya bertambah, dari 6 menjadi 8; game-nya cukup panjang untuk sebuah petualangan; tingkat kesulitannya tidak membuat frustrasi; delapan senjata yang diperoleh dari bos pun menjadi standar bagi game berikutnya; dan tentu saja musiknya.
Ya, Rockman 3 memperkenalkan aksi selancar dan Rockman 4 membuat saya terpukau, tanpa sadar berdiri di samping etalase Ligo Mitra, melihat anak pemilik supermarket mengontrol Rockman menghimpun energi sebelum menembakkan Charge Shot (dan saya membeli game tersebut setelah uang tabungan saya cukup). Namun yang membuat saya jatuh cinta tetaplah Rockman 2.
Lewat game ini, saya menjadi penggemar, menerobos marabahaya sebagai Rockman, melawan musuh seperti Metal Man, Wood Man dan lain-lain, diiringi dengan musik yang saya ingat hingga hari ini. Pertarungan terakhir dengan Dr. Wily juga tak terlupakan. Sebagai Rockman, saya yang bisa menggunakan Bubble Lead, senjata gelembung yang lemah tapi satu-satunya yang berfungsi!
Jika ada kenangan masa kecil yang membuat anda merasa seperti pahlawan memberantas kejahatan demi menyelamatkan dunia, ini ada salah satunya! Dan musik yang melantun di telinga saya ini membuat saya teringat lagi dengan kenangan tersebut, selamanya mengabadikan Rockman sebagai bagian dari hidup saya...
No comments:
Post a Comment