Total Pageviews

Translate

Tuesday, March 21, 2017

Hukum Pikiran Positif (Part 1)

Jangan menunggu keadaan baik baru berpikir positif, tetapi dengan berpikir positiflah maka keadaan akan menjadi lebih baik 

Seberapa positifkah anda dalam menghadapi hidup anda, baik terhadap situasi dalam kehidupan sehari-hari, masalah hidup sehari-hari, orang-orang yang ada di sekitar anda maupun orang-orang yang baru anda temui? Bagaimanakah pengaruh dari cara berpikir anda dalam menghadapi hidup anda? Sebelum kita masuk pembahasan kita tentang Hukum Pikiran Positif, mari kita baca cerita di bawah ini. Bayangkan pula seandainya anda turut berada di situasi dalam cerita berikut ini. Sediakan pen atau pensil dan jika anda terinspirasi saat membaca bagian manapun, tulis apa yang anda rasakan atau apa yang mau anda lakukan. Sekali lagi, jangan ragu-ragu untuk menuliskan apa yang anda rasakan:

Cerita 1 : Di sebuah kota kecil ada sepasang muda-mudi yang berpacaran sejak mereka masih SMP. San lelaki mempunyai seekor anjing yang sangat disayangi, baik oleh ya maupun oleh pacarnya. Setiap sore, setelah pulang sekolah, mereka berdua mengajak anjing tersebut jalan-jalan dan kadang-kadang mereka bermain di taman. Mereka memberi makan, memandikan dan merawat anjing tersebut dengan baik sehingga anjing ini menjadi pandai dan setia. 

Setelah selesai kuliah, mereka memutuskan untuk menikah dan membawa serta anjingnya untuk tinggal di sebuah rumah yang sederhana tapi sangat nyaman. Pasangan ini sangat berbahagia dan kebahagiaan mereka bertambah saat mereka dikaruniai seeorang anak bayi. Kendati demikian, kehadiran sang bayi tidak mengurangi sayang mereka terhadap anjing itu. Sama halnya dengan anjing tersebut, ia selalu setia dengan mereka, senantiasa menjaga rumah dan menyambut mereka saat pulang. 

Suatu hari mereka ke kota untuk belanja tanpa membawa bayi mereka. Setelah berbelanja beberapa lama, mereka baru ingat bahwa mereka lupa memberi makan sang anjing. Mereka bergegas pulang dan saat tiba di depan rumah, mereka sangat terkejut karena anjing itu yang selalu menyambut mereka tidak terdengar suaranya. (seandainya anda adalah pasangan muda mudi itu, apa yang terlintas dalam pikiran anda?). Mereka cepat-cepat masuk dan betapa terkejutnya mereka tatkala melihat anjing tersebut berada di depan pintu kamar dengan mulut yang berdarah (nah, ayo apalagi yang ada di pikiran anda?).  Setelah melihat Tuannya pulang, anjing itu berdiri dengan mulut yang masih meneteskan darah segar. Istrinya langsung berteriak histeris dan memarahi anjingnya. Suaminya lantas mengambil sebuah balok dan memukul sambil memaki anjing itu sebagai hewan tidak tahu diuntung (apakah anda akan lakukan hal yang sama?). Anjing itu menggelepar kesakitan, mengaing perlahan, meneteskan air mata dan tidak lama kemudian terdiam selamanya. Pasangan itu masuk ke kamar dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat bayi mereka masih tidur pulas di ranjang sementara di bawahnya ada bangkai seekor ular besar dengan darah berceceran bekas gigitan. Mereka pun segera sadar bahwa darah yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera karena kesalahan fatal yang telah mereka lakukan. Mereka menyesal setelah memukul anjing yang setia itu.


Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah membunuh anjing setia yang mereka sayangi. Penyesalan mereka tentu tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali. Sungguh mengenaskan. Gara-gara pikiran negatif yang menciptakan emosi dan kemarahan yang membabi-buta, seekor anjing setia yang telah membantu dan membela majikannya akhirnya mati secara tragis.

Saya rasa demikian pula yang terjadi dengan kehidupan ini. Begitu banyak permasalahan, pertikaian, perselisihan bahkan peperangan muncul dari pikiran negatif dan emosi yang tidak terkendali. Kita perlu belajar dan melatih diri agar selalu berpikir positif di saat emosi sehingga  kita mampu mengendalikan diri secara sabar dan bijak. Dari cerita ini kita belajar, janganlah berpikiran negatif sehingga menimbulkan kemarahan dalam bertindak karena pikiran negatif akan menghancurkan kita, membuat penyesalan dan sungguh tidak ada gunanya dalam kehidupan kita.

Sekarang kita lanjut ke cerita berikutnya:
Cerita 2 : Ada seorang lelaki yang mempunyai sifat berpikiran positif. Pada suatu hari dia melakukan perjalanan dengan kapal untuk liburan. Di tengah perjalanan, kapal tersebut mengalami bencana, terkena batu karang sehingga karam. Walau terdampar di sebuah pulau kecil yang terpencil, dia bersyukur karena masih selamat. Setiap hari dia menunggu kapal lewat, menanti pertolongan untuk dirinya. 

Selama berminggu-minggu menunggu, tidak ada satu pun kapal yang lewat. Demi bertahan hidup, ia belajar memanfaatkan segala yang ada di pulau itu untuk dimakan. Dalam upayanya untuk melindungi diri, ia bahkan berhasil membangun gubuk untuk berteduh. Selama berbulan-bulan ia bertahan tanpa bantuan siapa pun. 

Suatu hari, dia masuk hutan untuk berburu makanan. Betapa terkejutnya dia ketika kembali dari berburu, ia mendapati gubuknya terbakar (jika anda adalah lelaki itu, apa yang anda rasakan?). Dengan badan lemas, ia duduk mengeluhkan nasibnya. Pikiran positifnya hilang. Dia mulai menyalahkan Tuhan dan menyalahkan nasibnya. Setelah itu dia terlihat pasrah akan nasibnya. Dia sudah tidak ada semangat lagi untuk bertahan hidup. 

Apa yang terjadi kemudian? Keesokan harinya ada kapal yang datang memberikan pertolongan. Setelah naik kapal, dia bertanya dari mana mereka tahu kalau dia ada di pulau ini. Awak kapal pun memberitahukan kalau mereka melihat ada asap sehingga mereka melakukan pencarian ke pulau ini. Ternyata asap dari gubuk terbakar itu memberi tanda bagi kapal penolong.

Dari cerita di atas kita dapat belajar jika kita mempunyai pikiran positif, akan ada kejadian-kejadian yang mencoba menghancurkan pikiran positif kita. Meskipun demikian, yang harus kita ingat adalah, jika kita ingin berpikiran positif, pertahankan itu sampai mati. Yakini semua pikiran positif kita walaupun banyak masalah yang menghadang. Percayalah bahwa setiap persoalan yang kita hadapi pasti mempunyai sisi positifnya bagi kita. Masalah dalam hidup kita akan membuat kita makin kuat, bukannya menghancurkan kita. 

Perlu diingat juga kalau pikiran positif bisa terkikis jika kita tidak tegas terhadap diri kita. Bukan hanya kejadian atau masalah yang bisa mengikis pikiran, tetapi juga orang-orang sekitar kita yang mempunyai pikiran negatif. Mereka akan sangat mempengaruhi kita.

Kalau begitu, apakah kita tidak boleh berteman dengan orang-orang yang berpikiran negatif itu? Jawabannya boleh-boleh saja, namun kadar persahabatannya yang kita batasi. Jika ada orang yang benar-benar memberikan pengaruh ataupun contoh yang buruk bagi kita, jangan ragu-ragu untuk meninggalkan orang tersebut.

Seperti yang dijelaskan dalam buku pertama saya yang berjudul Cara-Cara Mengenal dan Menciptakan Positif Diri, pengaruh orang-orang sekitar kita begitu besar dan bisa merubah diri kita tanpa kita sadari. Apalagi jika orang tersebut berada dalam lingkungan sehari-hari dimana kita banyak berinteraksi dan menghabiskan waktu dengannya. Tidak ada salahnya, malah ini menjadi tugas kita untuk memberikan pengaruh positif kepada orang lain, namun terkadang ada orang yang kepalanya terbuat dari besi, yang tidak ingin berubah sehingga pengaruh negatifnya lebih besar. Ini adalah pilihan dalam arti apakah kita tetap bertahan dengan orang-orang tersebut atau pergi dari mereka. Kita masih tetap berteman, tetapi kurangi waktu bersama mereka. Tegas dan buatlah keputusan yang bijak untuk hidup kita. Hanya doa dan waktu yang bisa kita berikan kepada orang-orang tersebut.
***
Kita akan lihat tipe-tipe manusia dan tipe yang cocok bagi kita untuk menghabiskan waktu bersama. Berikut ini adalah empat tipe manusia, mari kita lihat satu persatu :
1. The man who does not know, and he doesn’t know that he doesn’t know, he is a stupid man. Go away from him. (orang yang tidak tahu dan dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu, dia adalah orang bodoh/sok tahu. Tinggalkan dia).

Di dalam hidup kita, seringkali kita bertemu dengan orang tipe ini, orang yang seakan-akan tahu segalanya. Orang tipe ini ibaratnya Google.com yang bisa memunculkan semua data. Akibatnya, di saat kita berbicara, dia akan merasa serba tahu dan ikut campur walaupun biasanya tidak nyambung. Tipe orang ini tidak suka belajar dan kalaupun kita beri tahu, dia tidak mau terima karena merasa paling hebat. Orang ini suka mempermalukan dirinya sendiri dengan bangga.

Contoh : Saya ada satu teman, sebut saja A, yang merupakan orang tipe ini. Banyak teman yang sudah kesal dengan kelakuannya dan saat dia ada, teman-teman pun pergi satu persatu. Suatu hari kami sedang membahas tugas kelompok yang diberikan oleh dosen kami. Di saat A muncul, satu teman saya yang agak jahil mulai mengerjainya. Temanku ini berkata, "nanti saat dia ke sini, kalian dengarin saja saya ngomong."

Dan benar saja, ketika A datang dan menanyakan kabar, temanku ini langsung menyela, "kemarin aku menonton sebuah film yang sangat keren, kalian harus menontonnya." Seperti biasa, si A muncul kepo-nya dan bertanya, "film apa? Hampir semua film sudah aku tonton." Temanku pun menjawab, "di film itu ada adegan dimana jagoannya bisa menghancurkan beton dengan jarinya." Si A serta-merta menanggapi, "oh, film itu, aku udah tonton juga. Benar, tuh, kalian harus nonton film itu, keren banget." Si Iseng kemudian melanjutkan lagi, "dan dalam film itu juga, jagoannya bisa memunculkan 5 tangan dari tubuhnya." Si A turut menimpali lagi, "iya, keren, tuh. Kalian bayangin, sampai 5 tangan. Sebelum film itu ditayangkan di Indonesia aja aku udah nonton di Singapura."

Temanku akhirnya bertanya, "emang kamu tahu itufilm apa? Coba, judulnya apa?" Lalu A berujar, "wah, aku lupa judulnya. Terlalu banyak film yang sudah aku tonton, sih." Ketika dia bertanya balik tentang judulnya, temanku dengan santai menjawab, "itu film yang baru aku karang saat melihatmu datang ke sini.’ Bukannya merasa malu, A malah berceloteh, "itu juga aku tahu."

Anda bisa bayangkan orang tipe seperti ini? Sangat disarankan agar lebih baik jangan terlalu banyak menghabiskan waktu dengan tipe ini.

2The man who doesn’t know, and he knows that he doesn’t know, he is honest. Teach him. ( orang yang tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, dia orang yang jujur. Ajari dia).

Tipe ini sudah jarang tapi masih ada dalam kehidupan kita, yaitu tipe yang dengan ujur mengaku kalau memang dia belum tahu. Sebagai manusia, sebenarnya sangatlah mustahil untuk mengetahui semua hal, namun jika kita mau jujur dan bertanya saat tidak tahu, masih banyak orang yang mau mengajari kita.
3. The who knows, and he doesn’t know that he knows, he is sleeping. Wake him up. (orang yang tahu tapi dia tidak tahu bahwa dia tahu, dia sedang tertidur. Bangunkan dia).

Nah, tipe ini banyak kita jumpai terutama di kalangan remaja, baik di sekolah atau di tempat kuliah. Banyak sekali siswa-siswi yang ditunjuk untuk melakukan sesuatu, misalnya debat antar sekolah ataupun kegiatan baik lainnya, tapi tidak ada kepercayaan diri. Akibatnya selalu ada kata-kata negatif yang keluar yakni, "jangan saya, saya tidak bisa, yang lain saja."

Ini tidak hanya terjadi pada para remaja, tapi juga semua kalangan umur. Seringkali saat kita ditunjuk untuk melakukan suatu yang baik, kita menolaknya dengan alasan tidak bisa. Ingatlah saat kita ditunjuk, itu artinya orang yakin kita mempunyai kemampuan dan kita tinggal berusaha keluar dari zona nyaman kita untuk melakukannya.

Mendapatkan kepercayaan orang bukanlah hal yang mudah, jadi saat kita diminta untuk melakukan sesuatu yang baik, bayarlah kepercayaan orang tersebut dengan berusaha, bahkan bila perlu dengan bertanya, sehingga kita benar-benar bisa melakukannya. 

4. The man who knows and he knows that he knows, he is a wise man. Follow him. (orang yang tahu dan dia tahu bahwa dia tahu, dia adalah orang yang bijaksana, ikuti dia).

Ini adalah tipe yang paling bagus dan kita harus lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka. Tidak jarang banyak orang yang iri dengan tipe ini sehingga mereka mengatakan tipe ini adalah kategori orang sombong. Kita harus membuat perbedaan antara sombong dan percaya diri. Sombong artinya mengatakan mampu tapi tidak bisa melakukannya, sedangkan percaya diri adalah orang yang jujur mengatakan bisa dan mempunyai kemampuan dan kemauan untuk melakukannya.

Pertanyaan refleksi bagi kita: kenapa penting sekali dalam hidup kita untuk mempunyai pikiran positif?

Berpikir positif tidak hanya terhadap masalah yang kita hadapi tapi juga terhadap orang. Jangan menunggu keadaan baik baru berpikir positif, tapi dengan berpikir positiflah maka keadaan akan menjadi lebih baik. Begitu juga sikap kita terhadap orang lain. Jangan menunggu orang melakukan kebaikan bagi kita, barulah kita berpikir positif terhadap orang tersebut. Justru sebaliknya, dengan berpikir positif terhadap orang lain, maka orang lain pun tergerak untuk berpikir positif dan menginspirasi kita. Jika kita berpikir negatif terhadap orang lain, kita tidak akan pernah belajar apa pun dari orang-orang yang kita kenal. Ketika kita melihat dan berpikir negatif terhadap seseorang, pertanyaannya adalah apakah mungkin kita mau belajar dari orang yang kita pandang negatif? Lantas, ketika kita tidak pernah belajar apa pun dari orang lain dalam hidup kita, apa yang bisa kita kembangkan dalam diri kita? Kita akan seperti hidup di hutan dan tentu kita akan ketinggalan karena apa yang kita tahu hanya itu-itu aja.
***
Hukum Berpikir Positif
Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik. Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Akan tetapi Pygmalion berkata, "untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini." Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "kikir betul orang itu." Namun Pygmalion berkata, "mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu." Ketika anak-anak mencuri apel di kebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya." Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain. Sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik di balik perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu betul-betul tampak seperti manusia. Wajah patung itu tersenyum manis menawan dan tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata, "ah, sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu." Tetapi Pygmalion tetap memperlakukan patung itu sebagai layaknya manusia. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia seutuhnya.

Singkat cerita, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani. Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif. Misalnya, jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itu pun akan menjadi ramah terhadap kita. Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas. Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion. Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif. Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes. Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur. Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga hal yang jahat tentang orang lain. Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk.

Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau kita malah mengomel, "ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia. Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur. "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita."

Warna hidup memang tergantung dari warna kacamata yang kita pakai. Kalau kita memakai kacamata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Bila kita memakai kacamata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kacamata yang penuh berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam, tetapi kacamata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan. Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
***
Setelah kita mengerti hukum berpikir positif mari kita lihat beberapa kalimat sederhana tapi yang berdampak dasyat untuk kita renungkan dan terapkan dalam kehidupan kita:

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apa pun untuk dimakan.

Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalan.

Sebelum kamu mengeluh tentang betapa jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang para pengangguran dan orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa.

Mari kita coba renungkan semua kalimat-kalimat sederhana di atas tersebut. Pernahkah kita merenungkannya dan menerapkannya dalam hidup kita? Mulai hari ini, coba terapkan salah satu slogan di atas dan coba rasakan apa efeknya. Jika efeknya membuat kita lebih baik dan lebih damai, maka mulai dari hari ini, kita terapkan slogan-slogan di atas tersebut dalam hidup kita. Tidak mudah untuk memulai sesuatu yang baru apalagi sesuatu kebiasaan baik, kita butuh pengorbanan dan butuh kontrol diri untuk itu semua. Namun, jika kita tidak pernah berhenti mencoba, yakinlah satu persatu slogan-slogan di atas bisa kita terapkan dalam hidup kita, bukan sebagai slogan atay sekedar motto hidup, tapi sebagai bagian dalam diri kita dalam segala tindakan kita di kehidupan ini.

Supaya kita semakin yakin jika berpikir positif itu bagus untuk  kita, mari kita baca kisah di bawah ini:
Kisah ini tentang seorang raja yang memiliki kawan yang selalu berpikir positif dan optimis, yang melihat segalanya dari kacamata positif sehingga segalanya tampak lebih baik. Raja sangat menyukai kawan yang satu ini. Bersamanya, selalu ada keceriaan sehingga hatinya terhibur.

Suatu hari, Raja mengajak kawan tersebut untuk berburu. Sang kawan bertugas membawa senapan-senapan sang Raja dan mengisi pelurunya. Dalam perburuan itu, Raja melihat seekor rusa jantan yang segera dikejarnya dengan menungganggi kuda sementara sang kawan, di atas kuda yang lain , mengikutinya sambil memberikan senapan sang raja. Naas bagi Raja, rupanya senapan tersebut tidak terkunci dan ketika berpindah ke tangannya, picunya tertarik dan raja menembak kakinya sendiri.

Raja terjatuh dari kuda, kaki kanannya berlumuran darah. Sambil mengerang kesakitan, ia melihat bahwa ibu jari kakinya putus tertembak. Sang kawan turun dari kuda dan mendekati sang Raja, tetap dengan sikapnya yang ceria. Ia berusaha menghibur Raja, "tak apa-apa" katanya, "Baginda bisa saja terluka lebih parah. Ini hal yang baik."

Bukan main marahnya Raja saat mendengar komentar tersebut. Segera ia memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakan sang kawan. Itu hukuman yang setimpal karena menyebabkan raja kehilangan ibu jari kakinya.

Selang beberapa tahun kemudian, Raja kembali berburu. Kali ini, karena asyiknya, rombongan Raja tersesat. Mereka melewati perbatasan negaranya dan akhirnya ditangkap oleh suku kanibal. 

Bukan main takutnya sang raja. Ia sudah melihat beberapa pengawalnya sudah mengalami nasib yang mengerikan, dipanggang untuk dijadikan makanan lezat bagi seluruh anggota suku. Gilirannya pun tiba. Sewaktu melihat api unggun sudah disiapkan di luar gubuk, ia memohon agar dibebaskan. Raja menawarkan harta dan wilayahnya, tetapi suku kanibal itu tak menggubrisnya.

Ketika suku tersebut melucuti pakaiannya, mereka tiba-tiba berhenti dan berteriak, lalu berbicara satu sama lain dalam bahasa yang tak dimengerti Raja. Sesekali mereka menunjuk ibu jarinya yang cacat. Akhirnya Raja mengetahui bahwa suku kanibal tersebut mempunyai pantangan untuk tidak memakan manusia yang anggota tubuhnya tidak lengkap. Mereka meyakini bahwa anggota tubuh yang hilang tersebut akan datang mencari dan menghantui mereka. Raja kemudian dibebaskan. Ia satu-satunya yang selamat dalam rombongan tersebut.

Sepanjang jalan ke ibukota, Raja memikirkan kejadian yang dialaminya. Ia teringat akan ucapan sahabatnya dan sekarang ia bisa menerima kebenaran yang disampaikan kawannya dulu, bahwa kecelakaan itu adalah hal yang baik. Terbayang apa yang telah ia lakukan kepada sahabat baiknya itu dan ia sangat menyesal.

Sesampainya di ibukota, ia segera mendatangi penjara dan memerintahkan agar sahabatnya itu dibebaskan. Kawannya tampak kurus dan pucat, namun tetaplah ceria. Raja sangat terharu. Dipeluknya sang sahabat seraya memohon maaf atas kesalahannya, kemudian ia ceritakan pengalaman yang baru saja terjadi.

"Sahabat, sungguh-sungguh aku menyesal. Engkau memang benar. Kehilangan ibu jari kaki itu hal yang baik, mohon engkau maafkan aku atas perlakuan yang engkau terima selama ini." 

"Tak apa-apa, Baginda” ujar kawannya sembari tersenyum, "ini hal yang baik."

"Bagaimana ini jadi hal yang baik?" ujar Raja heran. "Engkau dipenjarakan di sini, kehilangan kebebasanmu, statusmu, harus hidup bersama sampah masyarakat selama ini..."

"Tentu saja ini hal yang baik, Baginda," ujar temannya sambil tersenyum lebar, “Jika saya tidak dipenjarakan, maka pasti saya ikut rombongan baginda berburu."


Dari cerita di atas kita bisa belajar bahwa dalam keadaan yang buruk pun, tetap ada sisi positifnya, sepertinya halnya teman raja yang dikurung tersebut: seseorang yang mempunyai kebebasan yang luar biasa, makan enak, hidup enak tapi sekarang kehilangan segalanya. Bisa kita bayangkan betapa susahnya hidup kehilangan kebebasan dan harus hidup di dalam penjara. Namun, setelah semua dilalui, ada nilai positif yang bisa didapat, yaitu keselamatan hidupnya.

Begitu juga dalam hidup kita, seringkali kita mengeluh tentang orang yang menjengkelkan diri kita, masalah-masalah hidup kita. Saat menjalani masalah-masalah hidup kita, seakan-akan hidup kita yang paling sulit dan tidak ada harapan lagi. Setelah dilalui, kita baru tahu semuanya itu membentuk kita supaya menjadi lebih kuat dan juga untuk menyelamatkan kita dari masalah yang lebih besar, termasuk juga menyelamatkan hidup kita. Mulailah dari sekarang untuk berpikir positif tentang orang-orang yang kita temui, masalah-masalah yang kita hadapi dan segala kesulitan yang kita hadapi. Kita akan lanjutkan dengan episode berikutnya...

Berpikir positif: Orang ini dicekik atau hobinya menjulurkan lidah?

1 comment: