Total Pageviews

Translate

Monday, January 22, 2018

South Korea: Inside Out

South Korea is like one of the coolest destinations on planet Earth these days. I remember the time when it seemed like all my colleagues and friends were visiting South Korea. Here's one country that is busy dominating the world with its culture, from the cuisines, fashion, K-Pop, films to technology. The word oppa (오빠) is so popular and widely used these days.

For many outsiders, the charm of South Korea is simply irresistible, but how does the country look like from the eyes of its citizens? I was curious, therefore I asked. I happened to have this South Korean colleague, Sangdon Jung, a man with a keen interest in photography (you can follow his Instagram account @sdjung), so I got him to share with us about his country.

Seoul.
Photo by Sangdon Jung.

It was impossible to talk about South Korea without mentioning Seoul, so we started from there instead. Three days in Seoul would be just nice. Places like Myeongdong (easily the most touristy spot and heaven for shoppers) and Gangnam (of Oppa Gangnam Style fame, a vibrant area filled up with funky restaurant, pub and club) were recommended. Not all Koreans could speak English, so I assumed it'd be like visiting Japan, where simple English plus hand signals would do the trick.

Once we were done with Seoul, the most famous getaway would be Jeju Island. Then of course there was Busan, a city that many of us first heard of through the movie with zombies in the train. What I never heard of was a city called Gyeongju. Apparently it was a very old city. Often referred to as the museum without wall, it sounded like an interesting destination for those who were into the history of Korea.

Gyeongju at night.
Photo by Sangdon Jung.

Next topic was the cuisines. The proper meal was like having a kimchi affair, with kimchi and a variety of side dishes filling up the whole table. Coming from an upbringing that taught me to finish the food on the table, the never ending side dishes were rather intimidating. But main course such as bibimbab or bulgogi were pretty alright. Also worth mentioning was buchimgae or Korean pancake.

After talking about where to go and what to eat, we dove into the topics I were curious about: how was it like to live and work in South Korea? It turned out that South Koreans lived quite a normal life. Work life balance was not an utopian dream, because it was achievable for some. During holiday, they'd go to countries such as Japan, the US or Southeast Asia (this might explain why I saw a lot of Koreans in Cebu, the Philippines). Some who loved winter would opt for skiing as South Korea had plenty of ski resorts.

Winter in Seoul.
Photo by Sangdon Jung.

Even though South Korea was known for tech giants such as Samsung and LG, the people were not averse to other foreign products. Our friend here was a fan of Apple. Same for the culture such as K-Pop and plastic surgery (if it was ever really part of the culture at all). K-Pop/Drama was popular, but not for everybody. As for the facial enhancement, I remember feeling confused when I watched Wonder Girls' music video called Nobody. I mean, they all so looked alike! More and more girls had undergone such surgery, though not to the liking or preference of the men.

Then we ventured to more daring questions. How did it feel to live next to a country led by Rocket Man? He was unpredictable! But being a neighbour that endured the constant threat had its advantage, apparently. Seoul was such a bustling city that the citizens had a lot to do instead of worrying about such uncertainty. I also learnt that while South Koreans were not permitted to travel to North Korea, they were once allowed to visit Mount Geumgang until the shooting incident in 2008.

The discussion was an eye-opener, really. Despite the fact that it was sandwiched by China and Japan, South Korea managed to stand out on its own proudly. Perhaps I'd plan a trip to South Korea one day...

Endrico and Lina in Jeju Island.
Photo owned by Endrico Richard. 


Korea Selatan Di Mata Penduduknya

Korea Selatan adalah salah satu tujuan wisata paling populer saat ini. Saya ingat ketika semua kolega dan teman sepertinya berlomba-lomba mengunjungi Korea Selatan. Negara ini kini sedang sibuk-sibuknya mendominasi dunia dengan berbagai budayanya, mulai dari makanan, mode, K-Pop film drama dan teknologinya. Seperti yang kita ketahui, kata oppa (오빠) sekarang sering terdengar di mana-mana.  

Bagi orang luar, pesona Korea Selatan sulit untuk dipungkiri, tetapi seperti apakah Korea Selatan di mata penduduknya? Saya penasaran, maka dari itu saya bertanya. Kebetulan saya memiliki kenalan di Seoul yang bernama Sangdon Jung, seorang kolega yang juga memiliki hobi fotografi (karya-karyanya bisa diikuti di akun Instagram @sdjung), jadi saya memintanya untuk berbagi cerita tentang negaranya. 

Rusa liar di Seoul.
Foto: Sangdon Jung.

Mustahil untuk berbincang tentang Korea Selatan tanpa menyinggung tentang Seoul, jadi kita mulai dari ibukota negara ini. Menurut Sangdon, tiga hari di Seoul harusnya cukup. Kawasan seperti Myeongdong (tempat yang paling sering dikunjungi turis dan surga bagi mereka yang senang berbelanja) dan Gangnam (yang terkenal karena lagu Oppa Gangnam Style dan dipenuhi dengan restoran dan tempat minum) tentu saja direkomendasikan. Perlu diingat pula bahwa tidak semua orang Korea bisa berbahasa Inggris, jadi saya berasumsi bahwa wisata ke Korea mirip dengan Jepang, dimana bahasa Inggris yang sederhana dan isyarat tangan pasti akan sangat membantu.

Setelah Seoul, tujuan wisata terkenal lainnya adalah Pulau Jeju. Kemudian ada lagi yang namanya Busan, yang mungkin pertama kali didengar orang asing dari film Korea yang mengetengahkan serangan zombi di kereta api. Yang tidak pernah saya dengar sebelumnya adalah kota Gyeongju. Setelah saya baca di internet, ternyata ini adalah sebuah kota tua yang telah berdiri di zaman sebelum Masehi. Kota ini seringkali disebut sebagai museum tanpa tembok, tentunya menarik bagi mereka yang ingin tahu tentang sejarah Korea.

Gyeongju.
Foto: Sangdon Jung

Berikutnya adalah topik makanan. Hidangan Korea yang disajikan secara lengkap, misalnya untuk makan malam, tidak ubahnya seperti pesta-pora. Meja akan dipenuhi dengan makanan kecil yang terdiri dari kimchi, kecambah dan lain-lain. Bagi kita yang diajarkan sedari kecil untuk tidak menyisakan makanan, santap malam gaya Korea yang disuguhi begitu banyak makanan kecil ini bisa terasa sangat menantang. Akan tetapi menu utama seperti bibimbab dan bulgogi lumayan enak. Buchimgae pun menarik untuk dicoba. Bagi yang menyukai aroma ginseng, samgye-tang juga bisa menjadi pilihan.

Dari kiri, searah jarum jam: Samgye-tang, kimchi, buchimgae dan samgye-tang dari dekat.
Foto: Mega Lee.

Setelah berbincang tentang ke mana dan apa yang bisa dimakan, kita lanjut ke topik yang ingin saya ketahui: bagaimana rasanya tinggal dan bekerja di Korea Selatan? Ternyata warga Korsel cukup menikmati hidup dan tidak senantiasa berkutat di kantor. Di waktu liburan, mereka senang mengunjungi Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara di Asia Tenggara (saya jadi ingat dengan banyaknya orang Korea yang saya jumpai di Cebu, Filipina). Bagi mereka yang menyukai musim dingin, ada banyak tempat bermain ski di Korea Selatan. 

Meskipun Korea Selatan terkenal dengan perusahaan elektronik ternama seperti Samsung dan LG, orang-orang di sana tidak cinta buta terhadap produk mereka. Kolega saya ini lebih memilih Apple. Sama halnya juga dengan budaya seperti K-Pop dan operasi plastik (kalau ini bisa dikategorikan sebagai bagian dari budaya). K-Pop dan drama Korea juga terkenal di negaranya, walau tidak semua menyukainya. Demikian juga dengan operasi kecantikan wajah. Saya jadi ingat tentang betapa para gadis penyanyi di grup Wonder Girls terlihat mirip satu sama lain di video musik Nobody. Di kehidupan sehari-hari, ada banyak wanita Korea yang menjalani operasi plastik, meskipun para pria Korea belum tentu suka dan lebih memilih yang berpenampilan alami.

Malam yang sibuk di Seoul.
Foto: Sangdon Jung.

Kita lantas masuk lagi ke pertanyaan yang lebih menantang. Bagaimana rasanya tinggal bersebelahan dengan presiden yang suka meluncurkan rudal? Kim benar-benar tidak bisa ditebak! Kendati begitu, setelah bertetangga sekian lamanya dengan Korea Utara, warga Korea Selatan belajar untuk tidak peduli dan lebih fokus pada kesibukan sehari-hari. Saya juga baru tahu bahwa penduduk Korea Selatan tidak diijinkan untuk berkunjung ke negeri tetangga, kecuali ke daerah Gunung Geumgang yang memang khusus turis. Akan tetapi kawasan ini pun kini ditutup bagi wisatawan Korea Selatan setelah kasus penembakan yang terjadi di tahun 2008.  

Masukan dari Sangdon sungguh membuka wawasan! Meski terhimpit di antara Cina dan Jepang, Korea Selatan mampu berdiri tegak dan bangga akan budayanya. Mungkin suatu hari nanti saya harus berkunjung ke sana dan melihat sendiri... 

Seoul memiliki beraneka fauna yang menarik fotografer kita, misalnya yang satu ini.
Foto: Sangdon Jung.


No comments:

Post a Comment