Total Pageviews

Translate

Saturday, August 8, 2020

Book Review: Rogue Trader

I joined the world of Futures and Options in February 2007. By then, the age of open outcry was basically over. I never went to the trading floor at SGX. It was a different time and traders started using GL Trade. But I often heard about the romance of bygone era and I got fascinated by the crazy time when people made tons of money by busy shouting and frantically doing hand signals. 

With all sorts of characters moving the market up and down, legends were born. One of them was Nick Leeson and the story of a rogue trader. You know the saying, bring down the house? He literally did that by bringing down the house of Barings. That's how big a deal Nick was. 

What's more interesting was the fact that it happened in Singapore. The rules and regulations are so tight now it's hard to believe that such an incident could happen here. I've been reading regularly again since the time of Corona, devouring random books such as the story about an Indian who cycled to Europe and the Harry Potter series, so I eventually picked up this one, too. 

The book wasted no time and jumped right into Nick's last day at SIMEX (this was where Futures were traded back then). From there, the story went back to his early days in UK and told us about how he got into Futures and Options (the word LIFFE did bring back memory, haha). Nick was smart and he immediately learnt that money was made in Far East, so we followed him to Jakarta. His success in Indonesia eventually got him the dream job in Singapore. He was originally a back office guy, but he always wanted to be on the trading floor where the actions happened.

As soon as his career began, the infamous 88888 error account was created. Its origin was explained here. In fact, the book did a good job in explaining many Futures related things in layman's terms. But it'd become too complicated for me, especially when Options were involved, haha. Then we'd see how Nick made profit but lost even more due to a series of errors and bad decisions. His solution? Account 88888.

Nick's story was rather unusual in the sense that main character actually went downhill, from hero to zero. He had his chances to stop what he did, but he chose to go on. The world soon lauded him as a successful trader, but yet he couldn't sleep at night. He had lived a life full of greed, lies and deceits and there was no turning back. By the time it ended, he was convicted of fraud and forgery. His losses of £830 million brought down Barings, the second oldest bank in the world. 

All in all, it was quite an exciting and yet torturing book to read. It was unpleasant to see how he lived in constant fear of knowing that he would get caught one day. It's actually quite spectacular that he managed to keep this secret for easily more than two years! The fact that his London office was willing to send millions of pounds on daily basis to fund his trading is also equally stunning. He insisted that it was only possible because the management was stupid, haha.

PS: I couldn't help thinking that Nick was probably the reason why front and back office were segregated. He was the head of both front and back office, a unique managerial position that allowed him to do as he wished.

PPS: I watched both the movie (Rogue Trader, starring Ewan McGregor) and the documentary (Inside Story Special: £830,000,000 and the Fall of the House of Barings) right after I read the book. I was just too excited! The movie was quite faithful to the book and the documentary was pretty funny and insightful.

Rogue trading!
Trading floor photo by EDD.


Ulasan Buku: Rogue Trader

Saya mulai bekerja di dunia Futures and Options pada bulan Februari 2007. Saat itu masa open outcry sudah berakhir. Alhasil saya tidak pernah menyaksikan langsung zaman yang gegap-gempita ini. Kendati begitu, saya sering mendengar cerita-cerita masa lalu dari para pelaku pasar dan saya sungguh terpukau. Ini adalah era yang heboh dimana orang berjual-beli dan menghasilkan banyak uang dengan cara berteriak dan mengirim sinyal tangan di bursa.

Dengan begitu banyak karakter yang menggerakkan pasar naik-turun, berbagai legenda pun bermunculan. Salah satu dari mereka adalah Nick Leeson dan ceritanya sebagai seorang pelaku pasar yang spekulatif dan secara diam-diam melakukan penipuan selama di Singapura. Dalam bahasa Inggris, ada frase bring down the house. Nah, itu yang benar-benar dia lakukan. Ketika dia kabur dari bursa, bank tempat dia bekerja pun bangkrut karena besarnya kerugian yang ditimbulkannya. Inilah alasannya kenapa Nick Leeson menjadi legenda. 

Yang juga tak kalah menarik adalah fakta bahwa semua ini terjadi di Singapura. Peraturan dan regulasi di Singapura itu luar biasa ketat sekarang, jadi sulit dipercaya bahwa peristiwa ini bisa terjadi di sini dulu. Saya mulai rutin membaca lagi sejak COVID-19 dan menjajal aneka topik seperti orang India yang naik sepeda ke Eropa dan juga serial Harry Potter, jadi saya pun membeli yang satu ini. 

Buku ini tidak membuang waktu dan langsung membahas tentang hari terakhir Nick di SIMEX (ini adalah tempat transaksi Futures pada saat itu). Setelah itu adalah kilas balik tentang Nick di Inggris dan bagaimana dia berkecimpung di bidang Futures dan Options (Bursa LIFFE mengingatkan saya pada masa silam, hehe). Nick pada dasarnya memang pintar dan dia segera menyadari bahwa uang itu berlimpah di Asia, jadi dia pun meminta pindah ke Jakarta. Sukses di Indonesia lantas menjadi batu loncatan dalam meraih pekerjaan impian di Singapura. Nick awalnya adalah karyawan bagian back office, tapi dia selalu ingin berada di bursa dimana transaksi terjadi. 

Begitu karirnya dimulai, akun 88888 yang tersohor pun diciptakan. Asal mulanya diceritakan di sini. Buku ini juga menjelaskan berbagai istilah Futures kepada khalayak awam dengan baik. Akan tetapi seiring dengan berjalannya cerita, transaksi yang dia lakukan menjadi sulit dipahami, apalagi saat dia mulai menjual Options, hehe. Kita lantas melihat bagaimana Nick untung banyak namun rugi lebih besar lagi karena kesalahan transaksi dan keputusan yang keliru. Solusinya? Akun 88888.

Cerita Nick agak berbeda dengan buku yang biasa saya baca karena karakter utamanya jatuh terpuruk, dari pahlawan menjadi kriminal. Dia sebenarnya memiliki kesempatan untuk berhenti menggunakan akun 88888 untuk memalsukan pembukuannya, tapi dia memutuskan untuk tetap lanjut. Dunia segera mengakui Nick sebagai sosok yang sukses di bursa, tapi dia tidak bisa tidur nyenyak setiap malam. Hidupnya penuh dengan masalah integritas, keserakahan dan kebohongan, sampai akhirnya tidak ada jalan kembali lagi. Ketika semuanya terbongkar, dia ditangkap karena penipuan dan pemalsuan tanda tangan yang dilakukannya. Kerugiannya mencapai £830 juta (sekitar 15,9 triliun rupiah dengan kurs sekarang) dan membuat Barings, bank kedua tertua di dunia, bangkrut.  

Secara keseluruhan, buku ini sangat menarik, tapi juga agak menyiksa untuk dibaca. Saya pribadi tidak menikmati bagian dimana Nick selalu dirundung ketakutan karena dia tahu bahwa suatu hari nanti dia akan ditangkap. Di satu sisi, harus diakui bahwa kemampuannya dalam menyembunyikan kerugian yang dia timbulkan selama lebih dari dua tahun itu cukup spektakuler. Fakta bahwa kantornya di Inggris bersedia mengirimkan jutaan demi jutaan pound juga sulit dipercaya. Nick bersikukuh bahwa semua ini bisa terjadi karena manajemennya bodoh, haha! 

Catatan kaki #1: saya jadi terpikir bahwa pemisahan tanggung jawab antara bagian trading dan back office ini gara-gara Nick. Saat itu dia merangkap sebagai manajer dari dua departemen ini sehingga leluasa baginya untuk bertindak sesuka hati.

Catatan kaki #2: saya menonton filmnya yang berjudul Rogue Trader dan juga dokumenternya yang berjudul Inside Story Special: £830,000,000 and the Fall of the House of Barings (dua-duanya ada di YouTube) setelah saya membaca bukunya. Filmnya cukup setia mengikuti isi buku dan dokumenternya menjelaskan apa yang terjadi dari sudut pandang Nick dan pimpinannya.

No comments:

Post a Comment