Total Pageviews

Translate

Friday, February 9, 2024

A Different Kind Of Trip

I remember the last time I saw Nagasaki. At that time, it dawned on me that every new place I went could be my first and only time. Due to this, when I traveled, I explored as much as I could in the name of sightseeing. Even when going to places that I visited quite often, let's say Jakarta or Bangkok, there were always agendas or things to do. It could be friends to meet or food I'd like to eat.

This is the reason why the recent holiday to Phuket felt like a different kind of trip. Eday and I didn't have any itinerary. We also didn't have list of Thai food we wanted to try. Eday said his wife did share places of interest in Phuket, but we never checked them out. Friends in our group chat had their fair share of recommendations, but they, too, fell on deaf ears.

Much to their surprise, we didn't do much during daytime. Comments were varied, ranging from, "what a waste of time," to, "you already in Phuket but didn't go this place?" Those questions were ignored while we were there. While I couldn't speak on behalf of Eday, this is what actually happened: I was also processing the new sensation that I never had before.

My first time in Phuket was with my wife, though we spent our honeymoon mainly in Patong. The second time I was there, I could live with the fact that we wouldn't explore Phuket like regular tourists. This acceptance opened a new horizon, one that I never experienced before. The trip was suddenly about two friends who simply hung out in a place we were not familiar with. 

The keyword here is hangout. We still walked around, but this activity became secondary. It is the quality time that counts. All the great talk and drinks we had and the silliness that came afterwards, those were what mattered. In a land both so foreign and new, we were free. Once again we became our younger selves, but a slightly loaded version than the original. And we have all the time in the world to catch up and get reacquainted.

The Phuket trip was, in short, unprecedented. It was relaxed thanks to its slow-paced nature. I never knew such trips existed. All this while, I thought traveling was always about discovering new places and cultures, but this trip was on a different level altogether. It had a higher purpose. I only stumbled upon it and appreciated what we actually came here for once I got past the fact that it wasn't going to be the usual sightseeing trip. 

Traveling is indeed a humbling experience. There's always something new for us to discover. And no, we weren't wasting our time. We were onto something else and I'm sharing that something else with you now. There are times when traveling is no longer about what we see or don't see, but about experiencing the moments that will become part your life and live forever...

After dark.




Liburan Yang Berbeda

Saya ingat terakhir kali saya melihat Nagasaki. Pada saat itu, saya tiba-tiba menyadari bahwa setiap tempat baru yang saya kunjungi bisa saja merupakan kali pertama dan sekali-kalinya saya ke sana. Karena itu, setiap kali saya berlibur, kecenderungan saya adalah pergi ke aneka tempat wisata untuk melihat-lihat. Bahkan di tempat yang sering saya kunjungi pun, misalnya Jakarta atau Bangkok, selalu saja ada agenda seperti teman yang hendak saya temui atau makanan yang ingin saya cicipi. 

Karena kebiasaan inilah maka liburan ke Phuket baru-baru ini terasa berbeda. Eday dan saya tidak memiliki daftar tempat yang hendak dikunjungi. Makanan Thai pun tidak ada yang wajib untuk disantap. Eday berkata bahwa istrinya sempat memberikan daftar tempat wisata di Phuket, namun kita tidak menggunakannya. Bahkan teman-teman di grup pun memberikan saran, tapi tidak kita gubris.

Jadi bayangkan betapa kagetnya mereka ketika mengetahui bahwa kita tidak memiliki aktivitas berarti di siang hari. Komentarnya beragam, mulai dari, "buang-buang waktu saja," sampai, "sudah di Phuket tapi tidak ke sini?" Semua tanggapan itu kita abaikan. Akan tetapi, walau saya tidak bisa berbicara mewakili Eday, yang sebenarnya saya rasakan adalah seperti ini: saya sendiri juga sedang mencerna sensasi baru yang tidak pernah saya alami sebelumnya. 

Saya pertama kali ke Phuket bersama istri, meski waktu kita kebanyakan dihabiskan di kawasan Patong. Kali kedua saya ke sana, saya bisa menerima bahwa kita tidak akan menjelajah Phuket seperti layaknya turis biasa. Sikap ini akhirnya membuka wawasan baru dan membuahkan pengalaman yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Tiba-tiba saja fokus liburan adalah dua orang teman yang nongkrong di tempat asing. 

Kata kuncinya di sini adalah nongkrong. Sejujurnya kita masih berjalan-jalan di Phuket, tapi aktivitas ini bukan lagi hal utama. Adalah percakapan panjang-lebar, minum hingga larut malam dan kekonyolan yang terjadi setelahnya yang kini menjadi inti dari perjalanan kali ini. Di kota yang asing dan baru bagi kita, lahir sebuah kebebasan. Sekali lagi kita menjadi diri kita di masa muda, tapi sedikit lebih berada dari versi aslinya. Dan kita memiliki cukup waktu untuk berbincang dan saling mengenal lagi. 

Liburan ke Phuket ini secara singkat bisa dikatakan tidak pernah terjadi sebelumnya. Suasananya santai karena ritmenya yang berjalan pelan. Sebelumnya saya selalu berpikir bahwa berlibur adalah ke tempat baru dan menyerap budayanya, tapi liburan kali ini beda levelnya. Ada tujuan yang lebih dari sekedar apa yang sudah saya pahami. Saya kebetulan menemukan ini dan baru memahami kenapa sebenarnya kita ke sini setelah saya menerima bahwa liburan kali ini tidaklah seperti jalan-jalan biasa. 

Sungguh benar bahwa berlibur itu adalah sebuah pengalaman yang bersahaja. Selalu saja ada hal baru yang kita temui. Dan tidak, kita sama sekali tidak menyia-nyiakan waktu kita di Phuket. Justru sebaliknya, kita menemukan sesuatu yang baru, yang kini saya bagikan kepada anda. Ada kalanya bahwa berlibur itu bukan lagi tentang apa yang kita lihat atau tidak kita lihat, melainkan tentang kenangan yang kita lalui dan menjadi bagian dari diri kita, sekarang dan selama-lamanya... 

No comments:

Post a Comment