Yuk, kita belajar
membaca tabel lagi:
- Zona A artinya mempunyai kemampuan dan ada kemauan melakukannya sehingga berada di zona PINTAR.
- Zona B artinyamempunyai kemampuan tapi tidak ada kemauan melakukannya sehingga berada di zona MALAS.
- Zona C artinya tidak ada kemampuan tapi banyak kemauan sehingga berada di zona TIDAK TAHU DIRI.
- Zona D artinya tidak ada kemampuan dan sekaligus tidak ada kemauan sehingga berada di zona CULUN.
Kita akan membahasnya
satu per satu lagi. Kita mulai dari kemampuan.
Setiap orang itu unik dan juga diberikan suatu kemampuan atau
talenta. Namun, jika kita tidak menemukan kemampuan kita, kemampuan itu tidak
akan berkembang, bahkan malah akan hilang. Orang yang mempunyai kemampuan namun
dia tidak mau mengasahnya dan mempergunakannya untuk kebaikan, orang tersebut
tidak akan mempunyai arti apa-apa.
Kemampuan dalam diri kita akan menjadi
sesuatu yang nyata jika kita menemukannya, kemudian mengasah dan mengembangkannya.
Sama seperti sebuah permata yang
berharga, jika permata tersebut tidak
pernah ditemukan, apa artinya permata yang terkubur di tanah yang dalam? Saat pertama permata
itu ditemukan, ini tidaklah bernilai tinggi. Namun, melalui proses
pembentukan, permata tersebut menjadi
sangat bernilai harganya. Demikian juga kemampuan yang kita miliki. Kita harus
menemukannya dulu, mengasahnya dan mengembangkannya untuk kebaikan.
Nah, bagaimana kita
bisa tahu kemampuan kita itu apa? Secara umum, orang susah sekali menyadari
kemampuan yang dia miliki walaupun kadang orang lain bisa melihat suatu
kemampuan ada di dalam diri orang tersebut. Untuk menemukan kemampuan kita, ada
banyak cara. Bisa dengan tes bakat dan sekarang, dengan teknologi yang canggih, kemampuan
seseorang anak bisa dideteksi hanya dengan menempelkan jari ke suatu alat. Di sini
kita akan membahas cara menemukan kemampuan kita secara sederhana. Umumnya, kemampuan
kita ada hubungannya dengan hobi kita atau sesuatu yang senang kita lakukan
meskipun orang lain mempunyai pemikiran apa yang kita lakukan adalah sesuatu
yang membosankan. Sesuatu yang membuat kita tidak kehilangan energi saat
melakukannya. Contoh: saya mempunyai kemampuan mengajar dan saya sangat suka
mengajar. Biarpun banyak pendapat yang mengatakan mengajar itu membosankan, menjengkelkan
dan lain-lain. Tapi saya sangat menikmati setiap kali saya mengajar dan
seakan-akan saya tidak pernah kekurangan energi untuk mengajar dan saya
menyebutnya semangat masa kini.
Mari kita mencoba menemukan kemampuan kita
dengan tes sederhana berikut:
- Apa saja hobi-hobi kamu?
- Dalam hal apa kamu bisa melakukan yang terbaik?
- Hal apa yang senang kamu lakukan?
- Dalam hal apa temanmu mengatakan kamu hebat dalam melakukannya?
- Dalam melakukan hal apa kamu bisa kreatif?
- Dalam hal apa kamu bisa membuat orang lain senang?
Tentu kita masih ingat bahwa kemampuan kita harus terus diasah. Saat kita memahami kemampuan kita dan selalu
mengembangkannya, disitulah letak MAU untuk mengasah kemampuan kita dan itulah
yang membuat kita pintar dalam kemampuan kita. Kepintaran yang nyata bukanlah
sekedar teori belaka, tapi ada nilai manfaat dari kepintaran itu. Sertifikat
dengan nilai A semua, itu semuanya bagus tapi apa artinya kalau kepintaran itu
hanya ada di sertifikat. Saya pernah menghadiri sebuah seminar yang dibawakan
oleh Dra. Psi.Viera Adella, M.Psi. Jujur saja saya merasa seminarnya terlalu
singkat, banyak yang ingin saya tanyakan namun waktunya kurang. Walaupun
singkat waktunya, saya menangkap satu hal yang menurut saya keren. Saat Bu
Adella mengatakan, "sertifikat les piano dengan grade A berderet itu bagus, tapi
akan lebih bagus lagi jika anak itu bisa memainkan lagu-lagu dari kemampuan yang dia pelajari untuk menghibur orang." Apa gunanya sertifikat segudang namun
saat di suruh praktek, malah menolak dengan berbagai alasan?
Dalam seminar tersebut juga
dikatakan: ini bukanlah tentang secerdas
apakah saya (how smart I am?), tapi bagaimana saya terlihat cerdas (how am I smart?).
Lantas kenapa terkadang ada orang yang dinamakan tidak tahu diri? Ini disebabkan orang tersebut tidak mau berusaha menemukan kemampuannya sedangkan MAU-nya banyak, mau ini mau itu. Kalau ada Doraemon, sih, gak apa-apa, bisa dipenuhi, hehehe (just kidding).
Sekarang ini masalah paling besar yang kita hadapi adalah TIDAK MAU melakukan sesuatu walaupun punya kemampuan untuk itu. Laziness makes a man so slow that poverty soon overtakes him, artinya kemalasan membuat seseorang begitu lamban sehingga kemiskinan segera menyusul. Pengertian ini tidak hanya berlaku untuk situasi ini saja. Kemalasan bagi para remaja atau murid-murid bisa mengakibatkan mendapatkan nilai jelek, dihukum, atau bahkan tidak naik kelas. Jika kemalasan telah mengontrol diri seseorang, maka kemampuan apa pun yang dimilikinya tidak mempunyai arti apa-apa. The work day for a lazy man is tomorrow and today is his holiday.
Suka
menunda-nunda suatu pekerjaan adalah salah satu hal yang tidak bisa
mengembangkan kemampuan yang kita miliki sehingga kemampuan yang dimiliki tidak
terlihat. Untuk apa kita diberikan suatu kemampuan dari Tuhan tapi kita tidak
mensyukurinya dengan tidak mengembangkannya untuk kebaikan? Berapa banyak
kemampuan besar dari anak-anak muda yang sia-sia hanya karena kemalasan? Memang
kadang ada faktor lain yang mempengaruhi tidak berkembangnya kemampuan dalam
diri kita, misalnya: faktor fasilitas, keterbatasan ekonomi, tapi itu bukanlah alasan bagi kita untuk tidak mau mengembangkan kemampuan yang kita
miliki. Ada banyak cara untuk mengembangkan kemampuan kita.
Orang yang pintar
adalah orang yang selalu mengasah kemampuannya. Biarpun kita mempunyai kemampuan,
tapi jika tidak diasah, maka kemampuan kita akan hilang. Contohnya: seorang
petinju akan menjadi petinju yang handal jika dia terus latihan. Biarpun
badannya besar seperti gorilla, namun jika dia tidak mau latihan, maka tidak ada
gunanya.
Jadi saat kita punya
kemampuan, asahlah kemampuan itu untuk kebaikan. Jadi bagaimana supaya kita
tidak berada dalam zona TIDAK MAU? Ingatlah, kita yang harus mengontrol
keinginan kita termasuk kemalasan tersebut, jangan sampai diri kita yang dikontrol
oleh keinginan kita. Untuk menghindari kemalasan, tidak boleh ada kata tunggu untuk melakukan sesuatu yang
baik. Saat kita ada kata tunggu untuk melakukan suatu kebaikan, berbagai macam
alasan akan muncul dalam diri untuk tidak melakukannya.
Temukanlah talenta atau
kemampuan kita dan terus kembangkan untuk kebaikan. Tidak ada orang yang dilahirkan tanpa kelebihan. Semua orang mempunyai kelebihan. Yakinlah akan hal
tersebut.
No comments:
Post a Comment