Total Pageviews

Translate

Sunday, February 12, 2017

Di Manakah Saya? (Part 1)


Mari kita sama-sama belajar membaca tabel:
  • Zona A artinya orang yang mempunyai keberanian tapi tidak disertai dengan kecerdasan sehingga berada di zona NEKAD.
  • Zona B artinya orang yang mempunyai keberanian dan disertai dengan kecerdasan sehingga berada di zona DEWASA.
  • Zona C artinya orang yang tidak mempunyai keberanian sekaligus tidak punya kecerdasan sehingga berada di zona KEKANAK-KANAKAN.
  • Zona D artinya orang yang tidak mempunyai keberanian tapi mempunyai kecerdasan sehingga berada di zona PENGECUT.
Zona-zona tersebut bukan untuk membuat kita sombong, minder ataupun semakin cuek, tapi zona-zona tersebut untuk membuat kita tahu apa yang harus kita lakukan supaya kita bisa ke zona yang seharusnya. Sekarang kita akan bahas satu persatu.

Kita mulai dari lawan tidak berani yaitu takut. Pertanyaannya: apakah ketakutan itu tidak wajar dan tidak normal? Tentu saja ketakutan itu adalah sesuatu yang wajar dan normal. Jika kita tidak pernah merasa takut, itu malah bisa bahaya. Ingatlah bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari kebijaksanaan. Tapi saat kita menghadapi suatu masalah dan kita sudah berusaha menyelesaikan masalah itu namun tidak bisa selesai, kita tidak perlu menambahkan ketakutan dalam diri kita karena itu juga tidak bisa membantu tapi malah membuat masalah makin rumit (if a problem is not likely to be solved, do not add concern because it will not help).

Takut adalah energi yang negatif yang bisa menghancurkan energi positif kita. Tapi dalam beberapa hal kita juga bisa jadikan ketakutan itu untuk membangun energi positif sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa, kadang dalam bahasa beken kita sebut kepepet. Tentu kita pernah mendengar ada orang yang dicakar oleh kucing karena mengejar kucing sampai kucing tersebut tersudutkan, sehingga kekuatan kucing itu terlihat, dan hasilnya adalah cakaran di orang tersebut. Sama seperti kita, kadang dalam keadaan takut dan kepepet, kita akan memperlihatkan kekuatan kita yang sesungguhnya. Ini adalah cara pertama kita dalam mengatasi ketakutan.

Cara berikut untuk mengatasi ketakutan itu adalah dengan tidak menghindari ketakutan tersebut dalam arti hadapi ketakutan kita, taklukkan yang namanya ketakutan. Terus, apa langkah-langkah atau bagaimana cara kita menghadapinya? Ada banyak cara menghadapi ketakutan itu sendiri, tidak ada rumus khusus. Ada orang yang bisa menghadapi ketakutan dengan mengembangkan rasa percaya yang lebih besar dari ketakutan tersebut sehingga energi negatifnya menghilang. Namun, disini saya akan membagikan cara saya dalam menghadapi ketakutan itu. Ini langkah-langkahnya:

1. Tenang Dulu
Ketenangan dalam menyelesaikan persoalan adalah sangat penting dan sangat berpengaruhi terhadap cara kita memandang masalah kita. Saat ketakutan dan kegelisahan, lebih banyak kita tidak menyelesaikan masalah malah makin membuat masalah makin rumit  dan menambahkannya dengan masalah baru. Namun, teori untuk bilang tenang, itu sangatlah gampang, saat ada masalah, bagaimana bisa kita tenang? Kalau belum bisa tenang, lanjut ke langkah berikutnya.
 
2. Berdoa
Jangan ragu akan kekuatan doa, doa bisa mengubah segalanya. Namun, saat kita ada masalah besar, rasanya susah sekali untuk bisa konsen dalam berdoa, malah yang ada doanya pada ngaco. Cara kedua belum berhasil, kita pakai cara pamungkas.

3. Mengucap Syukur Atau Bernyanyi Untuk Tuhan
Bernyanyi ataupun mengucap syukur kepada Tuhan, itu yang akan membuat kita tenang. Hal yang harus dihindari saat takut adalah jangan mengeluh. Mengeluh akan memperpanjang penderitaan kita sendiri tanpa memberikan solusi. Mengeluh adalah salah satu energi negatif yang harus kita hindari. Menurut salah satu penelitian, mengeluh tidak hanya berakibat buruk sama si pelaku namun juga membuat orang yang sering mendengar menjadi stress dan mengakibatkan tekanan. Karena mengeluh itu banyak efek negatifnya, kita akan bahas sedikit disini.

Dalam buku “ The No Complaining Rule” karya Jon Gordon memberikan kita beberapa cara supaya tidak mengeluh. Berikut ini adalah cara-caranya:

a) Teknik TETAPI
Teknik ini membantu kita mengubah keluhan menjadi pemikiran yang positif, solusi, dan tindakan yang positif. Ini cara kerjanya: ketika kita menyadari bahwa kita sedang mengeluh, gunakan saja kata tetapi, lalu tambahkan pemikiran positif.

Contoh: aku tidak suka belajar untuk menghadapi ujian tetapi aku bersyukur masih bisa bersekolah sehingga aku akan lebih giat belajar. Aku banyak memiliki masalah dalam hidupku tetapi aku bersyukur karena itu artinya aku masih hidup dan diberikan waktu untuk menyelesaikan masalah-masalahku.

b) Ubahlah Keluhan Menjadi Solusi
Ide ini tidak berarti menghapuskan semua keluhan karena dalam hidup, sungguh kita tidak terlepas dari yang namanya keluhan, namun maksudnya adalah untuk menghapuskan keluhan tanpa pemikiran yang tidak memiliki tujuan yang lebih besar. Artinya ketika kita mengeluh tanpa tujuan, kita berfokus pada masalah sehingga itu yang kita hindari.  Tetapi ketika kita mengenali sebuah masalah, keluhan itu akan menggerakkan kita menuju solusi. Setiap keluhan akan mewakili peluang untuk mengubah hal yang negatif menjadi positif. 

Contoh keluhan yang tidak memiliki tujuan: a) Cuaca, kok, panas sekali? b) Kenapa musti hujan, sih?

Contoh keluhan yang memiliki tujuan: a) Badanku kok lemes, yah? Wah, aku musti olah raga dan lebih perhatikan pola makan saya. b) Nilai ujian saya tidak naik-naik, mungkin saya harus mengubah cara belajar saya dengan belajar rutin, tidak sistem kebut semalam suntuk dan lebih banyak bertanya pada guru atau teman yang lebih pintar.

c) Berfokuslah Pada AKAN Bukan HARUS 
Sering kali kita mengeluh dan berfokus pada apa yang harus kita lakukan. Kita mengatakan hal-hal seperti saya harus belajar, saya harus bekerja atau saya harus mengurus anak-anak. Coba kita ubah sudut pandang kita dan sadari bahwa hal ini bukan mengenai keharusan untuk melakukan sesuatu melainkan kita akan melakukan sesuatu. Kita akan belajar sementara banyak orang lain yang ingin belajar namun tidak bisa. Kita akan bekerja sedangkan banyak orang yang sibuk mencari kerja. Kita akan mengurus anak sementara banyak keluarga yang mendambakan anak selama berpuluh-puluh tahun. Berfokuslah pada apa yang akan kita lakukan. Berfokuslah untuk merasa diberkati, bukan tertekan. Berfokuslah untuk mengucapkan syukur.

Biasakan bukan hanya mengucap syukur saat ada kebahagiaan tapi saat kita dalam masalah ataupun kesusahan. Mengucap syukur atau bernyanyi untuk Tuhan akan membuat kita lebih damai di hati. Setelah bernyanyi atau mengucap syukur, lanjutkan dengan berdoa dan setelah itu kita akan merasa tenang. Saat tenang, solusi atau penyelesaian masalah makin jelas. Ini bisa dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Contoh: Saat kita masih kecil, kita bermain di sungai dan ada gelang kita yang jatuh. Di saat yang tidak tenang, kita akan memakai cara-cara kita yang tidak tenang tersebut untuk menemukan solusi, misalnya dengan mengaduk-aduk di sungai. Makin diaduk, ya airnya makin keruh, sehingga kita bisa kehilangan gelang tersebut. Namun saat kita tenang. Kita biarkan airnya tenang dan kembali jernih, gelang tersebut akan kelihatan sendirinya.

Contoh lain dalam menghadapi ketakutan itu (dan ini adalah pengalaman pribadi saya sendiri) adalah sebagai berikut: dulu saya takut sekali untuk berbicara di depan kelas, apalagi di depan umum. Pengalaman pertama di kelas adalah pengalaman pertama saya mengajar. Di hari pertama saya masuk kelas, seperti biasanya kita berkenalan sama murid-murid. Tentu saja saya yang pertama kali mengenalkan diri kepada murid-murid, pertama tidak ada yang terjadi, saya masih bisa mengontrol rasa takut saya dengan kepercayaan diri saya, namun saat saya selesai memperkenalkan diri, saatnya saya memberikan waktu kepada murid-murid untuk bertanya tentang saya dan ketika banyak yang angkat tangan dan ingin bertanya, di saat itulah ketakutan saya semakin besar dan menyebabkan kaki saya gemetaran sehingga saya mencoba menenangkan diri dengan cara duduk di bangku. Di sini saya mencoba mengalahkan ketakutan saya dengan menciptakan kepercayaan diri lebih besar daripada rasa takut saya. Untuk mengalahkan rasa takut tersebut, saya selalu membayangkan hasil yang akan saya capai. Alhasil, ketakutan itu mulai hilang seiring berjalannya waktu.

Intinya adalah, buatlah ketakutan itu menjadi hal yang biasa sehingga kita tidak akan takut lagi karena itu sudah menjadi kebiasaan kita. Bagi saya pribadi, hasilnya sungguh luar biasa, saya jadi terbiasa berbicara di depan orang-orang. Dengan kata lain, saya berhasil mengalahkan ketakutan saya. Oh ya, ketakutan juga bisa merusak kesehatan, lho, tapi kita tidak akan bahas di sini. Yuk, kita lanjutkan.

###

Keberanian adalah salah satu hal yang bisa membuat ketidakmungkinan menjadi mungkin. Keberanian juga yang membuat kita mampu menyelesaikan permasalahan kita dan menunjukkan jalan keluar bagi kita. Keberanian membuat kita bisa melihat kesempatan-kesempatan yang ada. Namun berani bukan berarti melakukan sesuatu tanpa perhitungan.

Someone who is brave won’t jump to well without thinking it, but one will come in slowly with opened eyes after one measures how deep it is.”

Artinya: seseorang yang berani tidak akan langsung melompat ke sumur tanpa berpikir, namun dia akan masuk dengan pelan dengan mata terbuka setelah mengukur berapa dalam kolam tersebut.

Dalam hidup, setidaknya kita harus mempunyai 6 keberanian yaitu :
  1. Berani untuk bermimpi
  2. Berani untuk mencoba
  3. Berani untuk berjuang
  4. Berani untuk gagal
  5. Berani untuk mengiklaskan
  6. Berani untuk sukses
Kita akan membahas satu per satu keberanian yang harus kita miliki.

1. Berani untuk bermimpi
The tragedy of life doesn’t lie in not reaching your dream. The tragedy lies in having no dream to reach.”

Artinya: tragedi dari hidup bukanlah tidak mencapai mimpi kita, melainkan tidak ada mimpi untuk dicapai.

Kenapa ada pesawat terbang? Itu adalah hasil dari mimpi Wright bersaudara yang ingin terbang. Saat pertama kali mereka bilang ingin terbang, hampir semua orang menertawakan ide mereka yang kelihatan tidak mungkin dan agak gila. Tapi mereka tidak patah semangat, mereka terus berusaha berjuang untuk mewujudkan mimpi mereka dan pada akhirnya kita bisa menikmati berpergian dengan pesawat yang bisa menghemat waktu dan menikmati keindahan alam. Pesawat adalah salah satu dari sekian banyak teknologi dari hasil mimpi yang membuat hidup lebih mudah.

Ada kalimat bagus yang patut kita ingat, yaitu the day I stop dreaming is the day I die. Di hari kita berhenti bermimpi, di hari itulah kita meninggal. Setiap dari kita harus mempunyai mimpi. Jika seseorang tidak mempunyai mimpi dalam hidupnya, maka dia sudah mati sebelum waktunya. Kalimat ini kelihatannya kejam tapi benar adanya.

Saat saya menerima tawaran teman saya, Anthony, untuk berpartisipasi menulis di blog-nya dan membagikan tulisan ini, itu karena saya berani untuk bermimpi. Bermimpi suatu saat akan menjadi buku yang bisa diterbitkan, bisa dibaca orang banyak dan bisa bermanfaat terutama untuk para remaja sehingga mereka bisa memberikan citra diri yang baik dan tidak lagi tawuran atau melakukan hal-hal negatif yang lain.

Ide membagikan tulisan ini juga terinspirasi dari murid-murid saya. Saya adalah seorang pendidik dan saya dekat dengan murid-murid saya. Saya kadang menjadi seorang guru ataupun seorang teman untuk sharing dan bertanya jawab. Singkat cerita, dari sharing dengan murid-murid saya, banyak di antara mereka yang tertarik dengan pemikiran saya dan beberapa di antaranya memberikan pendapatnya bagi saya untuk membagikan ide-ide saya melalui tulisan.

Salah satu murid yang memberikan saya inspirasi dalam menulis buku ini adalah Raymond. Saya akan bercerita sedikit tentang hal ini:

Pertama kali saya mengajar dia dan adiknya, bisa dikatakan dia adalah murid yang mempunyai emosi dan kebandelan di atas rata-rata. Kendati begitu, saya selalu percaya bahwa setiap anak pasti mempunyai kelebihannya. Dia bisa dikatakan menjadi eksperimen saya (bercanda sedikit, ya). Karena saya ingin dia menemukan siapa dirinya, saya memutuskan untuk membantu dia.

Ini adalah proses yang panjang namun saya sangat puas dengan hasilnya.  Setiap saya mengajar, saya sering mendiskusikan sesuatu yang baik dan selalu berusaha membangun dirinya untuk lebih baik. Tentunya saya juga memberikan nilai positif terhadap dirinya dan meminta dia banyak membaca. Seperti yang saya bilang, sekarang saya puas dengan hasilnya. Sekarang dia lebih bisa mengontrol emosinya dan kini terbentuk karakter yang lebih baik.

Dia juga pernah bertanya kepada saya, sejak kapan dia mulai berubah, saya mengatakan bahwa saya tidak tahu. Yang saya tahu adalah, jika kita percaya pada kebaikan yang mau kita berikan kepada orang lain, percayalah bahwa kebaikan sekecil apa pun tidak akan sia-sia, semuanya akan berbuah seiring dengan waktu. Setiap ada diskusi, sering dia mengatakan, "wah, ini kalimatnya bagus, saya mau mencatatnya supaya tidak lupa ataupun kata-kata ini membuat saya mudah mengerti, saya mau mencatatnya."

Kalimat-kalimat ini yang menjadi salah satu alasan yang mendorong saya membagikan tulisan saya. Itu cerita singkat tentang salah satu murid saya. Jika anda membaca terus, tentu anda akan menemukan cerita pengalaman tentang saya dengan murid saya yang lain.

Bagi orang tua, investasikan waktu anda untuk anak-anak anda sehingga anda bisa melihat kemampuan atau talenta yang anak-anak anda miliki. Memberikan fasilitas sekolah yang bagus, kursus yang bagus, itu semuanya sah-sah saja, namun akan lebih berlipat bagusnya jika anda memberikan waktu kepada mereka sehingga anda bukan hanya menjadi orang tua tapi bisa menjadi teman. Anda bisa mengenali talenta mereka lebih mudah jika anda dekat dengan mereka. Salah satu hal yang bisa buat anda tahu talenta mereka adalah dengan memperhatikan saat mereka bercerita. Saat bercerita apa yang membuat mereka bersemangat, atau saat melakukan apa mereka menjadi bersemangat dan kelihatan selalu tidak kehilangan energi.

Berikan pujian saat mereka menunjukkan talenta mereka dan dukung mereka untuk menwujudkan talenta tersebut sebagai suatu yang nyata atau berikan pujian saat mereka melakukan suatu kebaikan walau sekecil apapun. Contoh: berikan pujian saat anak-anak anda menunjukkan hasil karya mereka berupa hasil gambar mereka dan berikan mereka penghargaan dengan meminta mereka menggambar sesuatu untuk di tempelkan di depan pintu kamar, misalnya gambar sekeluarga yang saling bergandeng tangan. Dengan bertindak demikian, anda tidak hanya menghargai atau memuji tapi juga mendorong talenta anak anda menjadi suatu yang nyata, bukan lagi kecerdasan teori tapi merupakan kecerdasan performance

Contoh lain: Berikan dukungan anda bagi anak-anak anda untuk membersihkan tempat tidurnya ataupun sekali-sekali membantu mbak-nya mengepel atau pekerjaan rumah. Jangan kira dengan anak anda membersihkan kamar tidur, nilai anak anda akan menjadi turun, dia akan tetap merupakan anak anda. Seperti seorang yang mempunyai pemilik kebun di rumahnya yang besar, apakah saat dia melakukan pekerjaan di kebunnya, dia bukan lagi pemilik kebun tersebut? Tentu tidak, dan dia tetap yaitu pemilik kebun tersebut. Hal-hal kecil tersebut malah bisa melatih anak untuk melakukan kebaikan-kebaikan kecil lainnya.

Seorang psikolog, Henry H. Goddard, melakukan penelitian pada tingkat energi dalam diri anak-anak menggunakan peralatan yang ia sebut ergograph. Penemuannya sangat mengagumkan. Ia menemukan bahwa saat seorang anak yang kelelahan diberi kata-kata pujian atau penguatan, ergograph itu segera menunjukkan bahwa energi dalam diri anak-anak itu melonjak sangat tinggi. Saat mereka dikritik atau dicela, ergograph itu menunjukkan bahwa energi fisik mereka segera tenggelam. Kita mungkin juga pernah merasakan ini; saat seseorang memuji kita, tidakkah kita merasa lebih berenergi? Saat kita dikritik, tidakkah komentar itu membuat kita jatuh? Kata-kata mempunyai kekuatan sangat besar. Mari, mulai dari sekarang, hindari kata-kata negatif yang bisa membuat anak menjadi tidak bersemangat dan yang lebih memprihatinkan lagi, itu bisa menjadi citra diri yang negatif untuk anak tersebut sampai dewasa. Berikan citra yang baik bagi anak-anak anda dan anda akan terkejut dengan kemampuan anak-anak anda. Saya percaya semua anak adalah batu permata yang belum dipoles, maka poleslah anak-anak anda sehingga menjadi permata yang wow. Saya melihat semua anak-anak  murid saya mempunyai talenta yang luar biasa yang tersimpan dalam diri mereka.

Saya akan memberikan contoh salah satunya: saya mempunyai murid dua bersaudari, masing-masing mereka mempunyai talenta yang berbeda, saya akan membahas salah satunya, namanya Tiffany. Sama seperti anak umumnya, dia suka bermain, kadang tidak konsen belajar tapi saya melihat talenta yang tersimpan dalam dirinya, yang sangat disayangkan jika tidak dikembangkan. Dia masih SD kelas 5 dan dia suka menggambar, saya melihat talenta yang dia tunjukkan dalam menggambar sungguh luar biasa. Dia suka menggambar sambil memberikan cerita. Itu adalah suatu yang luar biasa dalam usianya yang masih muda.

Selanjutnya untuk para orang tua juga, saya sangat mengerti anda pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak anda. Walaupun demikian, apa yang terbaik bagi anda, belum tentu terbaik bagi anak-anak anda. Anda tentu saja boleh membimbing anak-anak anda untuk mencapai mimpi yang anda inginkan dari anak-anak anda dan anda bisa mulai dari sejak mereka masih kecil, dengan memberikan sugesti yang baik tentang mimpi tersebut. Ketika anak-anak anda sudah dewasa, berikan kebebasan untuk mereka untuk memilih mimpi-mimpi mereka.

Jangan memaksakan mereka untuk memilih jurusan yang anda inginkan. Secara tidak sadar anda bisa jadi sudah merampas mimpi-mimpi dari anak-anak anda. Setiap orang bertanggung jawab atas hidupnya dan begitu juga dengan pilihan hidupnya. Anda boleh memberikan masukan-masukan, tapi biarkan anak-anak yang menentukan hidupnya. Banyak sekali pengalaman di awal karir saya dalam mengajar, dimana murid-murid saya mengeluh tentang kehendak orang tua mereka yang harus dituruti dalam memilih jurusan untuk anak-anak mereka.

Tentu kita bisa bayangkan jika kita disuruh melakukan sesuatu yang bukan merupakan pilihan kita. Melakukan sesuatu yang kita tidak suka, hasil yang akan kita dapatkan tentu tidak maksimal. Dari mana energi, kekuatan dan antusiasme kita dalam melakukan sesuatu yang kita tidak suka? Apakah anda masih mau terus menyiksa anak-anak anda dengan mengharuskan mereka memilih jurusan yang anda mau? Itu pilihan anda sendiri karena nanti anda juga yang akan melihat dan merasakan hasilnya.

Dalam bermimpi, kita harus bermimpi yang besar, yang wow! Mari kita lihat contoh berikut ini:

Di suatu kota kecil ada dua sahabat yang masing-masing mempunyai mimpi. Mereka merantau ke kota besar dengan membawa mimpi mereka. Sebelum mereka berangkat, mereka menceritakan mimpi mereka masing-masing. Michael mempunyai mimpi ingin mempunyai 20 truk dalam waktu 10 tahun dan Andy mempunyai mimpi ingin memiliki 4 truk dalam waktu yang sama yaitu dalam 10 tahun.

Setelah 10 tahun, mereka bertemu lagi di kota besar tersebut, dan benar saja mereka sudah sukses. Lalu mereka pun bertukar cerita. Michael bertanya kepada Andy, "Andy, bagaimana dengan mimpimu?" Dengan bangga Andy memberitahukan kepada Michael kalau mimpinya sudah terwujud. Sekarang dia mempunyai 4 truk. Michael senang sekali mendengar berita itu. Tatkala Andy balik bertanya kepada Michael bagaimana mimpinya, Michael pun memberitahukan kepada Andy kalau mimpinya itu hanya tercapai 50%, yaitu memiliki 10 truk.

Nah, dari contoh tersebut, kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam bermimpi, kita harus mempunyai mimpi yang besar. Dan tentu saja kita akan berusaha mencapainya. Kita harus berusaha bukan saja hanya mencapai mimpi kita, tapi melampaui mimpi kita!

2. Berani untuk mencoba
Jika kita mempunyai mimpi, jangan hanya berdiam diri. Apakah kita mau mimpi kita hanya terjadi dalam mimpi? Tentu kita mau membuatnya menjadi kenyataan. Untuk itu, kita harus berani mencoba untuk menwujudkannya dengan melakukan perencanaan, tindakan dan berdoa.  Mimpi adalah bibit, untuk menuai mimpi menjadi kenyataan membutuhkan keringat.

Clear up your mind of can’t. sebelum kita mencoba, jangan bilang tidak mungkin atau tidak bisa.

When we say that it’s impossible, thousand people outside prove that on the other hand. Apakah kita tahu, seringkali kita berkata itu adalah tidak mungkin tapi kenyataannya banyak orang membuktikan itu bisa adanya.

Everything can be, it depends on you, you want it or not. Semuanya mungkin, ini tergantung dari diri kita bagaimana memandang segala sesuatu tersebut.

I never knew a man who was good at making excuse who was good at anything else. Kalau belum berhasil, coba lagi. Jangan mencari alasan. Pepatah mengatakan, bahwa orang yang suka mencari alasan, dia tidak bisa dalam hal lainnya.

Thomas Alva Edison mengatakan: "I have not failed, I’ve just found 10,000 ways that won’t work." Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah gagal, dia hanya belum menemukan cara yang tepat.

Dan Albert Einstein mengatakan, "a person who never made a mistake, never tried anything new." Siapapun yang tidak pernah berbuat salah, tidak pernah mencoba sesuatu yang baru.

Mari kita lihat cerita kehidupan yang dialami oleh Nick Vujisic berikut ini:

Nick Vujicic hidup dalam cacat fisik, tanpa kedua tangan dan kedua kaki, namun bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia normal, bahkan lebih hebat lagi karena dia mempunyai tekad yang kuat. Sekali belum berhasil, ia MENCOBA lagi. Belum berhasil, MENCOBA lagi. Masih belum berhasil, ia MENCOBA lagi sampai bisa melakukan apa yang ia ingin lakukan. Sekarang dia menjadi seorang motivator yang dapat membakar semangat siapa saja yang mendengarkannya saat ia melakukan seminar atau berpidato. Kita juga bisa melihat motivasi yang diberikan oleh Nick Vujicic lewat youtube.com.

Sekarang kita akan mencoba melihat diri kita yang mempunyai kedua tangan dan kedua kaki yang utuh. Bisa dikatakan banyak dari kita tidak mengalami kekurangan fisik yang berarti sehingga kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan, tapi apakah kita mempunyai semangat seperti Nick Vujicic yang berani mencoba dan mencoba lagi?

Mari kita belajar dari orang-orang besar ini yang tidak pernah putus asa, selalu penuh dengan harapan. Karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita takkan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Ingatlah, sekali kita kehilangan harapan, kita kehilangan seluruh kekuatan kita untuk menghadapi dunia.

3. Berani untuk berjuang
Selama hidup, kita tidak boleh berhenti berjuang. Perjuangan dalam hidup yang membuat kita semakin hidup dalam kehidupan kita.  Mencoba terus dan kadang dengan cara yang berbeda, itulah yang kita namakan berjuang.

Sometimes you may have to fight a battle more than once to win it. Kadang untuk mencapai sesuatu, kita harus mencobanya terus dan kadang kita mencobanya dengan cara yang berbeda. Tentu kita masih ingat tentang Thomas Alva Edison yang mengatakan, "I have not failed, I’ve just found 10,000 ways that won’t work."

Mari kita lihat sedikit bagaimana dia menemukan lampu pijar: Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Pada percobaannya yang ke 9.999, dia baru berhasil membuat lampu pijarnya menyala, sebuah karya yang akhirnya kita nikmati sampai sekarang ini. Banyak orang-orang bertanya-tanya bagaimana dia berhasil menemukan lampu pijar tersebut, dan ketika  dia ditanya apa kunci kesuksesannya, Edison menjawab, "saya berhasil karena saya telah kehabisan dengan apa yang disebut kegagalan."

Bayangkan perjuangan dia untuk membuat lampu pijarnya menyala. Dia selalu mencoba dan kadang dengan cara yang berbeda sehingga dia mencapai keberhasilannya. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Edison menjawab, "dengan kegagalan-kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala." Sungguh luar biasa bagaimana Thomas Alfa Edison memandang kegagalan dari kacamata yang sangat positif!

Yang tidak kalah pentingnya dan perlu kita ingat adalah pepatah berikut ini: In every single sacrifice, sweat, fight and pain, God will count them. Artinya, Tuhan selalu melihat dan menghitung setiap keringat, perjuangan kita untuk kebaikan. Kita akan coba belajar dari sebuah cerita di bawah ini:

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu itu, anakku, tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat." 

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakitpun makin berkurang, dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar putih mengkilap dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air matanya berubah menjadi sangat berharga. Hasil derita bertahun-tahun membuat dirinya lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa perjuangan menghadapi penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan kerang biasa menjadi kerang luar biasa. Karena itu dapat dipertegas bahwa perjuangan, air mata, kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah ”orang biasa” menjadi ”orang luar biasa”.

Untuk itu haruslah kita mempunyai semangat dan mental seperti seorang pematung. Kita bisa lihat, seorang pematung saat pertama membuat patung dari bongkahan batu yang bentuknya tidak beraturan. Dengan sabar dia membuat bentuk dari batu tersebut dan menjadi semakin bersemangat saat melihat batu tersebut sudah mempunyai bentuk muka. Dia tidak merasakan lelah lagi saat batu tersebut mulai menjadi sebuah patung yang bagus. Saya sangat ingat akan kata guru SMU saya yang mengatakan, "belajarlah dari seorang pematung bukan dari karateka." Banyak sekali karateka yang awalnya semangat sekali tapi semakin lama makin hilang semangatnya.

4. Berani untuk gagal
Kelihatannya aneh untuk keberanian yang satu ini. Namun kita akan melihat kenapa penting sekali bagi kita untuk berani gagal. Di saat kita tidak berani gagal, kita tidak akan berani mencoba. Nah, itulah kegagalan yang sesungguhnya. Dan sebenarnya kegagalan itu tidak ada selama kita tidak berhenti mencoba dan tidak menyerah. Bahasa bekennya, "kegagalan adalah sukses yang tertunda." Yakinlah setiap kali kita mencoba sepenuh hati dalam melakukan sesuatu, walaupun kelihatannya kita tidak berhasil tapi kita pasti mendapatkan bayarannya yaitu pengalaman saat kita mencoba. Ini akan membuat kita tahu bahwa cara yang kita gunakan kurang tepat dan kita bisa mencobanya dengan cara yang lain sampai berhasil.

Kadang kita tidak menyadari bahwa saat kita menyerah, kesuksesan itu sudah dekat dengan kita. Lebih dari itu, lebih baik gagal saat mencoba daripada gagal karena tidak berani mencoba. Kita bisa sukses bukan berarti kita selalu berhasil dalam melakukan sesuatu hal tapi saat belum berhasil, kita masih bisa bangkit dan melakukannya lagi dan kadang dengan cara yang berbeda.

5. Berani untuk mengikhlaskan
Arti dari mengikhlaskan adalah jangan meminta bayaran lebih dari yang sudah kita terima saat apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan rencana. Kadang karena begitu tidak ikhlasnya, kita selalu terjebak di dalam masalah yang sama sebab kita melakukan dengan cara yang sama. Contoh: seorang penjudi yang kalah, karena merasa rugi ataupun ingin menang untuk menjadi kaya, dia terjebak berpuluh-puluh tahun dengan harapan akan menang. Sebenarnya saat dia merasa ada kerugian, dia harus berhenti. Dia harus mengikhlaskan. Itulah bayaran atas apa yang kita lakukan. Jangan meminta lebih. Bayaran atas apa yang kita lakukan tidak hanya selalu menguntungkan kita, ada kalanya itu menyakitkan kita namun yakinlah segala sesuatu terjadi pasti ada alasannya. Kita mesti ingat, maksud baik dengan cara yang salah, itu bisa menjadi hukuman untuk diri kita. Mungkin saja ada maksud baik dari seorang penjudi itu, maksudnya ada keinginan jika menang akan membahagiakan keluarganya, namun caranya salah. Jadi, ikhlaskan saja dan mulai dengan cara lain.

6. Berani untuk sukses
Nah, biasanya ini yang di tunggu-tunggu, yaitu berani sukses. Kita sangat menyukai yang terakhir ini. Tapi kita harus ingat, semuanya ada prosesnya, nikmati setiap proses yang kita lalui untuk menuju sukses.

###

Sekarang kita akan membahas kecerdasan. Sebenarnya di dunia ini tidak ada yang namanya bodoh, yang membedakan adalah rajin atau malas, mau atau tidak. Mau menjadi cerdas itu susah tapi lebih susah lagi kalau tidak ada kecerdasan. Untuk menjadi cerdas, ada banyak cara. Di sini kita akan mendiskusikan beberapa cara, yaitu:

1. Mau mendengarkan
Kita dikaruniakan dua telinga dan satu mulut oleh Tuhan, jadi sudah seharusnya kita mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara. Jika seseorang sudah tidak mau mendengarkan orang lain, dia tidak akan belajar apa pun sehingga apa yang dia tahu tidak akan berkembang. Mendengar berbeda dengan mendengarkan. Mendengar itu hanya suara sampai ke telinga kita dan kita tidak mencernanya atau memikirkannya, seperti saat ada suara mobil lewat di depan kita. Mendengarkan artinya suara yang masuk ke telinga kita diolah di otak dalam arti dicerna dan direnungkan. Di samping mendengarkan, ada juga mendengarkan dengan hati. Mendengarkan dengan hati artinya kita turut merasakan atau menempatkan posisi kita di orang tersebut saat orang menceritakan sesuatu kepada kita. Biasanya mendengarkan dengan hati terjadi saat sharing, mamun saya tidak akan bahas lebih lanjut tentang jenis-jenis mendengarkan karena topiknya berbeda.

2. Jangan menjadi orang yang sok tahu
Jika kita tidak tahu, jujur saja dan bertanya kepada orang yang tahu, maka akan banyak orang yang akan memberitahu kita. Dengaan demikian, kita akan lebih tahu dan berkembang. Siapa pun dia, apa pun pekerjaannya, kita pasti bisa mempelajari sesuatu dari orang tersebut. Contoh: kita bisa belajar banyak dari seorang pengemis. Mari lihat sisi positifnya, yaitu bagaimana dia berjuang untuk bertahan hidup. Berapa banyak orang di dunia ini yang bunuh diri hanya karena masalah sepele? Dan dari pengalaman saya, saya pernah belajar dari murid saya:
Jessen saat itu masih SD. Pada suatu hari, saya lagi banyak masalah dan sepertinya masalah selalu datang sebelum yang lain terselesaikan. Hal ini memancing saya untuk mepertanyakan keadilan Tuhan di dalam hati saya. Saya percaya apa yang terjadi berikutnya bukan kebetulan, karena saat saya sampai di rumahnya, sebelum saya berbicara, dia mendadak memulai percakapan:

Jessen: "Sir, you know, life is fair." (hidup ini adil)
Myself: "How can you know that?" (bagaimana kamu tahu itu?)
Jessen: "There are bosses, drivers, employees and we help one another." (ada boss, supir, pekerja dan kita saling membantu).
Myself: "Maybe you can say like that because you’re in your position and you don’t have any problem. How about someone who must work hard for his life?" (kamu bisa bilang begitu karena kamu ada di posisi kamu dan kamu tidak mempunyai masalah. Bagaimana bagi seseorang yang harus bekerja kerja untuk hidupnya?)
Jessen: "You know, just now, before you came, my driver said that. He said life is fair and we always complete one another. Can you imagine if all people in this world are employers? It will be funny if all of us have same position in this world." (Hidup ini adil dan kita selalu melengkapi satu sama lain. Dapatkah kita bayangkan jika semua orang di dunia ini adalah boss? Pasti lucu kalau semua dari kita mempunyai posisi yang sama di dunia ini.)

Nah, saat itu saya belajar dari murid saya. Pertanyaan dalam hati saya mengenai keadilan menjadi sesuatu yang lucu untuk saya pertanyakan lagi.

3. Banyak membaca
Buku adalah jendela dunia. Kita bisa melihat dunia yang luas ini dengan buku. Banyaklah membaca. Ada begitu banyak buku yang bisa mengembangkan diri kita dan membuat kita lebih baik. Mulailah dari sekarang membagi waktu kita untuk membaca, misalnya dari jam menonton tv, kurangin 30 menit atau 45 menit untuk membaca. Kita akan terkejut dengan hasilnya. Ada sesuatu yang kita dapat daripada hanya menonton (dan kadang kita tetap menghabiskan waktu kita dengan menonton walaupun film tersebut sudah kita tonton lebih dari tiga kali). Sekalian, ya, saya ingin menyarankan beberapa buku untuk kalian mulai membaca. Kalian bisa mulai dari The Seven Habits karya Sean Covey, Personality Plus, 25 Ways To Win With People karya John C. Maxwell, dan kalian bisa lanjutkan dengan buku-buku lainnya. Semuanya menarik saat kita sudah mulai membiasakan diri membaca. Selamat membaca dan semangat, ya!

4. Bergaul sama orang yang cerdas
Di mana pun kita berada, tentu saja orang-orang yang ada di sekitar kita membawa pengaruh yang besar. Maka bergaullah lebih banyak dengan orang-orang cerdas supaya kita ketularan cerdasnya. Di sini bukan berarti kita pilih-pilih teman tapi porsi dalam berteman. Adakalanya kita berteman dan cukup say hello saat ketemu, ada juga yang kita memberikan banyak waktu untuk berbincang-bincang. Energi positif dan negatif dari orang sekitar kita bisa menular, jadi jangan terlalu menghabiskan waktu sama orang-orang yang negatif.

No comments:

Post a Comment