Total Pageviews

Translate

Thursday, February 23, 2017

Di Manakah Saya? (Part 3)

Mari kita mulai membaca tabel lagi:
Zona A artinya ada tujuan yang mau dicapai dan ada tindakan nyata untuk mencapainya sehingga berada di zona USAHA.
Zona B artinya ada tujuan yang mau dicapai tapi tidak ada tindakan nyata sehingga berada di zona MELAMUN.
Zona C artinya tidak mempunyai tujuan yang jelas tapi malah ada tindakan sehingga berada di zona NGAWUR.
Zona D artinya tidak ada tujuan dalam hidup dan tidak ada tindakan juga sehingga berada di zona MOGOK.

Nah, seperti biasa, kita akan bahas lagi satu persatu. Kita mulai dari tujuan. Tujuan merupakan pernyataan yang jelas tentang semua yang mau kita capai pada waktu tertentu di masa depan. Tujuan bisa seperti di bidang personal, pendidikan, karir atau hubungan dengan Tuhan. Misalnya: saya mau naik kelas dengan target nilai rata-rata 8 pada tahun ini, saya mau memperoleh promosi jabatan dan kenaikan gaji di kantor saya dalam waktu 1 tahun atau saya mau jadi lebih religious dengan lebih rajin pergi berdoa setiap minggu minimal tiga kali dan ikut  komunitas dalam melayani mulai hari ini.

Dengan adanya tujuan yang jelas, kita bisa membuat langkah-langkah spesifik yang harus kita jalani sehingga kita bisa sampai pada tujuan kita. Tujuan memberikan kita fokus atau penunjuk arah ke tempat yang hendak kita tuju. Dan dengan ditentukannya tujuan, kita juga bisa mengetahui halangan-halangan yang harus kita selesaikan dengan perencanaan, pengetahuan, bantuan orang lain dan yang tidak kalah pentingnya adalah doa. Kita akan lihat contoh cara menetapkan tujuan dan langkah-langkah untuk mencapainya:
Contoh I
Tujuan:
  • Ingin naik kelas dengan target  nilai rata-rata 8 pada tahun ini.
Halangan:
  • Terlalu banyak acara TV yang bagus.
  • Terlalu banyak main game.
  • Terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman.
  • Cara belajar yang kurang efektif.
Langkah-langkah:
  • Membatasi menonton acara TV hanya 30 menit sehari.
  • Membatasi main game hanya 15 menit sehari.
  • Membatasi berkumpul dengan teman hanya pada hari Minggu.
  • Membaca buku tentang cara belajar yang efektif.
  • Mengikuti bimbingan belajar (kursus) mata pelajaran yang susah dimengerti.
Sarana untuk mencapai tujuan:
  • Mentor untuk mengajari pelajaran-pelajaran sekolah yang susah dimengerti.
  • Buku tentang cara belajar yang efektif.
Perencanaan waktu untuk tujuan:
  • Memberikan pengertian kepada teman bahwa kita tidak bisa berkumpul bersama mereka setiap hari lagi kecuali minggu atau menyarankan belajar bersama pada saat kumpul.
  • Membaca buku cara belajar yang efektif.
  • Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
  • Menentukan waktu belajar dengan mentor.
Hasil tujuan:
  • Nilai yang lebih baik.
  • Puas akan pencapaian prestasi di sekolah.
  • Mendapatkan juara kelas.
  • Orang tua dan guru bangga.
  • Jalan-jalan bersama orang tua sebagai bonus dari juara kelas.
Contoh II
Tujuan:
  • Ingin lebih dekat dengan Tuhan mulai dari tahun ini dan seterusnya.
Halangan:
  • Terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teman.
  • Game dan acara TV yang bagus-bagus.
  • Takut di jauhin sama teman-teman.
  • Masih belum terlalu kenal dengan komunitas yang ada.
Langkah-langkah:
  • Menentukan waktu untuk Tuhan dulu, bukan waktu sisa baru untuk Tuhan. Misalnya tiap minggu harus pergi berdoa.
  • Mulai mengurangi main game dan nonton TV dan tidak lagi mengikuti game baru dan acara TV.
  • Mengajak teman-teman ikut juga pergi berdoa.
  • Mulai bertanya ke sekertariat atau bertanya-tanya kepada teman-teman tentang komunitas yang ada.
Sarana untuk mencapai tujuan:
  • Informasi tentang komunitas yang ada.
  • Informasi tentang cara bergabung dengan komunitas.
Perencanaan waktu untuk tujuan:
  • Mengurangi waktu berkumpul dengan teman-teman yang tanpa tujuan yang membangun.
  • Hanya menonton TV saat ada acara yang membangun seperti program motivasi atau program keagamaan.
  • Mengajak teman-teman pergi berdoa bersama.
  • Bergabung dengan salah satu komunitas dalam bulan ini.
  • Mengikuti kegiatan-kegiatan komunitas yang diikuti.
Hasil tujuan:
  • Merasa lebih dekat dengan Tuhan.
  • Pergaulan makin meluas.
  • Lebih bisa bersyukur.
  • Lebih puas dengan kehidupan spiritual.
  • Lebih memahami orang lain.
  • Lebih menghormati orang lain.
  • Merasa damai di hati.
Sebelum kita latihan, kita akan melanjutkan membahas tentang tujuan. Perlu diingatkan kembali bahwa kita harus berhati-hati karena ada beberapa hal yang bisa menghalangi tujuan kita, yaitu:
1. Keluhan yang negatif atau rasa rendah diri
Sering kita mendengar orang mengatakan, "saya ingin menjadi pandai tapi tak mungkin karena memang saya dilahirkan sebagai orang bodoh," atau, "saya ingin punya usaha sendiri tapi saya pasti gagal karena tidak punya pengalaman," dan seterusnya. Banyak sekali orang-orang menghancurkan tujuannya sendiri karena faktor ini. Ini adalah pembunuh tujuan sejati, maka lawan dan hancurkan ini dengan senjata yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu keluhan yang memotivasi atau teknik tetapi. Contoh: "saya ingin menjadi pandai, saya akan lebih rajin belajar, bertanya pada guru dan belajar bersama teman-teman," atau, "saya tidak punya pengalaman untuk usaha, tetapi sekarang saya sedang bekerja jadi saya akan lebih rajin untuk belajar dari atasan saya dalam menangani usaha."

2. Zona nyaman
Zona nyaman ini seakan-akan memberikan kita jaminan akan keamanan, namun inilah yang tanpa kita sadari akan membunuh tujuan kita. Banyak sekali orang-orang muda yang bersemangat untuk buka usaha sendiri dan mengawali kariernya di suatu perusahaan untuk mencari modal atau pengalaman, tapi saat karier sudah bagus di suatu perusahaan yang seolah-olah memberikan jaminan keamanan bagi dia, saat itu banyak sekali yang melupakan tujuan awalnya untuk mempunyai usaha sendiri. Secara tidak langsung, zona nyamannya sudah menghancurkan tujuannya.

3. Takut akan pengorbanan
Setiap tujuan pasti memerlukan pengorbanan baik itu waktu, tenaga atau pemikiran, namun perlu kita ingat bahwa tanpa pengorbanan, apalah artinya saat kita mencapai tujuan kita. Pengorbanan merupakan proses yang membimbing kita ke arah tujuan kita. Banyak sekali dari kita yang takut akan pengorbanan sehingga melupakan tujuan yang ingin dicapai.

4. Orang tua
Kita semua yakin orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, tapi kadang-kadang ego dari orang tua menghancurkan tujuan anak-anak mereka tanpa mereka sadari atau, lebih ironis lagi, terkadang mereka sadar akan hal itu namun tetap mempertahankan ego mereka karena merasa itu yang terbaik untuk anak mereka. Alangkah bijaknya jika orang tua membiarkan anak-anak mereka untuk menggapai tujuannya sehingga hidup mereka akan lebih berarti.

Norman Cousins, seorang profesor psikiatris yang memegang peranan penting di UCLA (University California of Los Angeles) berkata, “kematian bukanlah kehilangan besar dalam hidup kita. Kehilangan terbesar dalam hidup kita adalah matinya beberapa hal dalam diri kita sementara kita hidup.”

Maksud pernyataannya adalah untuk memberitahukan kepada kita betapa pentingnya tujuan dalam hidup kita. Setiap orang harus mempunyai tujuan, karena inilah yang akan memberikan kita energi, semangat, dan perencanaan untuk menuju ke sana. Dengan menetapkan tujuan kita, alam bawah sadar kita akan menyatu dengan tujuan-tujuan tersebut sehingga kita bisa tahu apa yang harus dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Contohnya: saat kita libur dan kita tidak menetapkan tujuan libur kita, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu pertama, kita seakan-akan menikmati liburan kita yang tanpa tujuan yang jelas namun saat malam tiba, hari yang kita lalui terasa sia-sia karena tidak ada yang dicapai dari liburan kita. Kedua, kita akan merasakan bosan sepanjang hari tersebut. Tidak ada energi atau antusiasme untuk melakukan sesuatu karena kita tidak menetapkan tujuan liburan kita. Sebaliknya, ketika kita menetapkan tujuan dalam liburan sehari kita, tentunya kita akan merasa banyak energi yang ada dalam diri kita untuk menyelesaikannya satu persatu dan merasa waktu kita tidak terbuang percuma. Akhirnya tujuan untuk liburan kita akan tercapai sehingga kita memperoleh semangat lagi untuk memulai kegiatan besok pagi.

Latihan:
Coba habiskan hari Minggu ini dengan tidak menetapkan tujuan, terserah anda mau lakukan apa pun dan pada malam sebelum tidur, tulis apa yang anda rasakan, manfaat hari Minggu ini yang baru dilalui, apa yang anda capai?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk hari Minggu berikutnya, tetapkan tujuan yang ingin dicapai (misalnya: membaca habis buku yang dibaca setengah-setengah atau hal yang lain), lakukan tujuan yang anda tetapkan untuk hari itu dan pada malam sebelum anda tidur, tulis apa yang anda rasakan, manfaat hari tersebut dan pencapaian anda?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tanpa tujuan, kita tidak tahu jalan mana yang harus kita lalui, apa yang harus kita lakukan, akibatnya kita terombang-ambing. Orang yang bertindak tanpa tujuan akan banyak menghabiskan banyak waktu, tenaga, biaya dan belum tentu ada hasil. Contoh: ada orang yang mau naik taksi dan dia tidak tahu mau ke mana. Dia mengambil tindakan dengan memberhentikan taxi, lalu supir taksi bertanya, "mau kemana pak?" dan dia hanya menjawab tidak tahu. Kita bisa bayangkan apa yang akan dilakukan supir taxi itu. Ada kemungkinan supir taxi itu mengumpat, "dasar gila," dan terus taksi itu pergi meninggalkannya atau supir taksi itu menyuruhnya masuk dan bertanya, "bapak mempunyai uang berapa?" Supir taksi itu akan berkeliling sampai argonya seperti uang yang disebutkan dan supir taksi akan menyuruhnya turun.

Kita bisa bayangkan, dia akan rugi waktu, uang dan tidak jelas dia berada di mana sekarang. Tentu kita tidak mau menjadi seperti orang tersebut. Ingatlah bahwa biar pun kita mempunyai tujuan, belum tentu kita bisa mencapainya. Kendati begitu, ada kemungkinan besar kita bisa menggapai tujuan kita dengan perencanaan, kerja keras, doa dan yakinlah jika tujuan itu untuk kebaikan, pasti kita bisa mencapainya. Tujuan yang jelas itu sangat penting. Mari kita mengisi tujuan hidup kita dan langkah-langkah untuk mencapainya:
Tujuan I:
Tujuan jangka pendek ( batas waktu maksimal pencapaiannya dari 3-12 bulan):
Halangan:
Langkah-langkah:
Sarana untuk mencapai tujuan:
Perencanaan waktu untuk tujuan:
Hasil tujuan:

Tujuan II:
Tujuan jangka panjang (batas waktu maksimal pencapaiannya 5-20 tahun):
Halangan:
Langkah-langkah:
Sarana untuk mencapai tujuan:
Perencanaan waktu untuk tujuan:
Hasil tujuan:

Tujuan III:
Tujuan hidup (selama hidup):
Halangan:
Langkah-langkah:
Sarana untuk mencapai tujuan:
Perencanaan waktu untuk tujuan:
Hasil tujuan:

Setelah kita mencapai tujuan jangka pendek, syukuri pencapaian kita dan lanjutkan dengan membuat perencanaan tujuan lain lagi.

Setelah ada tujuan, kita lanjutkan dengan memberitahukan Tuhan atas tujuan-tujuan kita lewat doa. Kendati begitu, seringkali rutinitas dan berbagai masalah yang datang silih berganti setiap hari membuat kita kehilangan motivasi untuk mendapatkan yang lebih baik dalam kehidupan sehingga semua tujuan kita menjadi kabur dan lama-lama menghilang. Berikut kita diskusikan beberapa cara untuk mendapatkan motivasi setiap hari: 
1. Ciptakan Hasrat
Bayangkan apa yang kita rasakan jika kita berhasil mencapai tujuan kita. Lihat imbalan dari usaha kita secara jelas. Cara ini memberikan banyak motivasi untuk membuat rencana kita cepat terwujud. Bayangkan saat kenaikan kelas, kita menjadi juara satu sehingga banyak universitas yang mau menerima kita dengan mudah dan biaya yang relatif murah. Bayangkan jika kita sehat, kita bisa pergi jalan-jalan, berkumpul sama teman-teman dan melakukan banyak hal, ini yang bisa memotivasi kita untuk mendapatkan kesehatan yang baik dengan berolah raga, konsumsi makanan sehat. Bayangkan rumah impian kita setiap hari, dan ini akan memberikan kita dorongan untuk menjadikannya nyata dengan bekerja lebih nyata.

2. Ciptakan Rasa Sakit
Program Neuro-Linguistic mengajarkan pada kita untuk menghubungkan rasa sakit dengan tidak melakukan tindakan. Kejadian saat kenaikan kelas dan kita gagal untuk naik kelas, kita berpikir apa yang akan kita rasakan sehingga kita akan termotivasi untuk tidak melupakan tujuan kita dengan belajar lebih giat. Membayangkan kejadian saat sakit, harus menginap di rumah sakit sambil diberikan oksigen, kita berpikir apa yang akan kita rasakan sehingga kita termotivasi untuk olah raga teratur walaupun merasa tidak ada waktu dan memilih makan makanan sehat walaupun merasa sehat.

3. Bicarakan Rencana Kita
Bicaralah pada teman, pasangan, orang tua tentang rencana kita, atau tuliskan dalam buku kita yang sering kita lihat. Ini bisa mengingatkan kita pada tujuan-tujuan kita. Dengan kegiatan rutin setiap hari dan masalah-masalah yang akan menghalangi kita untuk mencapai tujuan kita, kadang kita lupa atau mencoba melupakan tujuan kita. Tetapi sering teman, pasangan atau orang tua mengingatkan kita dan memberikan dorongan kepada kita saat kita mulai mencoba melupakan tujuan kita.

4. Miliki Sebuah Ketertarikan yang Nyata
Saat kita menentukan tujuan kita baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, hendaknya tujuan-tujuan itu sangat menarik bagi kita sehingga tujuan ini menjadi keinginan yang selalu hidup. Buatlah tujuan kita menjadi menarik dalam mencapainya, buat setiap proses pencapaian menarik. Nikmati setiap proses maupun halangan dalam mencapai tujuan kita, dengan menikmati setiap prosesnyalah membuat kita lebih semangat, lebih bertenaga, lebih santai serta tetap menjaga harapan.

5. Miliki Energi
Untuk menghasilkan energi, masing-masing mempunyai caranya. Ada yang dengan merasakan secangkir kopi atau minum multivitamin. Namun demikian, yang pasti olah raga, minum air putih yang cukup dan tidur yang cukup adalah modal untuk memiliki energi yang maksimal. Selalu isi energi setiap hari dengan hal-hal yang positif dan jangan lupa berdoa sehingga energi makin berlipat ganda.

6. Ciptakan Keseimbangan Mental
Orang yang paling berkuasa adalah orang yang dapat menguasai dirinya sendiri. Sangat sulit untuk bisa fokus jika kita dalam keadaan tertekan atau berpikiran negatif. Seimbangkan mental kita dengan menguasai diri kita sendiri. Musuh yang paling utama adalah diri kita, bukan orang lain. Pikiran kita bisa menjadi sesuatu yang hebat untuk mengembangkan diri kita, namun pikiran juga yang bisa menghancurkan diri kita. Jauhi sikap berpikiran negatif dengan selalu bersyukur dengan apa yang ada.

7. Ambil Sebuah Langkah Kecil
Action... action! Saat kita mulai bertindak, meskipun hanya sebuah langkah kecil yang kita ambil, tindakan untuk mencapai tujuan akan memberikan motivasi pada kita setiap hari. Kita akan bahas ini lebih lanjut di bawah ini.

Hanya tujuan tidaklah cukup, tindakan harus diambil untuk mewujudkan tujuan kita. Tujuan sederhana yang dilaksanakan dan dikembangkan adalah seribu persen lebih baik dari tujuan hebat tapi mati tanpa ada tindakan. Pedagang besar, John Wanamaker sering berkata,  "tidak ada yang datang hanya dengan memikirkannya."

Buku the Magic of Thinking Big membagi orang menjadi dua, jenis yaitu aktivasionis dan pasivasionis. Aktivasionis adalah orang sukses yang aktif dan pelaksana. Ia mengambil tindakan, melaksanakan rencana dan menyelesaikannya untuk mencapai tujuan. Pasivasionis adalah orang yang biasa-biasa, orang menengah, orang yang tidak berhasil dan bukan pelaksana. Ia menunda segalanya hingga ia membuktikan bahwa ia tidak boleh, tidak dapat atau terlalu terlambat melaksanakannya.

Perbedaan di antara aktivasionis dan pasivasionis tampak dalam banyak hal. Contoh: aktivasionis merencanakan untuk belajar sebelum ulangan dimulai dan ia melakukannya. Sedangkan pasivasionis merencanakan untuk belajar sebelum ulangan, ia mencari cara untuk menunda belajar. Aktivasionis ingin membuka usaha sendiri dan ia melaksanakannya, sedangkan pasivasionis juga ingin membuka usaha tapi ia menunda untuk mendapatkan saat yang tepat sehingga ia tidak pernah memulainya. Aktivasionis berbuat, bertindak sedangkan pasivasionis akan bertindak tetapi tidak pernah bertindak.

Kita semua ingin menjadi aktivasionis, jadi mari kita dapatkan kebiasaan bertindak. Banyak pasivasionis menjadi demikian karena mereka berkeras menunggu hingga segalanya 100% menguntungkan sebelum mereka mengambil tindakan. Kesempurnaan memang sangat diinginkan namun tidak ada buatan manusia atau rancangan manusia yang benar-benar sempurna. Oleh karena itu, menunggu agar kondisi menjadi sempurna sama juga menunggu selamanya. Tindakan bisa menyembuhkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri. Menunggu, menunda, dan menangguhkan bisa meningkatkan ketakutan. Tentu kita pernah takut dalam melakukan sesuatu namun saat kita mulai bertindak, rasanya tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya, semuanya menjadi lancar. Contoh: si A takut ke dokter untuk check up, semakin dia menunda, ketakutan dia akan makin besar selama bertahun-tahun karena dia akan berprasangka buruk terhadap kesehatannya sehingga ketakutannya makin kuat dan bisa menyebabkan dia benar-benar sakit. Namun saat dia langsung pergi check up,  kekhawatirannya pun hilang. Mungkin ada sakit tapi setidaknya dengan mengetahuinya, dia bisa melakukan pengobatan sebelum terlambat. Kemungkinan lainnya, bisa jadi  tidak ada masalah serius dengan kesehatannya.

Saatnya latihan:
Cari apa yang baik yang mau kamu lakukan namun takut untuk melakukannya. Coba lakukan hari ini tanpa ragu-ragu (misalnya takut membicarakan sesuatu dengan orang tua, takut untuk memberikan ide kepada boss kamu ataupun yang lain). Setelah selesai melakukan hal tersebut, buatlah catatan di bawah apa yang kamu rasakan dan apa hasilnya dari bertindak yang kamu lakukan.
1.
2.
3.
4.
5.

Dan pepatah mengatakan saat kita mulai bertindak, separuh jalan sudah di jalanin. Sekarang kita bahas orang yang mempunyai tujuan tapi tidak bertindak. Nah, hasilnya orang itu hanya berhasil dalam lamunannya dan keberhasilannya hanya di dalam mimpi saja.

Setelah kita tahu zona kita dimana, kita harus menuju ke zona yang semestinya, yaitu:
1. DEWASA yang artinya kita harus mempunyai keberanian dan kecerdasan,
2. PINTAR yang artinya kita harus mempunyai kemampuan dan kemauan,
3. USAHA yang artinya kita harus mempunyai tujuan dan tindakan.

No comments:

Post a Comment