Total Pageviews

Translate

Tuesday, February 14, 2017

My Valentine

Do you recall all the well-wishes you received when you got married, congratulating you for the new beginning? Apparently all the honoured guests didn't make that up for the sake of just saying it! It's as real as it gets! Wedding day was indeed just a new beginning, because it's only after that we are in for the reality: the ups and downs, the incompatibility or perhaps the not-so-surprising little fact that your spouse actually farts like you do, too (funny this never happened before prior to this stage!)

The thing with marriage life is, it has to be sustainable for it is a very long journey. For the fact that some can even come up with an analogy that describes it as eating the same dish everyday until you get very sick of it, then there must be certain degrees of truth that this kind of life could be challenging in years ahead. Hence you better read the fine print before you sign up for it!

Just kidding. Let's move on. The paragraph before this is not very encouraging, alright, but I guess it's important to acknowledge that such a problem can happen. We'll try to figure out what to do with it, but prior to that, let's look back at the life when we were in a boyfriend/girlfriend relationship. In general, we just met a couple of hours for a date. There was this spark, this strong feeling that promted you to tell yourself you could hardly wait to see that person again. Remember that?

That particular spark (love in the air or whatever you call it) is what keeps things warm. It's fragile, dies off easily when neglected. The routines in life don't help and to make it worse, there are more and more bloody mundane stuff as the marriage life ages. As we are sucked into the vicious cycle and flowing through motion on daily basis, one may start to believe that perhaps this is what life is all about. As the spark slowly fades away, we start to take things for granted subconsciously, until the day we're silently staring at each other, trying real hard to remember why we were here in the first place.

As much as I enjoy how organized marriage life is as compared with those younger days when I was still single, I never really conform with the routines. I wrote about how I could be an asshole sometimes. You see my wife's less glamorous comments about me on Facebook occasionally, about how I could be spending too much time on chatting and other silly stuff. Nevertheless, it is precisely due to these traits that I can fathom the ugly illustration above. It scares me, and I'm very much aware of how damaging taking things for granted can be.

But here's a little secret that works well for me, the one that keeps the spark alive: regardless how busy we are, I do make time to stop and think again, why I fell in love with my wife many years ago. Long before anything else, we were two unlikely friends who got closer and made it happen against all odds. The tears and laughter that we went through, they were beautiful memories and I'm not going to throw it all away. There are more to comes, definitely, and I'll be waiting.

We may be parents and many things these days, but above all, we're only two children of the world who once made a promise to spend our lives growing old together in good and bad times. I've never mistaken that I'm the lucky one here. I mean, who am I that I can have the privilege of having a beautiful wife who's very understanding, a great mother to my two cute daughters? A blessed one, that's who!

I'm a dreamer and I will always be. And for this occasion, nothing summarizes it better than the lyrics from John Lennon:

"Though I know I'll never lose affection
For people and things that went before
I know I'll often stop and think about them
In my life, I love you more..."


Happy Valentine's day, Dear.

My Valentine.



Hari Valentine

Apakah anda masih ingat dengan ucapan selamat menempuh hidup baru yang anda terima saat menikah? Ternyata para tamu undangan tidak sedang bercanda. Makna menempuh hidup baru ini benar-benar nyata. Hari pernikahan hanyalah permulaan, sebab apa yang terjadi selanjutnya barulah kehidupan sebenarnya, mulai dari nikmatnya sarapan pagi bersama sampai fakta kecil yang mengejutkan namun manusiawi walau tidak pernah terjadi selagi pacaran, misalnya pasangan anda ternyata bisa kentut juga. 

Pernikahan itu tak ubahnya seperti perjalanan panjang yang dilalui bersama, jadi penting bagi kedua belah pihak untuk memiliki yang sesuatu yang membuat pernikahan itu bisa bertahan. Ini bukan perkara mudah, makanya ada perumpamaan bahwa pernikahan itu seperti menikmati menu yang sama setiap hari sampai anda merasa bosan. Hidup seperti ini bisa terasa sangat menantang, oleh karena itu, sebelum anda menikah dan tanda tangan, baca baik-baik apa yang akan anda tanda tangani! 

Hanya bercanda, hehe. Walaupun paragraf di atas terasa tidak mendukung, saya rasa penting bagi kita untuk mengakui bahwa kehidupan pernikahan akan selalu memiliki tantangan. Sebelum kita melihat lebih lanjut, mari lihat kembali saat-saat pacaran. Secara umum, kita hanya bertemu beberapa jam untuk menghabiskan waktu bersama pujaan hati. Di masa ini, ada daya tarik di hati yang membuat anda tidak sabar untuk bertemu dengan si dia lagi. Ingat dengan perasaan ini? 

Sensasi daya tarik inilah yang membuat hubungan terasa membara. Akan tetapi daya tarik ini juga bisa pudar ketika terabaikan. Rutinitas kehidupan ketika pernikahan kian berumur bisa menyebabkan hilangnya daya tarik ini. Tatkala kita terjebak dalam kegiatan sehari-hari yang tiada habisnya dan berulang-ulang, lambat-laun kita mungkin berpikir, jadi kehidupan pernikahan hanya seperti ini? Daya tarik itu perlahan memudar ketika kita tidak lagi berusaha melakukan sesuatu untuk mempertahankannya dan suatu hari nanti kita akan duduk dalam diam sambil saling menatap, berpikir keras untuk mengingat kenapa kita bisa bersama dalam hidup ini.  

Saya sendiri menyukai betapa kehidupan pernikahan ini terasa lebih teratur bila dibandingkan dengan saat saya masih sendiri, namun saya tidak pernah menyukai rutinitas. Saya pernah menulis bahwa terkadang saya bisa menjadi pria yang menjengkelkan, persis seperti komentar istri saya di Facebook, ketika saya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk chatting dan hal konyol lainnya. Kendati begitu, justru karena kebiasaan inilah maka saya bisa mengerti ilustrasi mengerikan dari sebuah pernikahan yang kehilangan daya tariknya, seperti yang dipaparkan di atas. Saya terus-terang tidak ingin terjerumus seperti itu. Saya tahu betapa berbahayanya bila kita tidak meluangkan waktu satu sama lain. 

Bagi saya pribadi, terkadang saya berhenti dari semua kesibukan saya, seperti sekarang ini, untuk mengingat kembali kenapa saya jatuh cinta pada pasangan saya bertahun-tahun silam. Jauh sebelum hari ini, kita adalah dua teman yang melewati begitu banyak tawa, canda dan air mata bersama. Setelah apa yang kita lalui, saya tentu tidak akan membuang semua kenangan terindah ini begitu saja. Saya percaya masih banyak yang hal terbaik yang akan terjadi. 

Sekarang kita adalah orang tua, anak, menantu dan masih banyak lagi peran lainnya, namun di luar semua itu, kita hanyalah dua anak manusia yang berjanji untuk menjalani kehidupan di saat susah dan senang. Saya tidak pernah lupa bahwa saya adalah seorang pria yang beruntung. Saya seringkali bertanya dalam hati, siapa sebenarnya saya sampai bisa memiliki istri yang pengertian dan ibu yang luar biasa dari dua anak yang cantik dan lucu? Jawabannya adalah pria yang diberkati, tentunya! 

Saya adalah seorang pemimpi dan akan selalu bermimpi. Pada kesempatan ini, tak ada yang lebih cocok untuk menggambarkan hidup saya selain penggalan lirik lagu John Lennon ini:

"Though I know I'll never lose affection
For people and things that went before
I know I'll often stop and think about them
In my life, I love you more..."


Happy Valentine's day, Dear.

No comments:

Post a Comment