Total Pageviews

Translate

Saturday, October 13, 2018

Book Review: Ahok's Policy

The thing with reading books about Ahok is the mixed emotions that comes with it: you'll be impressed by how capable he is and at the same time, you'll feel sad that he's no longer governing Jakarta. It's a loss that's very hard to swallow, especially when you ever had a big hope that Jakarta would progress really well. This book, written by the man himself, is no exception.

Through this book, Ahok showed us what his job as the Governor of Jakarta was like. The tasks were very complex, covering things that we often heard such as budgeting, traffic jam, flood, housing, transportation and the lesser known things like how he changed the working culture within BUMDs (the enterprises regionally-owned by the government of Jakarta) and optimised their performances for the greater good of Jakarta citizens. Always one who believes in social justice rather than social assistance, Ahok also made it his crusade to ensure that the poor and the needy had the access to health and education. Simply said, the book told us about everything he did in a clean, transparent and professional manner.

Every chapter that he wrote ended with opinions from other people, be it those who worked with him before or those that ever felt like having a governor that was close to his people. Some were funny, others were touching and all revealed a great leader that was often portrayed as an arrogant and temperamental man by media. I recognised some names, such as Marina the director of PD Dharma Jaya, whom was humiliated by Sandiaga Uno before she resigned from her post. Her story gave us a glimpse of how easy-going and trusting Ahok could be: during her job interview, she was insecure because her highest education level was high school, but much to her surprise, Ahok simply said, "you are not an idiot, right? If you are not, then you should be fine."

And Ahok is sorely missed by us partly thanks to his casual remarks and simple gestures. They were unseen, funny and inspiring. Such characters, plus the fact that he was hard working and visionary, are what make this book a great reading. While it came with data, it was written with us laymen in mind, so it is quite easy for us to understand. Definitely recommended for fellow readers who'd like to know how the government worked, especially during Ahok's era!

The reader and the book. 



Review Buku: Kebijakan Ahok

Saya tidak tahu bagaimana pengalaman anda saat membaca buku-buku tentang Ahok, tapi bagi saya pribadi, perasaan yang bercampur aduk ini sering muncul: di satu sisi, saya merasa kagum dengan kecakapannya sebagai pemimpin, tapi di lain sisi, saya merasa sedih karena dia tak lagi memimpin Jakarta. Sudah setahun lebih era Ahok berlalu, tapi rasa kehilangan itu masih terasa pahit, terlebih lagi karena saya pernah turut berbangga dengan kemajuan Jakarta. Buku ini, yang ditulis sendiri oleh Ahok, juga menimbulkan perasaan yang saya deskripsikan di atas. 

Lewat buku ini, Ahok memberikan kita gambaran tentang pekerjaannya sebagai Gubernur Jakarta. Tugasnya sangatlah kompleks. Apa yang ia kerjakan mencakup hal-hal yang dulunya sering diberitakan, misalnya masalah anggaran, kemacetan, banjir, tempat tinggal, transportasi dan juga aspek-aspek lainnya yang jarang diketahui publik, contohnya upaya Ahok dalam mengubah budaya kerja BUMD menjadi perusahaaan-perusahaan yang dikelola dengan baik dan saling bekerja sama untuk kepentingan warga Jakarta. Sebagai orang yang lebih mementingkan keadilan sosial daripada bantuan sosial, Ahok memastikan bahwa akses kesehatan dan pendidikan tersedia terutama bagi warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Singkat kata, buku ini mengulas tentang semua yang Ahok kerjakan secara bersih, transparan dan profesional. 

Setiap bagian dari topik yang ditulisnya diakhiri dengan opini mereka yang pernah bekerja dengannya atau mereka yang merasa pernah memiliki gubernur yang dekat dengan rakyatnya. Beberapa opini tersebut lucu dan ada pula yang menyentuh, namun bisa dikatakan bahwa semuanya berkisah tentang seorang pemimpin yang luar biasa, berbeda dengan sosok angkuh dan pemarah yang sering kali ditonjolkan di media massa. Beberapa nama dari kontributor ini pernah saya dengar sebelumnya, misalnya Marina, mantan Direktur Utama PD Dharma Jaya yang pernah dipermalukan Sandiaga dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Cerita Marina memberi kita kesan sekilas tentang bagaimana karakter Ahok yang lucu namun menghargai prestasi orang lain. Saat Ahok menawarkan jabatan tersebut kepadanya, Marina merasa ragu karena dia hanyalah tamatan SMA. Saat ia mengungkapkan hal tersebut, Ahok hanya menjawab, "kamu tidak idiot, kan? Kalau tidak idiot, ya tidak apa-apa." 

Dan ucapan serta tindakan Ahok yang di luar dugaan itulah yang membuat banyak orang merasa kehilangan. Aksi seorang Ahok tidak pernah terlihat sebelumnya, sungguh lucu dan menginspirasi. Karakternya ini, ditambah lagi dengan fakta bahwa dia adalah seorang yang pekerja keras dan memiliki pandangan jauh ke depan, membuat buku ini menarik untuk dibaca. Isi buku ini juga didukung dengan data yang tersedia, namun ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam. Sangat direkomendasikan bagi para pembaca yang ingin tahu bagaimana kerja Pemprov DKI itu sebenarnya, terutama di era Jokowi-Ahok!

No comments:

Post a Comment