Total Pageviews

Translate

Sunday, November 4, 2018

Diisengin Hantu

Kali saya ceritakan pengalaman dihantuin ketika tinggal di Jakarta. Saya pertama pindah ke jakarta di tahun 1999 untuk berkerja sambil belajar. Saya tinggal di rumah bos yang besar dan dihuni sesama karyawan dan beberapa orang pembantu. Rumah tersebut merupakan gabungan tiga kavling menjadi satu rumah sehingga sangatlah besar. Di sebelah kanan ada garasi yang muat enam mobil dan satu pohon mangga besar yang tidak pernah berbuah. Di sebelah kiri ada garasi untuk satu mobil. Di lantai bawah ada tiga kamar dan di lantai atas ada dua kamar. Saya menempati kamar atas bersama Anto (nama samaran). Anto ini berasal dari Lampung dan suka koleksi barang-barang semi mistis. Persis depan kamar ditempatin oleh pembantu.

Kamar mandi di kamar atas lumayan besar, memiliki bak mandi dan masih mengunakan toilet jongkok dengan keramik biru gelap yang terlihat sudah lumayan tua. Suatu sore, ketika saya mandi, keisengan pertama pun terjadi.  Baru beberapa gayung saya siramkan ke badan, tiba-tiba terasa kok ada yang peluk dari belakang. Berat seperti terhimpit rasanya dan seketika itu kok jadi nggak nyaman, ya. Akhirnya saya sudahi mandinya.

Beberapa hari kemudian, teman sekamar saya pulang kampung, jadi saya sendiri di kamar dan saya pinjam playstation-nya. Sewaktu saya main game Final Fantasi 7 sampai sekitar jam satu subuh, mendadak ada suara cewe nangis. Tangisannya itu seperti orang nangis karena disiksa. Namun karena saya dasarnya tidak percaya hantu, saya kencangin volume TV. Ternyata suara tangisan semakin kencang dan pintu kamar saya seperti dicakar-cakar dari luar. Saya menjadi kesal dan mengambil sapu dan membuka pintu dengan cepat tapi ternyata tidak ada siapa-siapa. Game pun dilanjutkan tetapi suara yang sama kembali terdengar. Sempat terpikir kalau saya ini sedang diisengin oleh pembantu, namun ketika saya buka lagi pintunya dan dengan bergegas saya hampiri kamar pembantu, ternyata pintu mereka terkunci. Rasanya mustahi mereka bisa kabur secepat itu lalu mengunci pintunya. Saya lantas tidur.

Sehari setelah, itu barulah saya dengar cerita bahwa di rumah itu memang ada lima penghuni gaib. Saya dengarkan saja karena pada dasarnya memang saya tidak takut makhluk astral. 

Setelah sekian lama, pembantu di rumah menikah dan pindah, jadi saya pindah pun ke kamar dia. Kamar itu memang dicat baru, bahkan mebelnya pun diganti baru, tapi catnya hijau gelap yang gimana gitu. Kamar itu ada jendela yang langsung ke garasi kecil. Gangguan pun datang. Ketika lagi tidur sering berasa ditindih. Mata kita bisa melihat tapi tidak keluar suaranya ketika berteriak. Suatu ketika, sewaktu saya sedang main game computer, di jendela ada yang mengintip padahal tidak mungkin ada yang bisa lihat dari sisi luar jendela itu karena dari bawah ke atas itu sekitar empat meter tingginya. Awalnya saya cuekin tapi karena penasaran, saya buka jendelanya. Saat itu pula muncul sesosok gelap berupa siluet persis di depan jendela. Saya segera diam dan tutup lagi jendelanya, lalu langsung turun ke bawah dan bermain playstation bersama yang lain.

Beberapa bulan kemudian, saya pindah ke kamar bawah yang ukurannya besar dengan kamar mandi di dalam. Kamar itu dijadikan basecamp tempat bermain game, ngumpul dan kegiatan lainnya. Gangguan pun tetap terjadi tetapi karena sudah biasa, saya cuek-cuek saja. Kadang kita lagi main game, di belakang kita ada yang mondar-mandir. Sekali kita menoleh ke belakang, tidak terlihat ada siapa. Hal serupa pun dirasakan oleh mereka yang tinggal di rumah tersebut dan tamu-tamu yang menginap.

Berikut ini pengakuan mereka yang pernah digangguin:
1 . Pembantu mengaku melihat 5 sosok berbeda.
2. Satpam sering melihat cewek bergaun putih lagi duduk santai di salah satu cabang pohon mangga.
3. Kakak anto yang pernah ditindih akhirnya pindah malam-malam ke rumah saudara lain.
4. Karyawan lain yang sering lihat cewek bergaun putih turun-naik tangga (saya juga heran kenapa gaun putih, ya?).

Demikianlah pengalaman yang menakutkan di masa itu, tapi lucu kalo diingat lagi...

Ilustrasi digangguin penunggu.




No comments:

Post a Comment