Total Pageviews

Translate

Thursday, November 15, 2018

Malaysia Boleh: Penang

I used to have this misconception that Penang was the city a person visited when one said, "I just went to Penang." Only when I went there that I realised such a remark was only correct for practical reasons. Penang was a state comprised of Penang Island and a little bit of mainland. The city that we actually visited was George Town, the capital city of the state that was located in Penang Island. This confusion, coupled with the name George Town that was difficult to pronounce by older Chinese people, were perhaps the reasons why people would simply refer to Penang rather than go through the ordeal of explaining where they went to.

My visit, one and only so far, happened in 2009. This was the time when Grab hadn't existed. After my experience in Kuching, I always had this idea that with the exception of Kuala Lumpur, the public transport in Malaysia was lousy. With that thought in mind, it was a blessing that I travelled with two Malaysian colleagues, Swee Hin and Han Tah. We could simply rent a car and drive around the city. The moment we came out from the airport, we got ourselves a small car and drove to Berjaya Hotel.

Swee Hin at Kek Lok Si Temple.

We arrived in Penang quite late at night as we departed from Singapore right after we finished working. The sightseeing began only the next day, when we went to Kek Lok Si Temple in the morning. On our way up to the temple, there was this fascinating turtle pond! The temple itself, located on a hill surrounded by mist and cloud, was very impressive, too. I remember that the room with Buddha statues felt very peaceful.

We went to Air Itam Dam right after that. The visit was like, since we were already in the area, let's go and have a look. There was a big reservoir there, something that a kid from Pontianak didn't see everyday. From there, we went to Penang Hill. The hill, known locally as Bukit Bendera, was more of an observatory. We went to the top of the hill by taking the funicular train that was slanted diagonally. Kinda scary, if you asked me, hehe. It was raining when we climbed up. For the fact that I don't recall much of of it, I tend to think that the tourist spot was overrated. Snake Temple was more interesting, although it was basically a temple with snakes and turtles, haha.

Swee Hin and Han Tah exploring Air Itam Dam.

After the short visit to see the Reclining Buddha, we went to the famous Gurney Drive in the afternoon for the taste of Penang. It was a nice place to be. There was a stretch of pavement on the seaside (remember, it's an island separated by Penang Strait from the mainland) that led to the roundabout. A lot of eateries, too. It was a good place to hangout.

As it was a weekend getaway, the trip was rather short. We couldn't do much on the last day, so we visited the giant Queensbay shopping mall on our way to airport. Prior to that, we also crossed the Penang Bridge to have a glimpse of mainland. After that we bid our farewell to Penang. Until we meet again!

Swee Hin and Han Tah at Gurney Roundabout. 


Malaysia Boleh: Penang

Saya dulunya mengira bahwa Penang adalah nama kota yang dituju ketika seseorang berkata, "saya baru saja pergi ke Penang." Ketika saya berkunjung, barulah saya sadari bahwa apa yang selama ini saya dengar tidaklah benar sepenuhnya. Penang adalah negara bagian yang terdiri dari Pulau Pinang dan sedikit kawasan di Semenanjung Malaysia. Kota yang biasanya dikunjungi orang bernama George Town, ibukota negara bagian yang terletak di Pulau Pinang. Hal yang cukup membingungkan ini, ditambah lagi dengan nama George Town yang mungkin sulit diucapkan oleh orang tua, mungkin menjadi penyebab kenapa orang cenderung menggunakan nama Penang. 

Kunjungan saya yang pertama dan satu-satunya sampai sejauh ini terjadi di tahun 2009. Ini adalah zaman ketika Grab belum lahir. Setelah pengalaman saya di Kuching, saya selalu merasa bahwa selain di Kuala Lumpur, sarana transportasi umum di Malaysia sangatlah buruk. Karena itu, mengunjungi Malaysia bersama teman-teman kerja berwarga Malaysia adalah gagasan yang cemerlang, sebab kita jadinya bisa mengemudi keliling kota. Dari bandara, kita pun menyewa mobil dan melaju ke Berjaya Hotel.

Di Kuil Kek Lok Si.

Malam sudah larut ketika kita tiba di Penang karena kita berangkat dari Singapura setelah jam kantor. Wisata barulah dimulai pada keesokan harinya, ketika kita mengunjungi Kuil Kek Lok Si di pagi hari. Sewaktu kita berjalan kaki menuju kuil, kita melewati kolam yang penuh dengan kura-kura. Kuil yang terletak di atas bukit berkabut ini juga sangat mengesankan. Ruangan dengan patung Buddha terasa begitu damai.

Setelah kuil, kita bertolak ke Dam Air Itam semata-mata karena lokasinya tidak jauh dari tempat kita berada. Di sana kita melihat Waduk, sebuah pemandangan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya di Pontianak, kota kelahiran saya. Dari Air Itam, kita beranjak ke Bukit Bendera. Tempat ini bisa dideskripsikan sebagai stasiun pengamatan dimana kita bisa melihat George Town dari ketinggian. Puncak bukit bisa dicapai dengan menggunakan kereta yang ditarik oleh seutas kabel baja. Agak mengerikan sebenarnya, apalagi hari sedang hujan ketika kita naik, hehe. Saya tidak begitu mengingat apa sebenarnya yang kita kerjakan di atas, jadi saya rasa daerah turis ini tidaklah begitu menarik. Kuil Ular, sebuah kuil dengan beraneka ular dan kura-kura, lebih menarik perhatian.

Swee Hin di Kuil Budha Tidur.

Setelah kunjungan singkat untuk melihat patung Budha tidur, kita pun pergi ke Gurney Drive yang terkenal untuk bersantap malam. Tempat ini bagus untuk dikunjungi. Ada trotoar di tepi laut yang bila ditelusuri akan membawa kita ke bundaran di ujung jalan. Kios-kios yang berjualan makanan juga berderet di sana. Pokoknya enak untuk bersantai. 

Karena kita bepergian di akhir pekan, liburan kita pun berlangsung singkat. Tidak banyak yang bisa dikerjakan di hari terakhir, jadi kita pun mengunjungi pusat perbelanjaan Queensbay yang satu arah dengan bandara. Sebelum itu, kita juga menyeberangi Jembatan Penang untuk melihat Semenanjung Malaysia secara sekilas. Setelah itu, kita kembali ke Singapura. Sampai jumpa lagi, Penang!

Bersama Swee Hin di kawasan Gurney. 

No comments:

Post a Comment