Total Pageviews

Translate

Tuesday, December 15, 2020

The Parenting Expectation

Every parents want their children to excel in school. The intention is noble, alright, but in reality, the execution can be quite messy. Children feel like being forced to do something they don't like, parents are exhausted and frustrated by the disobedience and stubbornness.

Case in point was my daughter Linda. Sometimes I couldn't help smiling when I saw her studying under the watchful eyes of her Mum. She did quite alright in mathematics (though she definitely could be better, haha), but she was obviously struggling to maintain her interest in Chinese language. 

This is where it got a bit conflicting. As a parent, I really wished that she studied hard so that she'd do well, but if I recalled how I fared when I was her age, I was not any better. I remember taking English lessons from various tuition centres and none could get me speaking fluently. I would pretend to be sleepy or sick when it was time to go for tuition and Mum would yell at me, too. 

When she was doing her art.
Photo by: Yani Evelyn Robinson

Based on my experience, I learnt almost zilch when I had no interests. It would only work for me when I was motivated. That's how I picked up English. It's because I love the Beatles and was inspired by them. And that daughter of mine was 50% me. It might be too early to tell now, but she was probably the same as me, hence things would work out the same way, too. 

So how to draw the line between the parenting expectation and the fact that she might inherit 50% of my traits? I guess to certain extent, being parents means giving the kids the right amount of exposure. Right as in strict enough for their own good, but not burdening them with unnecessary stress or even our own personal ambition. What good is number one when she's not a happy kid? Not everyone is meant to be academically inclined, anyway.

If there was one thing different from my daughter's young life and my childhood, that has to be the fact that parents these days are more attentive, open-minded and keen to develop the kid's talent. I like this idea better and I think this should be the right thing to do. Linda is a good and happy kid. She's playful, creative in her own way and, most importantly, has an interest in art. That, perhaps, is what my wife and I should really encourage her to do...

Linda's cartoon about COVID-19.
(Read from top left, clockwise)



Harapan Orang Tua

Setiap orang tua pastilah menginginkan agar anaknya sukses di sekolah. Tujuan ini lazim dan mulia, tapi pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari seringkali tidak semulus yang dibayangkan. Terkadang anak merasa dipaksa untuk mengerjakan apa yang tidak mereka sukai dan alhasil, orang tua juga cape dan frustrasi karena ketidakpatuhan anak. 

Contoh dalam kasus ini adalah putri saya Linda. Ada kalanya saya jadi tersenyum simpul sewaktu melihat dia belajar di bawah pengawasan ibunya. Dia tergolong bisa dalam mengerjakan matematika, tapi terlihat betul bahwa dia tidak memiliki minat dalam mempelajari bahasa Mandarin. 

Saya jadi merasakan konflik di dalam hati saat melihat hal ini. Sebagai orang tua, saya sungguh berharap bahwa dia belajar lebih keras lagi supaya menguasai bahasa Mandarin, namun saya juga ingat bahwa di saat saya seumuran dengannya, saya pun tidak lebih baik. Saya kursus di sana-sini, tapi tetap saja tidak bisa berbahasa Inggris. Bila tiba waktunya untuk pergi kursus, saya juga pura-pura sakit atau mengantuk dan ibu saya pun marah-marah. 

Berdasarkan pengalaman saya, jikalau tidak memiliki minat, hasil dari apa saya pelajari nyaris tidak ada. Beda ceritanya kalau saya termotivasi. Inilah alasannya kenapa saya jadi menguasai bahasa Inggris: karena saya terinspirasi oleh the Beatles. Nah, putri saya ini boleh dikatakan 50% diri saya. Walau terlalu dini untuk menilainya sekarang, mungkin saja dia pun sama seperti saya. 

Ketika Linda sedang menggambar.
Foto: Yani Evelyn Robinson.

Jadi bagaimana caranya agar netral antara harapan orang tua dan fakta bahwa 50% karakternya adalah warisan dari saya? Sampai batas tertentu, saya rasa menjadi orang tua berarti memberikan kesempatan yang layak bagi anak dalam mengenyam pendidikan. Saya harus cukup tegas demi kebaikannya, tapi jangan sampai membuat dia merasa tertekan, apalagi sampai memaksakan kehendak saya. Apa gunanya menjadi nomor satu di kelas kalau dia tidak bahagia? Lagipula tidak semua orang bisa sukses dalam hal akademik. 

Jika ada satu hal yang membedakan kehidupan saya dan putri saya sekarang, maka itu adalah kecenderungan orang tua zaman sekarang dalam memperhatikan dan mengembangkan talenta anaknya. Saya pikir ini adalah ide yang bagus. Linda anak yang baik dan riang. Dia lucu, kreatif dan memiliki minat dalam bidang seni. Mungkin ini yang seharusnya lebih menjadi fokus saya dan istri...

No comments:

Post a Comment