Total Pageviews

Translate

Saturday, April 7, 2018

Kebhinnekaan

Indonesia adalah negara yang luar biasa dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Saya mencoba membayangkan bagaimana orang dulu mencetuskan Bhinneka Tunggal Ika ini. Luar biasa sekali para nenek moyang kita bisa memiliki ide seperti ini. Mereka sudah menyadari bahwa kita memang beraneka ragam dan kita harus bersatu. Keberagaman ini terjadi mulai dari komunitas terkecil sampai yang terbesar, yaitu kebhinnekaan dalam keluarga, dalam komunitas, dalam masyarakat bahkan dalam negara.

Nenek moyang kita sangat menghargai perbedaan yang ada dan mereka menyadari juga bahwa pasti ada orang-orang yang tidak menghargai perbedaan dan mau memecah-belah, maka dari itu mereka mencetuskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Di bawah ini saya akan coba memberikan pandangan saya satu persatu tentang kebhinnekaan, mulai dari dalam keluarga sampai pada kehidupan bangsa.

Pertama kita akan lihat kebhinnekaan dalam keluarga. Untuk mengawali ini, saya teringat suatu saat pernah ada teman yang masih single berujar pada saya untuk membantunya mencari jodoh karena sudah umur 37 pun belum ada pacar. Saya lantas bertanya, mau jodoh yang bagaimana? Saya terkejut saat dia berkata bahwa dia mau mencari pasangan yang sifatnya sama dan intinya memiliki banyak persamaan. Akhirnya saya bilang kalau begitu, dia mesti cari sesama jenis, yaitu cowok juga. Dia langsung melengos, "huh, masa dijodohkan sama cowok?"

Saya jelaskan jika kita mau mencari yang banyak persamaannya, yang paling mungkin ya sesama jenis dan itu pun pasti masih ada perbedaan. Menurut saya, mencari pasangan bukanlah mencari yang banyak persamaan, tapi cari yang bisa komunikasikan perbedaan itu sehingga akan berwarna-warni dalam keluarga. Saya mengambil contoh, saat kita mau membeli pensil warna, mana yang kita pilih? Pensil warna yang banyak warnanya atau pensil warna yang hanya satu warnanya? Tentu kita mau yang banyak warnanya. Kalau begitu, kenapa jadi masalah ketika dalam keluarga sifatnya maupun tindakannya warna-warni? Sifat-sifat yang berbeda dalam keluarga itu yang akan membentuk keluarga kita dan menjadi sesuatu yang mengejutkan untuk kehidupan kita.

Tetapkan tujuan keluarga dan biarkan semua anggotanya berkreasi untuk menwujudkan tujuannya. Jika ada anggota keluarga yang tindakannya menyimpang dari tujuan keluarga, mari didiskusikan, siapa tahu tindakan tersebut malah merupakan cara yang tepat untuk mencapai tujuan namun dengan warna yang berbeda. Hal yang paling mendasar dalam berkeluarga adalah bagaimana peran kita dalam melayani keluarga. Kendati begitu, jangan sampai apa yang telah kita lakukan membuat kita merasa paling penting sehingga telunjuk akan menunjuk anggota keluarga lain seakan-akan diri kita paling cape dan paling berjasa. Kita juga mempunyai kewajiban untuk mengantar keluarga kita menjadi lebih baik lagi dalam hubungan dengan Tuhan dan hendaknya kita juga mengamalkan agama yang kita anut sehingga menjadi teladan bagi keluarga.

Hal kedua adalah kebhinnekaan dalam komunitas. Di komunitas apa pun tetap saja ada perbedaan walaupun dinamakan misalnya komunitas biker atau komunitas keagamaan. Di dalam komunitas kita bukan belajar untuk menjadi sama tapi belajar untuk berkomunikasi tentang perbedaan, menghargai perbedaan dan bahkan menggunakan perbedaan tersebut untuk menghasilkan karya yang tidak bisa kita kerjakan sendiri sehingga hasilnya bisa melampaui bayangan kita. Di dalam komunitas juga kita belajar untuk patuh akan keputusan bersama, belajar mengatur diri, mengatur orang dan diatur, belajar menjadi lebih dewasa, belajar negosiasi saat mengambil keputusan, belajar bekerja sama dan yang penting komunitas harus membuat kita semakin bersemangat dan awet muda.

Dalam kehidupan masyarakat juga, akui saja kita memang berbeda dalam hal yang detil. Dalam kehidupan masyarakat kita harus sadari bahwa ada yang hakiki dan ada yang pilihan. Yang dimaksudkan dengan hakiki adalah hal yang mutlak dari Tuhan, misalnya saya diciptakan terlahir sebagai Chinese dan teman saya ada yang Jawa dan sebagainya. Bagi yang masih suka mengumpat, "dasar Cina, dasar tiko, dasar Jawa," secara tidak langsung mereka sudah menghina Tuhan-nya. Tentu kita semua percaya bahwa kita semua diciptakan oleh Tuhan sehingga menghina satu suku sama artinya dengan menghina pencipta-Nya, yaitu Tuhan. Berbicara tentang pilihan, agama adalah pilihan dan namanya pilihan itu berarti bebas memilih. Ketika ada yang memaksakan suatu agama dengan tidak memperbolehkan orang lain menjalankan doanya atau ritualnya, mereka ini mencoba mengubah kenyataan bahwa agama adalah pilihan. Orang-orang yang tidak menghargai perbedaan seperti ini harusnya tidak tinggal di Indonesia. Tipe yang seperti ini harusnya dikirim ke hutan Amazon karena di sana mereka tidak perlu berkomunikasi akan perbedaan yang ada. Mereka bisa menerapkan hukum rimba, jadi silahkan terkam-menerkam dengan harimau dan binatang buas lainnya.

Ada beberapa kunci supaya kita menghargai semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yaitu:
  1. Kita harus menganggap perbedaan dalam keluarga, komunitas, masyarakat sebagai anugerah seperti halnya pensil warna, bukannya dianggap sebagai beban.
  2. Kita tidak perlu mencari persamaan secara detil karena pasti berbeda, namun kita mempunyai persamaan mendasar yakni kita sama-sama ciptaan Tuhan, sama-sama bisa berkomunikasi, sama-sama punya keinginan dan tujuan yang sama, yaitu keluarga yang bahagia, komunitas yang membangun, masyarakat yang damai dan lain-lain.
  3. Jika terjadi perbedaan, kembali ke tujuan awal baik di keluarga, komunitas maupun bernegara. Contoh: jika terjadi pertentangan di dalam masyarakat akan perbedaan yang ada, kita kembali kepada dasar negara dan semboyan negara untuk menyelesaikannya.
Kebhinnekaan!

No comments:

Post a Comment