I've always had the itinerary planned since the first trip by Robinson Travel. Yeah, since Karawang 2016 till Taiwan 2024, the trip had always been executed according to the plan. Some improvisation might occur, just like what happened in Chongqing, but it wouldn't deviate much from the plan. This method had served me well and the result had been satisfying so far.
Tried something new earlier this year, though. As Eday and I are quite seasoned in the Southeast Asia region and I had been to Phuket before, we thought that we shouldn't try too hard. The approach resulted in something that I had never experienced before. We barely did any sightseeing and the alcohol imbued trip was more about enjoying our friendship. A different kind of trip, I must say!
Then the trip to Pontian was conceived. The destination for the weekend getaway was so near to Singapore and quite affordable, so I got this notion that perhaps I shouldn't overplan it. For once, I fancied the idea that I should just go through the motion. Easier said than done, though. In reality, I couldn't help checking out places and finally had an idea that after Pontian, we should go to Kukup so that we could eventually reach Tanjung Balai Karimun.
I pretty much kept it to myself and voiced it out only we were done with Pontian. But as we knew it, we went back to Johor Bahru instead. Then we wanted to go to Batam spontaneously, we just failed to make it. I thought it'd be easy to travel as I wished, but the reality was actually harder than what I had imagine!
But that's not necessarily a bad thing. I recently discovered that the magic that happens during the trip is not something that I can plan or recreate. It just needs the right chemistry happening at the right time and the right place. And that, perhaps, is the essence of the magical mystery tour. Short enough that you don't have to plan much and let the unknown run its course, but fun enough that you can just be happy even things don't go your way.
PS: the Pontian tour itself felt like the time when we went to Vietnam. Back when we visited Ho Chi Minh City in 2009, we also walked a lot, but had no clarity where we actually were going to. It was pure sightseeing at the time when Google Maps was unheard of. At the very least, we were clear that we went to Pontian to try out the noodles, haha.
![]() |
From left: the planned trip | a different kind of trip | magical mystery tour. |
Perjalanan Misteri Nan Menakjubkan
Saya selalu memiliki rute yang terencana, mulai dari sejak liburan pertama yang diadakan oleh Robinson Travel. Ya, sejak Karawang 2016 hingga Taiwan 2024, semua liburan selalu dieksekusi berdasarkan rute perjalanan. Terkadang improvisasi terjadi, seperti saat kita berada di Chongqing, tapi biasanya tidak menyimpang jauh dari rencana. Pola ini telah terbukti dan sejauh ini hasilnya memuaskan.
Di awal tahun, saya juga berkesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru. Karena Eday dan saya sudah lumayan berpengalaman di kawasan Asia Tenggara dan saya pernah ke Phuket sebelumnya, kita pun memutuskan bahwa mengunjungi tempat wisata bukanlah fokus liburan kali ini. Hasilnya adalah sesuatu yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Sebuah liburan yang berbeda. Terasa santai, penuh dengan alkohol dan tentang persahabatan dua teman lama.
Dan kemudian liburan ke Pontian pun muncul di benak saya. Tempat tujuan untuk liburan singkat akhir pekan ini begitu dekat dengan Singapura dan juga terjangkau biayanya sehingga saya merasa tidak perlu direncanakan dengan terlalu detil. Sekali ini, pokoknya spontan saja. Namun lebih mudah dikatakan daripada dikerjakan. Kenyataannya saya tetap saja meluangkan waktu untuk melihat-lihat, lalu mendapatkan ide bahwa kita bisa lanjut ke Kukup dan Tanjung Balai Karimun.
Akan tetapi saya tidak banyak bicara tentang ini dan hanya membeberkannya secara terbuka setelah kita selesai dengan Pontian. Tapi seperti yang telah diceritakan, kita akhirnya ke Johor Bahru. Saat kita beranjak ke Batam secara dadakan, kita tidak berhasil mengejar feri terakhir. Kesimpulannya, saya berpikir bahwa bertualang sesuka hati itu mudah, tapi realitanya tidak segampang yang saya bayangkan.
Tapi semua yang tidak terjadi itu tidak harus ditafsirkan sebagai hal yang buruk. Seperti yang saya sadari baru-baru ini, keajaiban yang terjadi di saat berlibur itu bukanlah sesuatu yang bisa saya rencanakan atau replikasi. Semua ini perlu frekuensi yang tepat, bersatu di tempat yang tepat dan waktu yang tepat pula. Dan mungkin inilah esensi dari perjalanan misteri nan menakjubkan. Singkat sehingga anda tidak perlu banyak rencana dan cukup membiarkan misteri itu mengambil alih, tapi seru sehingga anda tetap bisa bergembira meskipun yang terjadi tidaklah seperti apa yang anda semula bayangkan.
PS: perjalanan misteri nan menakjubkan ke Pontian ini terasa mirip seperti saat kita ke Vietnam. Sewaktu kita mengunjungi Ho Chi Minh City di tahun 2009, kita juga banyak berjalan kaki, tapi tidak jelas ke mana. Kitanya mengitari dan melihat kota sejauh kita mampu melangkah di era ketika Google Maps belum dikenal. Kalau liburan ke Pontian, minimal kita tahu pasti bahwa kita ke sana untuk mencoba mienya, haha.
No comments:
Post a Comment