Total Pageviews

Translate

Sunday, September 10, 2017

When She Calls

My daughter cried just now when I was about to leave home. It was Saturday night and she didn't understand why I had to go back to office. As I tried to explain to her why, it felt good knowing that my daughter needed her father, but at the same time it was heart wrenching to see her weep.

Linda is five now. She is at this stage where she will run towards the door when I'm home and wave me goodbye as I go to work. Sometimes, as she stand at the door until I walk into the lift, she will shout from afar, "I love you, Papa." When I'm not home yet, she often uses the video-call feature on her Mum's phone to call and ask why I haven't come home yet. She did that when I was on overseas trips, too. That’s how lovely she is and how blessed I am.

She has grown up a lot and, while she still retains her childlike innocence, that tiny little brain is much smarter than before now. I always find it amusing when she has this inquisitive look and then proceeds to ask if I was kidding. This means she actually starts thinking and is able to digest what I just said when she hears me saying things that don't make sense (oh yeah, being nonsensical is my job, because her Mum is a serious person).

Making funny faces!

Linda is also very talkative and she asks many questions these days. However, of all the questions that she asks, there is one that leaves a lasting impression in my mind. That's when she asks if I will play dolls with her once I finish doing my stuff, be it office work or writing. It is a very touching and understanding request that every time I say no (like the other day, when there was an IT production issue), I feel like an asshole.

More importantly, there is also a hidden meaning that she herself may not realize it: the fact that she's not going to stay this age forever. There'll be days when she grows up and needs her Papa less. By then, I may not hear that question again. When that day comes, she may say no even if I volunteer to play with her, because that one moment in life has passed, the relationship has changed and it's no longer relevant.

Slipping through my fingers.

At times like this, I remember a song from ABBA called Slipping Through My Fingers. The lyrics are poignant, telling us about the feeling of a parent as he/she watches the daughter growing up. The song was so well written and I especially like these particular lines: Each time I think I'm close to knowing, she keeps on growing.

Not even money can buy back the time we missed and things we didn't do. I always believe that by the end of the day, what we have are memories. The time we have together definitely means a lot to me, therefore it's only fair that I'll also make it a mission to give her the quality time she'll treasure one day: that once in her life, she ever had a father that did with her all the childish stuff in her childhood, carried her when she was tired, hugged her and be her first shoulder to cry on when she was sad and told her that things were going to be alright...

Who else that will hold her hands to explore the world, if not her Papa?


Ketika Dia Memanggil

Putri saya menangis tadi, ketika saya hendak meninggalkan rumah. Hari ini adalah hari Sabtu dan dia tidak mengerti kenapa saya harus kembali ke kantor di malam hari. Sewaktu saya jelaskan alasannnya, ada rasa haru karena menjadi seorang ayah yang dibutuhkan anaknya, tapi di satu sisi, pilu juga rasanya melihat dia menangis. 

Linda sudah berumur lima tahun sekarang. Dia sekarang sering berlari ke pintu ketika saya pulang ke rumah dan juga akan melambai mengucapkan selamat tinggal ketika saya berangkat kerja. Saat dia berdiri di depan pintu dan melihat dari kejauhan sampai saya masuk ke dalam lift, terkadang dia tiba-tiba berteriak, "saya menyayangi kamu, Papa." Bilamana saya belum pulang, dia sering menggunakan fitur panggilan video di handphone ibunya untuk menghubungi saya dan bertanya, kenapa saya belum pulang. Dia juga melakukan hal yang sama tatkala saya berada di luar negeri. Sungguh dia anak yang manis dan saya merasa bersyukur menjadi ayahnya.

Dia sekarang sudah tumbuh lebih dewasa dari sebelumnya. Meski dia masih tetap polos, dia jauh lebih cerdas dari setahun sebelumnya. Saya selalu tersenyum ketika dia bertanya dengan tatapan menyelidik, apakah saya sedang bercanda. Ini berarti dia mulai berpikir dan mampu mencerna apa yang baru saja saya katakan, apakah itu masuk akal atau tidak (oh ya, menjadi orang tua yang konyol adalah tugas saya karena ibunya terlalu serius).

Main air di Bintan.

Linda sangat ceriwis dan banyak bertanya sekarang. Akan tetapi, dari semua pertanyaannya, ada satu yang benar-benar berkesan di benak dan hati saya. Ini adalah ketika dia bertanya apakah saya bisa bermain boneka bersamanya setelah saya selesai dengan pekerjaan saya, entah itu pekerjaan kantor atau menulis. Pertanyaan yang lugu itu sangat menyentuh. Setiap kali saya berkata tidak (misalnya tempo hari, ketika ada masalah di kantor sehingga saya harus kerjakan dari rumah di malam hari), saya merasa seperti ayah paling buruk di dunia.

Lebih penting lagi, sebenarnya ada arti tersembunyi dari pertanyaan tersebut yang tidak dipahami bahkan oleh dirinya sendiri: fakta bahwa dia tidak selamanya berumur lima tahun. Akan ada hari di mana dia tumbuh kian dewasa dan tidak lagi terlalu membutuhkan Papanya. Di saat itu, mungkin saya tidak akan mendengar pertanyaan tersebut lagi. Tatkala hari itu tiba, dia bahkan mungkin berkata tidak walaupun saya dengan sukarela menyempatkan waktu untuk bermain dengannya. Ini tidaklah aneh, sebab momennya sudah lewat, hubungan ayah dan anak pun sudah berubah menjadi lebih dewasa, sehingga tidak lagi relevan untuk bermain boneka bersama.

Dalam pelukan papa.

Di saat seperti ini, saya sering teringat dengan lagu ABBA yang berjudul Slipping Through My Fingers. Liriknya sungguh mengena, bercerita tentang perasaan orang tua yang menyaksikan anaknya tumbuh dewasa. Saya suka penggalan lirik ini: Each time I think I'm close to knowingshe keeps on growing. Saat saya merasa mulai mengenalnya, dia lantas tumbuh menjadi lebih dewasa lagi.

Bahkan uang pun tidak membeli kembali waktu yang terbuang dan hal yang tidak kita kerjakan bersama anak kita. Saya selalu percaya bahwa jauh setelah semua ini berlalu, yang tersisa hanyalah kenangan. Sewaktu saya bersama Linda, saya mengingatnya sebagai bagian terbaik dalam hidup saya, maka dari itu saya pun harus berusaha untuk memberikan waktu baginya, waktu yang suatu hari nanti akan ia kenang kembali, bahwa suatu ketika di dalam hidupnya, dia memiliki Papa yang bersamanya melakukan semua hal yang kekanak-kanakan di masa kanak-kanaknya, Papa yang menggendongnya ketika dia lelah berjalan, Papa yang memeluknya ketika ia sedih dan menangis, lalu berkata padanya bahwa semua akan baik-baik saja...

Papa akan gendong sampai tidak sanggup lagi, suatu hari nanti.



1 comment: