Total Pageviews

Translate

Sunday, March 24, 2019

All You Need Is Love

One night, a friend in our chat group asked if I ever fell in love before back in high school days. A very intriguing question with an obvious answer, I told him yes, I did. However, in a world where the sequence was you gotta be handsome or else you gotta be rich or else you gotta be smart and I was none of those, obviously there were better choices out there. The presence of these potential boyfriends rendered me an obscured one, so there I was, tough luck in romance and leading a loveless life throughout high school, haha.

The intriguing part of his question was, in retrospect, I realised that not only I fell in love many times, but more often than not, that feeling subconsciously encouraged me to give my very best. I'm this type of people, apparently. I love, therefore I do. Otherwise, I'd be very reluctant to do anything at all.

The very first example of such occasions happened years ago, when I was in primary three. There was this girl, a very smart girl that I used to like, but I was always too shy and timid that I was like, "should I just go and talk to her? No, no, I need an opening." That opening turned out to be four months later, when I was the top student of the class and she was the second. I remember standing together with her after the announcement and, being the best, I finally had my chance to talk to her confidently. Love, or the very premature version of it, made that happen. I was academically alright and definitely not a genius, but for that few months, I was so self-assured and doing really well. But once the mission was accomplished, there was no motivation to study that hard anymore. After that, I was ranked second, then third and never again I achieved number one since then, haha.

The thing with love is, it changes you for the better. In certain cases, love can be a life-changing experience. I was once a laid-back person, pretty happy with my day job as an IT staff at Kalbe Farma and I spent most evenings as an aspiring writer. I never really thought too much about future until I met my future wife. She was a product manager at that time and I certainly got quite a bit to catch up if I wanted to be someone that she could rely on. That's when I quit my job, started anew in Singapore and the rest is history. Some people dreamt big and they made a difference. Others, like me, we got better simply because we were in love and tried to do something about it. After what I went through, I surely could understand why John Lennon once sang, "all you need is love." He was right! It just worked wonders!

Now, back to the first paragraph above, it must be interesting to know if I ever looked back and regretted for not being able to be with the girls I used to like before. Truthfully, no. Despite my antics, I believe that only the best happened in life. That's why I'm with my wife now, not other women. I am grateful and I remember telling my wife something like this: you know the saying that love is blind? It was true and I gotta be so madly in love back then that I didn't realise some girls really talked a lot. Looking back, while it must be sad then, it's a good thing that nothing ever worked out. I'd rather live a peaceful life than having a wife that talked incessantly!

The truth is written on the wall!
Photo by Endrico Richard. 


Apa Yang Anda Perlukan Adalah Cinta

Suatu malam, seorang teman di grup WhatsApp bertanya apakah saya pernah jatuh cinta pada saat SMU. Pertanyaannya menarik. Saya lantas mengiyakannya. Akan tetapi di dunia dimana urutan pilihannya adalah anda harus tampan, kalau tidak maka anda harus kaya, kalau tidak maka anda harus pintar, sepertinya lebih banyak pilihan yang lebih baik dari saya di masa SMU. Keberadaan para cowok potensial ini membuat saya menjadi tersisih, jadi saya tidak memiliki kisah kasih di sekolah, haha. 

Kendati begitu, yang menarik dari pertanyaan teman saya ini adalah, kalau saya lihat kembali, saya bukan saja jatuh cinta berulang kali, tetapi perasaan tersebut juga sering mendorong saya untuk menjadi versi yang lebih baik dari diri saya. Ternyata saya adalah tipe orang seperti ini. Jika saya mencintai seseorang, maka saya akan melakukan sesuatu. Kalau saya tidak suka, saya cenderung tidak ingin melakukan apa pun. 

Contoh paling pertama dari peristiwa yang saya jabarkan di atas terjadi bertahun-tahun silam, ketika saya duduk di kelas tiga SD. Ada seorang teman wanita yang pintar dalam pelajaran sekolah dan saya ingin sekali mengajaknya bicara, tetapi saya terlalu malu untuk melakukannya. Di dalam hati saya bertanya, "apakah saya hampiri begitu saja dan ajak bicara? Tidak, tidak, saya butuh kesempatan emas." Dan kesempatan tersebut datang beberapa bulan kemudian, ketika saya adalah murid terbaik di kelas dan dia adalah juara kedua. Saya berdiri di depan bersamanya pada saat pengumuman kejuaraan dan sebagai juara pertama, saya akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara padanya dengan penuh percaya diri. Adalah cinta atau versi prematur dari perasaan tersebut yang membuat semua itu terjadi. Saya tidak terlalu pintar dalam bidang akademis dan saya jelas bukan seorang jenius, tapi pada saat itu, saya begitu percaya diri dan semua pelajaran terasa enteng. Setelah misi tercapai, motivasi saya perlahan-lahan memudar. Prestasi saya pun menurun jadi juara kedua, ketiga dan akhirnya saya tidak pernah lagi menjadi juara satu sejak itu, haha.

Kelas tiga SD Gembala Baik. Saya berada di paling kanan foto, sebelah murid berkacamata. 

Cinta bisa mengubah anda menjadi lebih baik dan bahkan bisa menjadi sebuah pengalaman yang mengubah hidup anda. Saya dulunya adalah seorang yang santai, saya menikmati pekerjaan saya sebagai karyawan IT di Kalbe Farma dan saya menghabiskan waktu di malam hari untuk mengejar impian saya sebagai penulis. Saya tidak pernah memikirkan masa depan sampai saya bertemu dengan wanita yang akhirnya menjadi istri saya. Saat itu dia sudah menjadi seorang manajer produk dan saya lantas menyadari bahwa saya harus berusaha lebih keras lagi jika saya ingin menjadi orang yang bisa diandalkannya. Karena inilah saya berhenti dari Kalbe, kembali memulai lagi dari awal di Singapura dan apa yang terjadi selanjutnya sudah anda ketahui dari cerita-cerita lain di Roadblog101. Di dalam hidup ini, ada yang bermimpi dan menggapai impian mereka. Ada pula yang seperti saya, yang hanya jatuh cinta dan berusaha melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Setelah apa yang saya lalui, saya jadi mengerti kenapa John Lennon menyanyikan lirik, "all you need is love." Dia benar, yang anda butuhkan adalah cinta! Banyak hal menakjubkan yang bisa terjadi karena kekuatan cinta!

Kembali ke paragraf pertama, tentunya menarik untuk mengetahui apakah saya pernah melihat kembali dan menyesal bahwa saya tidak bisa bersama dengan teman wanita yang saya sukai dulu. Meski saya sering bercanda tentang hal ini, saya rasa saya tidak pernah terlalu memikirkannya, apalagi sampai menyesal. Saya percaya bahwa hanya yang terbaik yang terjadi dalam hidup ini. Karena inilah hari ini saya bersama istri saya, bukan wanita yang lain. Saya bersyukur dan suatu ketika saya pernah berkata padanya: tahu kenapa ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta itu buta? Saya rasa itu benar dan saya pastilah benar-benar tergila-gila pada saat jatuh cinta sehingga tidak menyadari bahwa beberapa wanita yang saya sukai itu senantiasa bicara tiada henti. Untung dulu tidak jadi. Saya lebih memilih kehidupan yang tenang daripada seorang istri yang mengoceh tak henti-hentinya!

No comments:

Post a Comment