Total Pageviews

Translate

Saturday, March 2, 2019

Old Friends

Roughly a week ago, I posted a picture of us, a bunch of old friends easily for the last two decades. The photo was accompanied by the snippet of Simon and Garfunkel's song aptly called Old Friends. The lyrics were poignant, asking if you could imagine us years from today, sharing the parkbench quietly, feeling terribly strange to be seventy. Beautiful verses, weren't they?

For most of us, this year is the last year of our 30s. Sure, life begins at 40, as the saying goes. However, it can also mean that the first half of our life is over. We had gone through a lot. Some were the best moments, others not so. And we reminisced about the past. We discussed about what happened around us recently. We also pondered what futures might bring. This could only be done with old friends, those that knew us from the beginning and still know us well enough to talk freely and carry on the conversation as if we had never been away from each other's life.

"Old friends,
Memory brushes the same years,
Silently sharing the same fear..."

39 years are a long time. As we were growing old, we'd seen many things. In this modern age, we learnt that what we saw on the social media might not be what actually happened in real life. We saw many divorce cases happened around us. We were reminded as well that people our age died. Then, as we are entering our big 40, we are forced to confront the same questions: how's life going to be, from here onwards? We're not that young anymore, we had fought a good fight that brought us to where we are now, we'd done many things that we wanted to do, so what's next for us?

It's a crossroads. To be frank, I don't have a clear idea of how my 40s is going to be. In the early days, I just had this simple mindset that I'd work hard and make my fortune and fame, then I'd get married, have a family and live happily ever after. Life had been great thus far, but I couldn't help feeling rather lost and uncertain once the original goal was achieved, because unlike fairy tales, apparently the story didn't end there. Instead, it led to a new beginning and I just hadn't thought it through.

Sometimes I felt that my life was like a rudderless ship. It was as though I was just going through the motion with no sense of purpose. I mean, of course I'd work to provide for my family and I'd love to see my daughters grow up well, but once in a while I'd ask, "what's there in life for me now? What do I want to do with it? I love my job, but it's just a job and what will happen if my job doesn't love me anymore?" It also didn't help that there was news about the death of a friend from time to time. It got me thinking now that I'm half way there, if tomorrow never came, why bother doing all the hard work today? Am I doing the right things and spending my time wisely? Have I set the correct priorities? How about living life to the fullest? 

Life can be a little bit tiring in a world where people looked up to you for answers and you had to put on your brave face for almost every role your are playing, be it a husband, a father, a supervisor and so forth. Hanging out with old friends, people of same age and same origin that understood you, provided the safe haven to be vulnerable. Life isn't always about being tough and strong. To be able to express vulnerabilities is what makes us human. 

So there we sat, talking about life as the night grew colder. We embraced the good vibes, enjoyed the good jokes and toyed with the good ideas. The short gathering every once a year might not even offer any solution to problems we were facing, but perhaps it didn't have to, as it already allowed us to blow off steam. Knowing that we weren't the only ones burdened with the life dilemma was very much a relief. I eventually laughed it off and felt alright. Personally, it was like, "well, we had a good run in the first half of our lives, hadn't we? We still have some energy left. Let's try again. Round two."

Old friends.


Teman-Teman Lama

Kira-kira seminggu yang lalu, saya mengunggah foto saya dan teman-teman lama yang sudah menjadi karib saya sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Saya sertakan pula penggalan lirik lagu Simon dan Garfunkel yang berjudul Old Friends. Liriknya yang bernuansa melankolis pun bertanya pada pendengar, apakah bisa anda bayangkan kami bertahun-tahun kemudian, duduk sebangku dalam sunyi dan merenungkan hidup di usia ke-70? Dalam maknanya, bukan? 

Bagi saya dan beberapa teman-teman yang sebaya, tahun ini adalah tahun terakhir di umur 30an. Ya, pepatah mengatakan bahwa hidup baru dimulai di usia 40, namun itu juga bisa berarti bahwa separuh dari hidup kita sudah berlalu. Kita sudah melalui begitu banyak hal. Ada peristiwa dan kejadian terbaik dalam hidup kita, ada pula yang tidak terlalu menyenangkan. Dan kita bernostalgia, berdiskusi tentang apa yang terjadi di sekitar kita baru-baru ini, serta membayangkan seperti apa masa depan kita nanti. Perbincangan seperti ini hanya bisa dilakukan dengan teman lama, mereka yang mengenal kita dari awal dan masih sering berkomunikasi hingga hari ini. 

"Old friends,
Memory brushes the same years,
Silently sharing the same fear..."

39 tahun adalah waktu yang panjang. Seiring dengan bertambahnya usia, kita melihat banyak hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Di era modern seperti sekarang ini, kita menyadari bahwa apa yang ditampilkan di media sosial itu belum tentu apa yang terjadi di dunia nyata. Kita melihat kasus perceraian yang terjadi di sekeliling kita. Kita juga diingatkan kembali bahwa orang-orang seumuran kita sudah ada yang meninggal. Kemudian, saat kita menjelang usia ke-40, kita menghadapi berbagai pertanyaan serupa: bagaimana hidup ini nantinya? Kita tidak semuda dulu dan kita sudah bekerja semampu kita sampai akhirnya mencapai hari ini. Berbagai impian pun telah tercapai, jadi seperti apa kelanjutan hidup ini? 

Rasanya seperti berada di persimpangan jalan. Secara jujur saya katakan, saya tidak memiliki gambaran yang jelas, seperti apa hidup di usia 40an nanti. Di masa awal meniti karir, saya hanya memiliki pikiran sederhana dimana saya akan bekerja keras untuk menggapai sukses, berkeluarga dan hidup bahagia selamanya. Sampai sejauh ini syukurlah semuanya berjalan lancar, tapi entah kenapa ada perasaan tidak pasti dan tak tentu arah setelah impian masa muda tercapai. Berbeda dengan dongeng yang kita dengar dan tonton, ternyata cerita di kehidupan nyata itu tidak berakhir begitu saja setelah kita menggapai kebahagiaan yang kita idamkan. Justru sebaliknya, apa yang berhasil kita capai itu menjadi permulaan dari cerita lainnya yang tidak pernah begitu saya pikirkan sebelumnya. 

Terkadang saya merasa bahwa hidup ini seperti kapal yang berlayar tanpa nahkoda. Saya seolah-olah hanya mengikuti arus, tapi tanpa tujuan yang jelas. Sebagai kepala rumah tangga, tentu saja saya siap bekerja untuk menafkahi keluarga dan saya ingin melihat anak-anak saya tumbuh dewasa dengan baik, tapi ada kalanya saya bertanya, "apa yang tersisa dalam hidup ini untuk saya pribadi? Apa yang ingin saya lakukan dalam hidup ini? Saya suka pekerjaan saya, tapi itu hanyalah pekerjaan semata dan bagaimana pula seandainya pekerjaan saya tidak lagi membutuhkan saya?" Kabar tentang meninggalnya teman yang seusia atau lebih muda juga tidak membantu meringankan beban pikiran. Saya jadi berpikir bahwa saya sudah separuh jalan ke sana, jadi jika saya tidak lagi terbangun pada hari esok, buat apa saya bekerja keras hari ini? Apakah saya melakukan hal yang benar dan menggunakan waktu saya dengan baik? Sudahkah saya menetapkan prioritas dengan benar? Bagaimana pula dengan prinsip menikmati hari ini seakan-akan ini adalah hari terakhir?

Hidup terasa agak melelahkan bila kita tinggal di dunia dimana semua orang menoleh pada anda untuk jawaban dari berbagai pertanyaan mereka. Anda harus tetap tegar memainkan semua peran anda sebagai seorang suami, ayah, atasan dan lain-lain. Berkumpul lagi bersama teman-teman lama, mereka yang berusia sama, berasal dari tempat yang sama dan mengerti anda, memberikan kesempatan bagi anda untuk mengungkapkan kegalauan yang anda rasakan. Hidup ini tidak selalu tentang ketegaran dan kekuatan. Bisa mengakui kelemahan dan hal yang anda takutkan adalah apa yang membuat anda menjadi manusia seutuhnya. 

Jadi di sanalah kita duduk, bercakap-cakap tentang kehidupan di kala malam kian larut. Kita disegarkan kembali oleh nuansa positif persahabatan. Kita menikmati lelucon yang jenaka. Kita juga saling mendengarkan pendapat dan pengalaman satu sama lain. Ya, waktu yang singkat itu mungkin saja tidak memberikan solusi bagi setiap permasalahan hidup, tapi mungkin itu tidak diperlukan, sebab kita sudah berkesempatan untuk mengeluarkan beban di hati. Adalah suatu kelegaan tersendiri saat kita mengetahui bahwa kita bukan satu-satunya yang memiliki dilema kehidupan. Pada akhirnya saya bisa tertawa lepas dan merasa lebih baik. Rasanya kurang lebih seperti ini, "hmm, kita sudah melewati separuh dari hidup kita dengan baik, bukan? Kita masih punya energi yang tersisa. Mari kita coba lagi. Ronde kedua sekarang!" 

No comments:

Post a Comment