Total Pageviews

Translate

Saturday, August 26, 2023

Pontianak: The Hometown Of Great People?

This one came before the macroeconomics. Quite intriguing, but I refrained from writing it to see if it's just a spur-of-the-moment kind of thing. Weeks later, the idea still lingered and begged to be told, so here's my take on the off-the-cuff remark from a friend in our group chat: Pontianak churned out a lot of great people.

When I first heard of that, I thought of Working Class Hero, a song written by John Lennon. The song reminded me of myself and those who left our dear hometown to make it elsewhere. At one glance, and if I were to take pride in the achievements we unlocked, then the remark seemed to be aptly made. 

But to keen observers like Eday, it was not that simple. Was the remark really true, though? Was there anything special about Pontianak? Was there a formula or concoction that made us who we are? The last sentence got me thinking of Captain America. The formula, if indeed there was one, must have been lost. That's why Steve Rogers is the one and only super soldier, haha. 

One couldn't formulate this, of course. Otherwise it would have been easy to replicate successful people. The opinion came about simply because we were from Pontianak. We knew Pontianak and it was easy to subconsciously overdramatize our feeling of our hometown. But the same claim could certainly be made by people from other parts of the world, too. 

If Pontianak ever played any parts in churning out a lot of great people, then it had to be about how the town shaped our personality. One definitely learnt a thing or two for being a minority in a place you were born and grew up. At the very least, you'd be more cautious and tactful in life.

I always felt that Pontianak repelled me in a sense that it had not much to offer. Eday phrased it better as lacking support systems. If the town was so great, we would have stayed there, wouldn't we? But it wasn't. Therefore we went to try our luck somewhere else. For some of us, the first few stops weren't the final destination and we kept looking. That's how we end up where we are today. 

But you see, even with the repelling factor and what it had to do with our upbringing, Pontianak still had a different effect on each individual. Many smarter guys I know continued staying in Pontianak to live a decent life. There's nothing wrong with that, it's a matter of choice and I won't be judgmental about it. However, if the context is Pontianak churning out a lot of great guys and whether there's something we can formulate from these samples of great guys, then I don't think so.

To conclude, I don't think Pontianak churns out a lot of great guys. Yes, it has its role, just like any other cities in the world, but any greatness goes all the way back to the decisions and changes one is willing to make, even when this person doesn't necessarily know what the direction in his or her life is. And eventually, human being is just too complex to be defined by a formula...

The greats from Ponti? Not quite!





Pontianak Mencetak Banyak Orang Hebat?

Topik yang satu ini muncul sebelum ekonomi makro. Cukup menggelitik, tapi tidak langsung saya tulis karena saya ingin tahu apakah ide ini terasa menarik hanya karena karakter saya yang impulsif. Beberapa minggu kemudian, ide ini masih tidak terlupakan, jadi inilah respon saya tentang pernyataan spontan dari teman di grup SMA: Pontianak mencetak banyak orang hebat. 

Saat pertama kali terlontarkan, pernyataan tersebut mengingatkan saya dengan lagu Working Class Hero yang ditulis oleh John Lennon. Saya jadi teringat dengan diri saya sendiri dan juga teman-teman yang merantau mencari kehidupan yang lebih baik. Secara sekilas, dan bila saya sedikit berbangga hati dengan apa yang telah kita capai, memang sepertinya pernyataan itu benar. 

Tapi untuk yang lebih jeli seperti Eday, masalahnya tidak sesederhana itu. Apakah pernyataan tersebut benar? Apakah ada sesuatu yang istimewa dengan Pontianak? Lantas apakah ada formula yang mencetak orang-orang hebat? Dan kata formula ini memunculkan sosok Captain America di benak saya. Kalau sungguh pernah ada formula seperti itu, pasti sudah hilang formulanya. Makanya hanya ada satu Steve Rogers, haha. 

Tidak ada yang bisa merumuskan kisah sukses menjadi formula. Kalau sungguh bisa begitu, maka orang-orang sukses bisa dengan mudah direplikasi. Pernyataan Pontianak mencetak orang-orang hebat hanya muncul karena kita semua berasal dari Pontianak. Kita tahu Pontianak dan bisa tanpa sadar mendramatisir perasaan kita tentang kampung halaman. Klaim serupa tentang kota kelahiran tentu saja bisa diucapkan oleh mereka yang berasal dari tempat lain pula. 

Jika Pontianak memiliki peran dalam menghasilkan orang-orang hebat, maka peran tersebut adalah pembentukan karakter orang-orang yang berasal dari sana. Sedikit banyak kita pasti belajar dari pengalaman kita selama hidup sebagai minoritas di Pontianak. Semua itu membuat kita lebih berhati-hati dalam menyikapi apa yang kita hadapi. 

Saya sendiri kadang berpandangan bahwa Pontianak itu bagaikan magnet yang begitu kuat daya tolaknya sehingga saya harus pergi. Daya tolak itu secara realistis bisa dijabarkan sebagai kota yang tidak menawarkan apa yang saya mau. Eday menyebutnya dengan istilah minimnya sarana penunjang. Ya, jika sungguh itu Pontianak kota yang hebat, tentunya kita semua memilih untuk tinggal di situ, bukan? Namun tidak begitu kenyataannya. Makanya kita pergi dan coba di tempat lain. Bagi beberapa di antara kita, beberapa kota berikutnya pun tidaklah cocok dan kita terus mencari. Ini alasannya kenapa kita berada di tempat yang berbeda sekarang.

Meski Pontianak memiliki daya tolak dan peran tersendiri di masa kecil kita, efeknya terhadap setiap individu tidaklah sama. Banyak orang pintar yang masih memilih untuk tinggal di sana. Tidak ada yang salah di sini karena ini adalah pilihan dan saya pun tidak akan menghakimi. Akan tetapi, bila konteksnya adalah Pontianak mencetak banyak orang hebat dan apakah ada formula untuk semua itu, saya rasa tidak demikian halnya. 

Sebagai kesimpulan, saya tidak merasa bahwa Pontianak mencetak banyak orang hebat. Ya, memang ada perannya, tapi sebatas kewajaran seperti halnya kota-kota lain. Kesuksesan seseorang pada akhirnya tergantung dengan keputusan dan kemauannya untuk membuat perubahan, bahkan ketika orang tersebut tidak tahu pasti ke mana arah hidupnya. Dan pada akhirnya, manusia terlalu kompleks untuk dibatasi oleh sebuah formula...

No comments:

Post a Comment