Total Pageviews

Translate

Saturday, December 3, 2022

Writing 101

One great thing about ghostwriting is I end up reading what others have in mind. From time to time, what I read might get me thinking. When I did it recently, I came across this interesting topic about ideas and the process that molded them. This then led to a short discussion about how I had subconsciously applied the same concept on my writing style. 

Prior to this, I never thought of it that way, too. Inspired by all the greats that came before me, I'd romanticized the process by saying things like I was only a medium that picked up ideas and translated into something real. I always loved how vague the description sounded. It was like a pure nonsense that was artistically sugarcoated, haha. 

A friend of mine encouraged me to dig deeper. After some soul-searching, apparently there was indeed a distinct pattern that I always followed. But because I had been writing for the longest time, everything felt natural and seamless that the pattern wasn't immediately recognizable. 

The process often started with me toying with an idea, thinking how great it would be for me to pour it into writing. But regardless how excited I was, it was rare for me to act on it immediately. I'd wait instead to see if I still could remember them few days later. The habit was influenced by the Beatles: they only wrote songs they could remember and the result was great.

If an idea passed the test, it was quite a high chance that it'd be written. The more I entertained the idea, the better it got. It became a story I could roughly envision. Perhaps the idea matured as time went by. Perhaps I was just simply convinced that since it outgrew the initial excitement, it must be an idea worth telling. 

Thus began the writing process, best done on a BlackBerry and I had been doing it since 2017. My favorite part was the opening. We were taught at school to start with the classic line once upon a time, but I learnt eventually we had so much more freedom than that. You just had to tell it the way you liked it.

I'd normally take my own sweet time to have the satisfaction of telling the origin of the story, which was often a series of events linked together. And it was actually good to be in my 40s. I had lived long enough that some stories could start way back from 20 years ago or more! It was an amazing experience to look back only to realize that it finally happened.

Now, during the opening, I normally left behind a faint trace of unanswered question. Then I would proceed with the content. This was the part where I actually told the story. It didn't have to be long. It just had to be right. I'd have plenty of ideas to begin with, but by the time I finished writing, only the relevant points would make it to the final cut. Experience probably played a part here. You just instinctively knew what mattered for the story. Certain things that were fancy but immaterial would be filtered out automatically.

Then came the closure where you tied up loose ends. You got to conclude what the content had delivered so far. This was the part where it answered the original question I left dangling on the top, explaining how it was resolved by the content and what this was all about. 

Now that you had come so far, did you see how the pattern worked here? No? Okay. If you observed paragraphs 1, 2 and 3, that's my opening. You see how I playfully told the story before getting into the content? Then I subtly inserted the one thing in question: the distinct pattern that I discovered. What happened next was the content that ran all the way until the one before this paragraph. And here, the last bit of it, is where I had my closure by explaining how writing 101 according to Anthony really worked and this finally ended the story. Get it? Splendid!

Once upon a time...



Cara Menulis

Satu hal yang bagus dari profesi penulis bayangan adalah proses membaca apa yang ada di benak orang lain. Dari waktu ke waktu, apa yang saya baca lantas membuat saya berpikir. Baru-baru ini, ketika saya menulis berdasarkan sudut pandangan orang lain, saya menemukan topik tentang ide dan proses yang membentuk ide tersebut. Berkaitan dengan hal ini, saya berdiskusi dengan teman bahwa saya pun tanpa sadar menerapkan hal yang sama saat menulis.  

Sebelumnya saya tidak pernah berpikir serius tentang hal ini. Terinspirasi oleh para penulis handal sebelum saya, saya suka mendramatisir prosesnya dengan menjelaskan bahwa saya hanyalah medium yang dilintasi oleh inspirasi, yang kemudian saya tuangkan menjadi tulisan. Saya suka deskripsinya yang puitis tapi tidak jelas dan terasa seperti omong-kosong yang disamarkan secara artistik, haha. 

Seorang teman berpendapat bahwa mungkin saya hendaknya mengamati lebih lanjut lagi. Setelah introspeksi, saya temukan bahwa ternyata memang ada semacam pola yang selalu saya ikuti. Namun karena saya sudah menulis dari sejak lama, proses ini bergulir secara otomatis dan tidak lagi terasa. 

Tulisan saya sering berawal dari ide yang terngiang-ngiang di benak saya dan ingin rasanya saya tulis. Meski saya merasa terpacu oleh ide baru ini, saya jarang mengeksekusinya secara langsung. Saya justru cenderung menunggu beberapa waktu untuk melihat lagi, apakah saya masih bisa mengingat ide ini. Pengaruh ini berasal dari the Beatles: mereka hanya menulis lagu yang bisa mereka ingat dan hasilnya pun bagus. 

Bila ide tersebut berhasil melewati tes ini, maka kemungkinan besar akan saya tulis. Semakin saya pikirkan, semakin mantap pula idenya dan perlahan-lahan berubah menjadi satu cerita yang bisa saya bayangkan dari awal hingga akhir. Mungkin ini dikarenakan idenya menjadi semakin matang. Bisa juga karena saya merasa yakin bahwa jika ide ini sukses melewati kegembiraan sesaat yang saya rasakan saat mendapatkan inspirasi, maka ini adalah ide yang layak untuk diceritakan. 

Selanjut mulailah proses menulis yang paling nyaman untuk dikerjakan di BlackBerry, satu hal yang membuat saya ketagihan sejak tahun 2017. Bagian favorit saya dalam menulis adalah bagian pembukaan. Kita dulu diajarkan di sekolah untuk memulai cerita dengan pada suatu ketika, namun saya temukan bahwa ada kebebasan dalam menulis. Anda hanya perlu bercerita sesuai dengan cara yang anda sukai. 

Saya memiliki kebiasaan untuk bercerita panjang-lebar dalam mengulas asal mula cerita yang seringkali merupakan rangkaian dari berbagai peristiwa. Dan ada bagusnya pula telah berumur dan mencapai usia 40an. Kini saya sudah hidup cukup lama sehingga beberapa cerita bahkan bisa berawal dari kejadian sejak 20 tahun silam atau lebih! Adalah suatu pengalaman yang menakjubkan saat saya melihat kembali bahwa hal dari masa lalu akhirnya terwujud. 

Nah, di bagian pembukaan ini, saya sering menyisipkan satu pertanyaan yang belum terjawab, lalu saya mulai masuk ke bagian cerita sesungguhnya. Ini adalah cerita berdasarkan topik yang saya pikirkan. Tidak harus panjang, yang penting harus pas. Pada awalnya saya mungkin memiliki banyak hal yang ingin saya bahas, tapi setelah selesai, hanya bagian yang relevan yang akhirnya tertuang ke dalam cerita. Pengalaman mungkin ada pengaruhnya di sini. Secara naluriah saya tahu apa yang penting bagi cerita. Hal-hal kecil yang menarik tapi bukan merupakan bagian integral akan tersisih dengan sendirinya dari cerita. 

Kemudian tibalah bagian akhir di mana saya menuntaskan bagian-bagian yang masih belum terjawab. Cerita yang sudah membawa pembaca sampai sejauh ini perlu diakhiri dengan kesimpulan. Caranya adalah dengan menjawab pertanyaan yang saya samarkan dari sejak awal. Bagian penutup ini menjabarkan bagaimana semua ini diselesaikan oleh cerita barusan. 

Sampai sejauh ini, apakah anda temukan pola yang saya pakai? Tidak? Baiklah, saya jelaskan. Jika anda amati paragraf 1, 2 dan 3, itu adalah bagian pembukaan. Anda lihat bagaimana saya dengan santai berkisah sebelum memasuki inti cerita? Saya juga diam-diam menyelipkan satu pertanyaan, yakni pola yang hendak saya ceritakan.  Kita lantas memasuki isi cerita yang terus berlanjut hingga paragraf di atas. Di bagian terakhir ini, saya menutup cerita dengan menjelaskan bagaimana cara menulis menurut Anthony adalah satu pola dan cerita pun tamat. Mengerti sekarang? Bagus! 


No comments:

Post a Comment