Total Pageviews

Translate

Sunday, April 9, 2017

A Tale Of Two Businesses

The following story is about the marriage of two talents that brings this beautiful couple to a level that one would have not achieved without the other. It began with this friend of mine called Harry, the son of a baker and a shoes/sandals distributor. Tall and handsome, Harry could have been a model if opportunity knocked, but no, as he lived in a small town called Pontianak, he ended up doing stuff related to computers instead. It wasn't meant to be a long stint for him, apparently, so our man soon found himself dabbling in his father's business but, alas, neither shoes nor sandals business proven to be the right fit for him.

That was when he moved on to vent out his creativity on cake icing and stuff. Before long, Harry became an expert in baking all sorts of cakes. His Indonesian layer cake, locally known as kue lapis, was gaining fame then (and it's very much his signature today). He loved his work, pretty much settled in and was eventually ready to take over Julia's Cake, the business that was named after his mother.

Yet life had more surprises in store for Harry. After marrying a girl who used to be a freelance make-up artist, the newlyweds realized that something else could be done here. The husband, Harry, was no stranger to wedding cakes and he could do some photography, too, an interest that he picked up along the way. The wife, Merry, with what she could do and her experience, definitely could lend a hand.

And the rest was history. Together, they opened another business, a bridal called D'Angel. They set up a shop for their business and hired the employees, two for taking care of the shop and another two for cake production. In the time of need, freelance would be hired as helping hands, too. The shop also came with an indoor studio where photo shoot would take place.

Bridal, as explained by Harry to me, is a complex business with many items in one package. He will have to factor in the wedding cake, the photo sessions, wedding dress, make-up and so forth, then have all these packaged nicely in attractive prices, therefore balancing the right pricing and the quality of the outcome could be tricky. For Harry, however, he knows the line he shouldn't cross. He definitely doesn't want to price it so low that the quality of his work suffers or maintains the quality while suffering financial losses. He takes another approach instead: he ensures that he can still make profits while justifying the reasonable price with a qualified result. He neither over-promises nor oversells it. He convinces the customers that quality comes with the price and by doing so, he also manages to keep his reputation intact. The same principle is applied on Julia's Cake, too, hence it is worth paying the price for the ingredients used and the excellent taste of the cakes.

We discussed further about bridal as it was a pretty broad topic. Harry told me that his starting price is IDR 2,000,000, which is roughly around SGD 210. The wedding package can be customized according to the need, for example, wedding dresses rental is available and they'll make sure that it fits, but should there be a request for tailor-made, that can also be done. The deal usually begins with a deposit from a customer and then followed by a list of schedules such as gown fitting, photo sessions and others that need to be completed before the wedding day.

Photo sessions normally consist of two parts, indoor and outdoor. Indoor is easier to be done, but outdoor can be challenging. The weather, be it rain or shine, can be quite punishing in Pontianak and surroundings. The photographer team has to be quick in improvising and anticipating the changing of weather. They also have to be in a fit condition for a smooth photo taking session, especially when they are traveling a long and arduous journey for scenic spots.

Apart from word of mouth where he has no control whatsoever, Harry promotes his businesses via Instagram and, to a lesser extent, Facebook. Social medias are not only free, but also very powerful in conveying the message. With Instagram, he can easily reach his potential customers and show them the latest collection that he has on, let's say, wedding dresses or the result of the make-up such as the before and after images of the bride.

Given the fact that weddings are seasonal, especially for Chinese couples who are still particular about certain lunar calendar dates, I was wondering how the business was like when it was an off-peak season. Apparently the business can flow quite naturally with such a yearly cycle. I was told that while it's true weddings normally take place on certain months, but the pre-wedding activities like gown fitting and photo shoots, happen outside the busy period, so they still have things to do. Apart from that, Harry and Merry are flexible enough to pick up other jobs such as family photo sessions, make-up class, etc. At the same time, it's still business as usual for Julia's Cake.

Hoping that he would take the bait, I also asked if he had ever encountered difficult customers that didn't want to pay or pregnant bride-to-be, but Harry just smiled and asked whether he really had to answer this question. I would have had a field day if he shared it with me, but apparently your secrets are safe with him, you lucky customers! Not only Harry is good in what he's doing, but he's also a man of integrity. This is a guy you should be doing your business with!

Historical moment @ D'Angel Bridal: a Singaporean presented MRT card to the proud owner

Harry, Merry Dan Kisah Dua Bisnis

Kisah berikut ini bercerita tentang bersatunya dua talenta yang membawa pasangan ini ke jenjang yang takkan tercapai tanpa kehadiran satu sama lain. Semua ini bermula dari Harry, anak seorang pembuat kue dan distributor sepatu/sandal. Tinggi, gagah dan tampan, Harry bisa menjadi seorang model bila mendapatkan kesempatan, tetapi nasib berkata lain. Di kota kecil Pontianak, ia justru berkutat dengan bidang komputer setelah menyelesaikan pendidikannya. Usahanya dalam mencari jati diri berlanjut dengan uji coba dalam menekuni usaha ayahnya, tapi itu pun dirasakan tidak cocok. Dari situ Harry berpindah lagi, kali ini dia berkreasi dalam memanggang dan merias kue. Upaya kali ini tepat sasaran dan jerih-payahnya terbayarkan. Seiring dengan berjalannya waktu, keahliannya berkembang pesat dan hari ini, kue lapisnya senantiasa dicari. Harry pun lambat-laun melanjutkan Julia's Cake yang telah dirintis oleh ibunya.

Kendati begitu, takdirnya tidak berhenti sampai di situ. Setelah menikah dengan Merry yang pernah berprofesi sebagai ahli rias wajah, pasangan muda ini menyadari bahwa ada sesuatu yang bisa mereka kerjakan bersama. Sang suami, Harry, tidaklah asing dengan kue pengantin. Ia juga berminat menjajal bidang fotografi yang selama ini sudah dijajakinya secara amatir. Sang istri, Merry, dengan bakat dan pengalamannya, tentu bisa melengkapi.

Harry dan Merry lantas memutuskan bahwa usaha bridal adalah sesuatu yang sanggup mereka kerjakan bersama dan layak dicoba. Setelah itu, dibukalah D'Angel Bridal yang dikombinasikan dengan Julia's Cake. Mereka menyewa toko, merancang studio untuk kebutuhan foto indoor dan mempekerjakan karyawan, dua untuk toko di depan dan dua lagi di bagian produksi kue. Bilamana dibutuhkan, terkadang mereka juga menyewa karyawan lepas untuk aktivitas foto.

Mengutip apa yang dijelaskan oleh Harry, bridal merupakan sebuah bisnis yang kompleks. Berbagai macam komponen, mulai dari wedding cake, gaun pernikahan, sesi foto pranikah, dan lain-lain, dikemas dalam paket yang atraktif harganya untuk ditawarkan kepada para calon pelanggan. Menentukan harga paket tidaklah mudah. Terlalu tinggi, calon pelanggan bisa berpindah ke tempat lain. Terlalu rendah, bisnis bisa rugi atau kualitas pekerjaan menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu, penting bagi Harry untuk tetap mendapatkan untung dan pada saat yang sama, dia harus meyakinkan calon pelanggan bahwa untuk sebuah kualitas, tentunya dibutuhkan harga. Kalau terlalu murah dan kualitasnya tidak maksimal, Harry berpendapat bahwa lebih baik dia menolak bisnis tersebut. Ini penting, karena reputasi perlu dijaga. Konsep yang sama juga diterapkan di Julia's Cake, dimana dia hanya memakai bahan terbaik sehingga rasa tetap terjaga.

Dari segi harga, paket yang ditawarkan Harry mulai dari kisaran dua juta rupiah. Paket pernikahan ini bisa diatur sesuai dengan kemauan calon pelanggan, misalnya saja calon pelanggan bisa memilih untuk menyewa atau menjahit gaun pengantin. Harga menyewa dan menjahit tentunya berbeda dan bisa mempengaruhi harga paket. Bilamana sudah terjadi kesepakatan, makanya calon pengantin harus membayar uang muka, baru setelah itu jadwal aktivitas pranikah sampai hari-H, mulai dari uji coba gaun, foto sesi dan sebagainya disusun.

Foto pranikah terbagi menjadi dua sesi, yakni indoor dan outdoor. Foto dalam ruangan lebih mudah untuk dikerjakan, baik oleh pemotret maupun yang dipotret. Outdoor lebih banyak tantangannya, terlebih lagi karena cuaca di Pontianak dan sekitarnya seringkali tidak menentu. Stamina yang kuat juga dibutuhkan buat sesi foto yang mengambil lokasi jauh dari kota, dimana rombongan foto musti menempuh jarak yang cukup jauh untuk mencapai tempat tujuan.

Bicara soal iklan, selain promosi dari relasi dan dari mulut ke mulut, Harry banyak mengandalkan Instagram dan Facebook. Media sosial bukan hanya gratis, tetapi juga memiliki daya jangkau yang luar biasa dan praktis untuk menyampaikan pesan ke khalayak ramai. Sebagai contoh, dengan Instagram, Harry bisa memperlihatkan koleksi gaun-gaun terbarunya dalam sekali unggah. Dia juga bisa dengan mudah menampilkan perbandingan hasil sebelum dan sesudah rias wajah yang tentunya bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon pelanggan.

Bisnis pernikahan adalah musiman dalam arti hanya bulan-bulan tertentu yang ramai, terutama jika pelanggan adalah pasangan Tionghoa yang masih merujuk ke penanggalan Cina. Oleh karena itu menarik untuk diketahui, apa sebenarnya yang dilakukan oleh pengusaha bridal ketika memasuki bulan-bulan yang biasanya tidak dipadati oleh pernikahan. Harry menjelaskan bahwa sesungguhnya bisnis ini bersifat jangka panjang, dalam arti jauh sebelum hari penikahan, para pelanggan sudah membeli paketnya. Dari hari pertama pelanggan membayar uang muka sampai hari penikahan itu sendiri, ada banyak hal yang bisa dikerjakan, misalnya seperti sesi foto dan lain-lain, jadi sebenarnya dari segi aktivitas, ia tidak pernah benar-benar vakum. Kalau memang ada waktu kosong, itu biasanya diisi dengan kegiatan lain, misalnya bisnis foto keluarga atau kelas rias wajah. Di samping itu, Harry juga memiliki kesibukan rutin di Julia's Cake.

Sebagai penutup, penulis juga bertanya apakah selama ini Harry pernah berurusan dengan pelanggan yang rewel atau yang hamil sebelum menikah. Mendapat pertanyaan seperti ini, Harry justru bertanya balik, apa perlu pertanyaan ini dijawab? Jadi apa boleh buat, tidak ada cerita seru atau gosip, namun di satu sisi, ini berarti rahasia pelanggan aman di tangannya. Harry bukan saja piawai dalam apa yang ia kerjakan, tetapi juga berintegritas tinggi. Dengan orang seperti inilah seharusnya anda berbisnis, Pembaca!

Rias wajah oleh Merry
Image credit: D'Angel Bridal
PS: Bulan Juni lalu penulis dan teman-teman berlibur dari Jakarta sampai Karawang dengan ditemani oleh kue lapis Julia's Cake. Setelah lama mendengar tentang kue lapis ini, akhirnya penulis berkesempatan untuk mencicipinya. Rasanya tidak terlalu basah, tidak terlalu manis dan memang enak dimakan.
Kue lapis Julia's Cake
Image credit: 
Pontianak Food Critics & Reviews (Kritik & Ulasan Makanan Pontianak)



1 comment: