Total Pageviews

Translate

Thursday, March 14, 2024

The Business Trip

I've joined the workforce since year 1998. My first job was at Hotel Kartika in Pontianak and I worked as a stock-keeper. Because Wisma Siantan Indah was owned by the same boss, I had to deliver goods to the inn across the river. My first and quite regular business trip, if I could call it that since it happened in the same town. 

Back to where it all started.

The pattern repeated when I moved to Jakarta and worked at Kalbe Farma. The company's factory is in Cikarang and it has many branches, so I'd go to offices in Jakarta such Rawagelam, Pulo Lentut, Tanah Abang, Fatmawati and many more. But my first and proper business trip had to be the visit to Sukajadi office in Bandung. My colleague Surijanto drove me there for an easy job: replacing a faulty network router. 

Then came the Medan trip in 2005, the first time I ever took a two-hour flight. I also had the first overseas trip to Singapore and Hong Kong for business purpose that year. Since I was never a brilliant network engineer, I'm pretty sure I was selected simply because I had a passport ready with me plus the fact that I was able converse in English (and Chinese to a certain extent), haha. 

Lunch with Juniper team in Boat Quay, Singapore. 

When I moved to Singapore and worked at Ong First, I was also sent to Kuala Lumpur and Bangkok for business trips with the worst arrangement ever: a day trip! So I had to fly out and return to Singapore on the same day. I met clients right after I landed and went back to the airport again immediately.

14 years into my current job, I flew once in a blue moon to Jakarta and Kuala Lumpur for work. The last one happened a week ago and it got me thinking about the pros and cons of such trips. All this while, the nature of my job didn't really require me to travel. I love travelling, but based on few trips that I did, I could say that business trip is my least favourite kind of trip. 

With colleagues at KL office. 

Yes, I like meeting people, especially putting faces to the names I normally work with. But other than that, business trip doesn't offer much liberty because you are clearly there for work. Imagine visiting a new city but you don't have a chance to explore. So no, not exactly a fan. Given the choice, I'd rather pay for the trip myself and have the full freedom to travel properly. 



 Perjalanan Bisnis

Saya sudah mulai bekerja sejak tahun 1998, begitu saya lulus SMA. Profesi pertama saya berkaitan dengan bagian pengadaan barang di Hotel Kartika Pontianak. Karena Wisma Siantan Indah juga dikelola oleh pemilik yang sama, maka saya juga secara berkala mengantarkan barang-barang ke penginapan yang berada di seberang sungai. Meski masih dalam kota yang sama, boleh dikatakan itulah "perjalanan bisnis" dalam tiga tahun pertama saya di dunia kerja. 

Kembali ke Kartika di tahun 2023.

Pola serupa ini juga berulang ketika saya pindah ke Jakarta dan bekerja di Kalbe Farma. Perusahaan obat ini memiliki pabrik di Cikarang dan banyak kantor cabang. Di Jakarta, saya mengunjungi kantor-kantor di Rawagelam, Pulo Lentut, Tanah Abang, Fatmawati dan masih banyak lagi. Akan tetapi perjalanan bisnis saya  untuk pertama kalinya terjadi saat saya ke kantor di Sukajadi, Bandung. Di masa sebelum ada jalan tol, kolega saya Surijanto yang menyetir dan kita ke Bandung untuk tugas yang tergolong enteng: mengganti router yang rusak. 

Kemudian ada lagi perjalanan ke kantor cabang Medan di tahun 2005. Untuk pertama kalinya saya menaiki penerbangan yang berdurasi dua jam lamanya. Saya juga diberangkatkan ke Singapura dan Hong Kong di tahun yang sama. Terus-terang saya bukanlah pakar jaringan komputer, jadi sepertinya saya terpilih semata-mata karena saya memiliki paspor dan bisa berbahasa Inggris, plus Mandarin seadanya, haha. 

Makan siang di Boat Quay, Singapura, bersama tim dari Juniper.

Sewaktu saya hijrah ke Singapura dan bekerja di Ong First, saya sempat pula ditugaskan ke Kuala Lumpur dan Bangkok dalam rangka mengunjungi CIMB Bank dan Bangkok Bank, tapi pergi-pulang di hari yang sama. Saya harus bergegas menemui klien begitu tiba dan kembali ke bandara setelah misi tercapai. Sungguh melelahkan dan tidak menyenangkan. 

Memasuki tahun ke-14 di pekerjaan yang saya tekuni sekarang, sesekali saya pergi ke Jakarta dan Kuala Lumpur karena urusan kantor. Perjalanan bisnis terkini terjadi seminggu lalu dan membuat saya berpikir tentang pro dan kontra bepergian dalam rangka bisnis. Sejauh ini, pekerjaan saya cenderung tidak memerlukan saya untuk bertugas ke luar, namun berdasarkan pengalaman yang ada, saya bisa katakan bahwa saya tidak menyukai perjalanan bisnis. 

Bersama para kolega di kantor KL.

Ya, saya senang bertemu dengan mereka yang selama ini hanya saya kenal sebatas nama. Namun ada rasa tidak bebas karena perjalanan bisnis itu memang dalam kapasitas pergi bekerja. Bayangkan jika kita pergi ke tempat yang baru dan tidak punya kesempatan untuk jalan-jalan. Dari sini saya bisa menyimpulkan, kalau saya bisa memilih, saya lebih suka bayar sendiri dan berjalan sepuas hati. 




No comments:

Post a Comment