Total Pageviews

Translate

Sunday, May 6, 2018

Book Review: Snowing In Bali

After Hotel K, I had to say that I was a bit reluctant to pick up Snowing in Bali. In my mind, I was thinking, how different could it be? As a result, the book was sitting on my office table, neglected for quite some time. During these few months, there were some colleagues whom came to my desk and happened to glance at the book cover. It was quite amusing that they often took it literally. Since I'm an Indonesian, they'd confirm with me if it was really snowing in Bali. I'd smile and assure them that the weather was fine and it was sunny all year long.

However, since there was such a question once in a while, I eventually decided that I might as well find out what the title actually meant. The first few pages immediately reminded me of Kathryn Bonella's writing style: it was vivid and captivating, just like Hotel K. Once the main character, Rafael, was introduced, I was brought into an entirely different realm that I knew so little about. Hidden beneath the beauty of Bali was the bustling activity of drugs snorting and trafficking. So what was white as snow, plentiful and got you high? That's what snowing in Bali was all about.

Snowing in Bali was very descriptive about the whole drug dealing thing. It zoomed into the drug trafficking, from who did it; how it was done; how well it paid; to where the drugs were originated from (it was interesting to note that there was a certain pattern here: it was smuggled from Peru or Brazil, Amsterdam, Bali to Australia). In short, it was a very lucrative and alluring business. It involved a lot of money, it allowed one to live like a king and it had the most beautiful girls lining up for sex, cash and drugs. How's that not tempting? And Bali was a perfect scene for all this to happen. A tropical island with inviting waves (and also a bunch of crooks as law enforcers), Bali attracted many to try smuggling drugs by pretending to be tourists or surfers.

Rafael was only one of the drug lords in the book. There were many, from locals such as Chino to foreigners such as Marco, Alberto or Andre. Even the leader of Hell's Angels (I remember George Harrison, who chased them away from Apple) would also participate from time to time. Then there'd be small timers, including Ruggiero, dealing it in grams. Personally, I was excited to read about Ruggiero again, the crazy one from Hotel K. He was featured in this book for a short while.

But snowing in Bali could only last so long. It was eventually too hot for all of the drug dealers. As the book ended before the death sentence was ever carried out, I had to check Wikipedia to find out what happened to one of the names above. But bleak though it was, the story actually had a happy ending. It was also a reminder that no matter how promising drug dealing was, it would never end well. If there's one key takeaway from this book, then it must be this: stay away from drugs and you'll get a peaceful sleep in return.

By the way, to answer the question I had earlier, the book was actually quite different than Hotel K. This one focused purely on drugs whereas Hotel K was more of about whatever that happened in Kerobokan prison. Oh, I also noticed there's this new book called Operation Playboy available recently. From the sound of it, they may be related and Snowing in Bali is likely serving as a precursor to the spin-off. Good reading, an eye-opener and it's definitely recommended!

Snowing in Bali by Kathryn Bonella.


Salju Di Bali

Setelah Hotel K, saya sebenarnya agak enggan untuk mulai membaca Snowing in Bali. Di dalam benak saya ada pikiran, seberapa jauh perbedaan dua buku ini? Alhasil buku ini sempat terlantar beberapa lama di meja kantor saya. Selama itu pula, beberapa kolega yang mampir ke meja saya dan membaca judul buku ini sering bertanya, apa benar di Bali ada salju? Saya pun meyakinkan mereka bahwa cuaca di Bali bagus dan matahari bersinar sepanjang tahun di sana.  

Karena pertanyaan yang berulang-ulang itu, saya akhirnya memutuskan untuk mencari tahu apa arti judul ini sebenarnya. Setelah membaca beberapa halaman pertama, saya jadi terkenang lagi dengan Hotel K. Tulisan Kathryn Bonella masih persis sama: deskriptif dan dengan cepat menarik perhatian. Ketika tokoh utama cerita yang bernama Rafael muncul, saya langsung dibawa ke dunia asing yang tidak banyak saya ketahui sebelumnya. Buku ini menyingkap apa yang tersamarkan dengan baik oleh indahnya Bali: aktivitas penggunaan dan penyelundupan narkoba yang semarak. Apa yang berwarna seputih salju, menyebar luas di Bali dan membuat penggunanya melayang? Inilah yang dimaksud dengan salju di Bali. 

Snowing in Bali mengupas secara detil tentang penyelundupan narkoba yang berlangsung di Pulau Dewata, mulai dari siapa pelakunya, bagaimana caranya, betapa besar bayarannya dan dari mana narkoba ini berasal (menarik untuk dicatat bahwa polanya hampir selalu sama: mulai Peru atau Brazil, lalu dibawa ke Amsterdam, Bali dan akhirnya Australia). Singkat kata, ini adalah sebuah bisnis yang sangat menguntungkan dan memungkinkan para pelakunya untuk hidup seperti raja serta mendapatkan wanita-wanita paling seksi yang berbaris dan siap melayani demi seks, narkoba dan uang. Bagaimana tidak menggiurkan? Dan Bali adalah tempat yang sempurna untuk semua ini: sebuah pulau tropis dengan ombak (dan juga para penegak hukum korup) yang mengundang, sehingga banyak yang akhirnya berlomba-lomba menjadi penyelundup yang berkedok sebagai turis dan peselancar. 

Rafael hanyalah satu dari begitu banyak gembong narkoba. Bali memiliki pengedar lokal seperti Chino dan juga pengedar dari luar seperti Marco, Alberto atau Andre. Bahkan pemimpin gerombolan motor Hell's Angels (dan saya jadi teringat dengan George Harrison yang mengusir kelompok ini dari kantornya) juga ikut terlibat. Kemudian ada juga mereka yang menjual kecil-kecilan dalam hitungan gram, misalnya Ruggiero. Ya, si gila Ruggiero dari buku sebelumnya. Dia juga ditampilkan di buku ini lewat beberapa halaman. 

Akan tetapi salju di Bali hanya bisa bertahan beberapa lama. Pada akhirnya Bali menjadi terlalu panas bagi para pengedar ini. Karena buku ini berakhir sebelum hukuman mati dilaksanakan, saya harus mencari tahu tentang apa yang terjadi pada salah satu nama di atas lewat Wikipedia. Meski terlihat suram, buku ini memiliki akhir yang cukup bahagia. Buku ini juga mengingatkan pembaca bahwa meskipun bisnis narkoba adalah cara cepat untuk kaya, hasil akhirnya juga menyedihkan. Pelajaran yang bisa dipetik di sini adalah ajakan untuk menjauhi narkoba supaya tidur pun terasa nyenyak. 

Oh ya, tentang pertanyaan saya di awal tulisan ini, ternyata buku ini berbeda dengan Hotel K. Buku yang satu ini berfokus pada para pengedar narkoba di Bali, sedangkan Hotel K membahas tentang apa yang terjadi di penjara Kerobokan. Saya juga sempat melihat buku baru yang berjudul Operation Playboy di internet. Dari judulnya, buku ini sepertinya merupakan kelanjutan dari dua bab yang berjudul sama dalam Snowing in Bali.  Seperti buku sebelumnya, Snowing in Bali sungguh seru untuk dibaca, membuka wawasan dan tentunya direkomendasikan!

No comments:

Post a Comment