Total Pageviews

Translate

Monday, July 13, 2020

Interests

Something lingered in my mind right after the lunch with my wife. Earlier today, we talked about quite fair bit of things, ranging from GE2020 to the recent impact of COVID-19 in Vietnam (the workers were laid off) and Hong Kong (the schools closed down again). Politics, economy and education. All the adult stuff! To think that these weren't exactly my interests, let's say 15 years ago!

Then it occured to me that the changes had much to do with everything that came along as I grew older, be it the exposure, the experience or even the ability to do something about it. Certain things in life did shift in such a manner, apparently. Some came, some stayed and others simply faded away. We might be blissfully unaware of this, but as we progressed in life, we started having new interests.

Eating bread! The time when I was working in Jakarta. 

For example, years ago, when I was still working in Jakarta, I wouldn't understand why people love travelling. In hindsight, it wasn't difficult to see why. At that time, I barely made ends meet. Every night, my immediate concerns were whether I should to go for pecel lele and two plates of nasi uduk that would cost me IDR 8K or settle for a cheaper meal such as fried rice or ketoprak

Having said that, holiday was like the furthest thing from my mind. It must be a miracle that I managed scrimp and save for short trips to Bandung and Bali, but most of the time, I didn't even think of travelling. It was only later on, after I moved to Singapore, that things were gradually improving and eventually travelling as a hobby was made possible. Loving it since then.

When we stayed together in Kembangan. You gotta pardon the low resolution!

Anyway, my friend Jimmy once said that life is like staying at a flat. The higher the level of your unit is, the wider your view will be. It is a good analogy that I can relate with. The bottom line is, I began noticing things that were always there before and became interested in them. It turned out that it just happened this way seamlessly, when we were ready for it. Kind of amusing, I'd say. 

The latest thing that I picked up recently was investment. To be frank, I was horrible with numbers and normally I wouldn't bother. But then I discovered the good feeling about it. No, I wasn't talking about stocks as it was confusing. Property was way too much of a hassle and costly. No money game for me, too. What caught my attention was physical gold. It was a friendly investment and a beginner didn't need to be bloody smart or to start big.

Bye-bye, gold bar. 

Another close friend of mine had been telling me about this since long ago, but I only discovered how right he was recently. Making a few hundred dollars from selling a gold bar did feel good, haha. Now that I think of it, perhaps this is the reason why a generation before me preferred to buy gold. They were wise. The precious metal is nice to look at and the price generally goes up, so it sounds like a good deal, doesn't it?

To summarize, it's funny how our interests evolve as we age, but I guess life, in a way, is also series of discoveries. New ones bring us one step further ahead while the existing ones continue to define who we are. Oh yes, certain things do remain. For me, the oldest lifelong interest is probably Godzilla. Call me childish if you like, but the King of Monsters is here to stay, hahaha...


Topik Dan Minat

Ada sesuatu yang terngiang-ngiang di benak saya setelah makan siang bersama istri. Di saat bersantap, kita berbicara tentang berbagai topik, mulai dari Pemilu 2020 di Singapura sampai dampak dari COVID-19 di Vietnam (para pekerja di-PHK) dan Hong Kong (sekolah kembali ditutup lagi). Kita bercakap-cakap tentang politik, ekonomi dan pendidikan. Semuanya topik dewasa! Padahal kalau dipikir-pikir, apa yang kita bicarakan ini bukanlah hal yang menarik bagi saya 15 tahun silam. 

Lantas terpikir oleh saya bahwa perubahan bahan pembicaraan ini ada hubungannya dengan bertambahnya usia. Semakin berumur, semakin kita melihat banyak hal, kian berpengalaman dan bahkan mungkin bisa melakukan lebih banyak hal dari sebelumnya. Beberapa hal di dalam hidup kita ternyata berubah tanpa kita sadari. Ada hal yang baru, ada yang tetap sama, ada pula yang pudar dan hilang.

Makan roti tawar sewaktu kerja di Jakarta. 

Sebagai contoh, bertahun-tahun yang lalu, ketika saya masih tinggal di Jakarta, saya heran kenapa orang suka berlibur. setelah melihat kembali, tidak sulit bagi saya untuk mengerti, kenapa dulu saya gagal paham. Pada masa itu, saya baru mulai bekerja. Tiap malam terjadi pergumulan di dalam hati, apakah saya bisa menikmati kemewahan berupa dua piring nasi uduk dan lauk pecel lele dengan total harga delapan ribu rupiah, atau menyantap makan malam yang lebih murah seperti nasi goreng atau ketoprak

Jadi untuk makan saja susah, apalagi liburan. Adalah mukjizat bahwa saya bisa menyisihkan uang untuk liburan singkat ke Bandung dan Bali. Pokoknya saat itu tidak terpikir untuk liburan. Setelah saya pindah ke Singapura dan kondisi finansial menjadi lebih baik dari sebelumnya, barulah liburan itu terasa tidak mustahil. Semenjak itu saya jadi senang bepergian.

Ketika kita tinggal di Kembangan, Singapura. Maaf atas gambar yang buram, hehe.

Berkaitan tentang hal ini, teman saya Jimmy pernah berkata bahwa hidup itu seperti tinggal di rumah susun. Semakin tinggi tempat tinggal anda, semakin jauh pula anda bisa memandang, sebab pandangan anda tidak lagi terhalang oleh gedung yang lebih rendah. Ini adalah perumpamaan yang bisa saya cerna. Istilahnya itu seperti sudah naik tingkat, jadi saya pun mulai memiliki waktu dan kesempatan untuk memahami hal-hal lain yang sebenarnya senantiasa ada di sekeliling saya. Ternyata ini adalah sebuah proses yang terjadi begitu saja, ketika kita sudah siap. 

Nah, satu pengalaman baru yang terjadi belum lama ini adalah investasi. Jujur saja, saya tidak pandai di bidang yang berkaitan dengan banyak angka, sehingga biasanya saya menjauh. Akan tetapi saya menemukan satu hal yang membuat saya senang. Tidak, saya tidak berbicara tentang saham yang rumit dan memusingkan. Properti juga tidak gampang dan mahal pula biayanya. Kalau permainan uang, terus-terang saya tidak tertarik. Yang membuat saya tergelitik adalah emas. Investasi ini terasa bersahabat dan seorang pemula tidak perlu bermodal besar.

Bye-bye, batang emas. 

Seorang teman baik telah sejak lama bercerita tentang hal ini kepada saya, namun saya baru menyadarinya bulan lalu. Seperti yang saya katakan di atas, senang rasanya bisa memperoleh keuntungan beberapa juta rupiah dari hasil penjualan sebatang emas, haha. Sekarang saya mengerti kenapa generasi sebelum saya memilih untuk membeli emas. Mereka memang bijaksana. Emas itu sedap dipandang mata dan harganya cenderung naik terus, jadi memang sepertinya ide yang bagus, bukan?

Sebagai kesimpulan, lucu juga bahwa minat kita berubah seiring dengan bertambahnya usia. Dalam hal ini, saya kira hidup ini seperti penemuan demi penemuan di setiap jenjang kehidupan. Minat yang baru membawa kita selangkah lebih maju, sedangkan minat dari sejak dulu mendefinisikan siapa jati diri kita sesungguhnya. Oh ya, beberapa minat saya tetap bertahan selama 40 tahun terakhir ini. Satu hobi saya yang paling lama, yang saya sukai dari sejak kecil hingga sekarang, adalah Gozilla. Anda boleh saja anggap saya kekanak-kanakan, tapi Godzilla akan tetap menjadi idola, hahaha...

No comments:

Post a Comment