Total Pageviews

Translate

Monday, June 16, 2025

Life Events: Travel

There is this little known feature called Life Events on Facebook. It's not new and I had used it a long while ago, but I started updating the Travel section of it again recently. I did it in a simpler way this round: just the name of the destination, the arrival date and a photo of mine. 

Soon I got hooked by what I did here. There's something about figuring out the details that I so enjoyed doing. Cross-checking the dates on Swarm and Timeline on Google Maps, browsing the old photos on Google Cloud and verifying when they were taken, the activities were amusing!

It became more difficult as I progressed further back in time, though. My Swarm check-ins were only up until July 2014. Google Timeline ended around the same time, too. I had reached year 2010 now. I reckon this could only go as far back as the time I started using digital cameras circa 2004. Anything older than that would be difficult to track.

As I did this, I learnt a couple of things about my life, too. For a person who fancied traveling, it had been a life well-traveled. The past three years had been fun, about 20 destinations a year, covering Asia, Europe and Australia. I had lesser trips before COVID-19 due to numerous reasons: family matters, work, and probably the hassle of obtaining visa, too, since I used to be an Indonesian passport holder. In hindsight, they all made sense.

On top of that, the Life Events gave me a chance to look back at the travel companions as well. Or the lack of it. Yes, even travelling solo was also an option at times! All this brought back the good times I had with each and every group: good friends of mine, some random colleagues, my family, parents. It also gave me an idea of what I haven't done. How about a trip with the cousins? We've been talking about it.

But most importantly, it gave me the perspective of how long I had been doing this. Counting from the day I applied for the passport myself and went to Kuching with Parno, it had been 25 years since then. It had been a long journey from my early 20s to mid 40s, one that was filled with all the places I had been, all the people I had traveled with, all the memories and laughter that were created along the way. 

Maybe I had been blessed, considering that I was never a smart person to begin with. I don't know. But given the Life Events I had gone through for the past two and a half decades, I do know this: I've lived a life well-lived. Even if I had to fail tomorrow, at the very least I already had a good run for 25 years. To me, life is never about how long you live, but how good the quality is.  

My point is, if you are ever too busy preparing for the future that you fail to live your life today, then perhaps it's time to stop and re-examine it again. If you noticed you had missed so much, if you hadn't been achieving your dreams for quite some time, if it felt like you had been living only for someone else, then life probably had taken a wrong turn. Time to fix that. Like I said earlier, I am not very smart. If I could do it, I reckon a lot of people can do it, too. 

The Life Events.


Life Events: Travel

Di Facebook ada sebuah fitur bernama Life Events yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang. Ini bukanlah fitur baru dan sudah pernah saya gunakan bertahun-tahun silam, namun belakangan ini saya perbaharui lagi khusus di bagian Travel. Kali ini cara saya lebih ringkas dari sebelumnya: hanya nama tujuan, tanggal ketibaan dan juga sebuah foto saya. 

Ternyata saya jadi kecanduan dengan apa yang saya lakukan ini. Saya suka mencari tahu detil liburan saya. Saya bandingkan tanggalnya di Swarm dan Timeline di Google Maps, lalu saya cari pula foto-foto di Google Cloud dan verifikasi tanggalnya. 

Apa yang saya kerjakan ini menjadi kian rumit seiring dengan lamanya tahun yang sudah berlalu. Informasi di akun Swarm saya hanya sampai bulan July 2014. Google Timeline pun berakhir di periode yang hampir sama. Saya sudah update hingga tahun 2010 sekarang. Saya perkirakan mungkin cuma bisa sampai pada saat saya pertama kali menggunakan kamera digital pada tahun 2004. Liburan yang terjadi sebelum era digital akan lebih susah dilacak. 

Dalam proses pengerjaan ini, saya belajar beberapa hal tentang hidup saya. Sebagai orang yang suka berjalan-jalan, sebagian besar hidup ini sudah saya lakoni sesuai dengan keinginan saya. Tiga tahun terakhir sangat ekstensif, kira-kira 20 destinasi per tahun, mencakup Eropa, Asia dan Australia. Liburan saya jauh lebih sedikit di zaman sebelum COVID-19 dikarenakan berbagai hal: urusan keluarga, pekerjaan dan juga mungkin disebabkan oleh perlunya visa, karena saya dulu memegang paspor Indonesia.  

Di samping itu, fitur Life Events juga memberikan saya kesempatan untuk melihat kembali teman seperjalanan saya. Atau absennya teman seperjalanan, karena perjalanan seorang diri pun bisa menjadi opsi. Semua ini membawa kembali masa-masa gembira bersama setiap kelompok yang bepergian bersama saya: teman-teman karib, para kolega yang tidak begitu saya kenal sebelumnya, keluarga dan juga orang tua saya. Hal yang sama juga memberikan ide tentang apa yang belum saya lakukan. Bagaimana pula dengan liburan bersama para sepupu? Kita kini mulai membicarakannya. 

Namun yang paling penting adalah perspektif yang saya dapatkan. Berapa lama sudah saya menjalani hidup seperti ini. Mulai dari hari saya memohon paspor dan berangkat bersama Parno ke Kuching, 25 tahun sudah berlalu semenjak itu. Ini adalah sebuah perjalanan yang panjang dari usia awal 20an sampai pertengahan 40an. Sebuah petualangan yang dipenuhi dengan aneka tujuan yang saya kunjungi, orang-orang yang berlibur bersama saya, serta kenangan dan tawa yang tercipta sewaktu kita berjalan-jalan. 

Mungkin saya diberkati, terutama bila mengingat kembali bahwa saya bukanlah orang pintar. Saya tidak tahu pasti. Tapi berdasarkan Life Events yang telah saya lewati selama dua setengah dekade, saya tahu pasti hal berikut ini: saya sudah hidup sepenuh hati. Bahkan jika saya harus gagal di keesokan hari, setidaknya saya sudah menjalani 25 tahun yang penuh cerita dan sesuai dengan apa yang saya inginkan. Bagi saya, hidup ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tapi sebagus apa kualitasnya semasa kita hidup. 

Maksud saya, bilamana anda terlalu sibuk dengan persiapan untuk masa depan sampai-sampai anda tidak menikmati hari ini, mungkin sudah waktunya anda berhenti dan memeriksa kembali pola hidup anda. Jika anda melewatkan banyak hal yang seharusnya bisa anda nikmati, jika anda tak ingat kapan terakhir kali anda mewujudkan impian anda, jika anda sampai merasa bahwa anda hanya hidup demi orang lain, mungkin hidup anda telah salah langkah. Sudah waktunya untuk memperbaiki kesalahan ini. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak terlalu pintar. Jikalau saya bisa, saya rasa pasti banyak orang yang bisa melakukan hal serupa.

No comments:

Post a Comment