I'm not entirely sure if this can be considered as something ordinary, but in my family, we don't always travel together. There were times when I was away and there were other times when the whole family but me was away. When this happened, it always got me thinking of how life had been a blessing. Confused? Here is a short story of how being away from home, be it myself or my family, reminded me the right perspective of what home was really about.
Let's talk about scenario #1 first. It's no secret that I love traveling and meeting friends. It's always great to see what's going on out there. As seen from past experience such as the trip to Karawang or Kuala Lumpur, I could go the distance to hang out with friends, even though it was just for a while. I guess it's just me, seizing the moment and making it happen. It's quite obvious that I was having the time of my life when I got out of the routine in life. What is rather oblivious to many was, when the fun died down, in the quietest moment, I often looked back at what I already had and things that I could have done better.
When I was away, I hung out with old friends! |
The exact opposite of what happened above would be the time when the whole family was away and I was the one who stayed behind. It might be okay for a day or two, but after a while, it was kind of sad to go home and be greeted by complete silence. It reminded me of a better time, when I could hear the kids screaming before I reached the front door. It was of course much better to come home to a smiley wife that already prepared home-cooked dinner. Oh yes, I'm a fan of dining at home, probably because I'd been eating outside, mostly by myself, since 2002. The house simply felt empty and cold when my wife and daughters were away.
I remember that John Lennon once wrote, "you don't know what you got until you lose it." Taking things for granted is very much a human nature and having a family, I'm afraid, is no exception. If you're with your family everyday, you'll think that they're always be there for you, no matter what. While that is true to certain extent, the damning part is the last three words: no matter what. We could be misled by such an idea, as if there's nothing else that we needed to do to maintain the harmony, but luckily life had its funny way for us to do a reality check.
In my case, only when I was alone that I actually had time to reflect. As fun as it was to be with friends, it was only when I was with my family that I felt right at home. The laughter and togetherness, the love in the air, those feelings were what made family life so different and irreplaceable. I remember my wife, the one I certainly couldn't live without. Something was definitely missing when she wasn't around. I remember my elder daughter, the cheeky one, and how it was like looking at the mirror only to see that mini-me staring back at me. I remember my younger daughter, the quiet one with the smile that brightened up my day. Then I realised how rich I already was to have them as my home and family that I went back to. Life had been a blessing indeed...
The little family of mine. |
Saat Bepergian
Saya tidak tahu persis apakah ini adalah sesuatu yang biasa dan lumrah, tapi di dalam keluarga saya, kita tidak selalu bepergian bersama. Ada kalanya saya pergi sendiri dan ada pula saatnya seluruh anggota kecuali saya yang pergi berlibur. Saat-saat seperti ini seringkali membuat saya berpikir, betapa hidup ini merupakan sebuah anugerah. Berikut ini adalah sebuah kisah tentang bagaimana saat bepergian, baik saya sendiri maupun keluarga saya, mengingatkan saya kembali, apa sebenarnya arti dari sebuah rumah tangga.
Mari kita lihat dulu skenario pertama. Bukan rahasia lagi bahwa saya suka berlibur dan bertemu dengan teman-teman. Seperti yang bisa dilihat dari liburan-liburan terdahulu, misalnya saat saya ke Karawang atau ke Kuala Lumpur, saya tidak keberatan untuk menempuh jarak jauh hanya demi berkumpul sesaat bersama teman-teman. Mungkin ini adalah bagian dari karakter saya yang percaya bahwa kita harus mewujudkan apa yang kita inginkan dan menciptakan kenangan. Ketika saya keluar dari rutinitas hidup, yang jelas terlihat adalah bagaimana saya begitu menikmatinya. Yang jarang diketahui adalah, ketika semua keceriaan itu berlalu, saat saya sendiri dan berkesempatan untuk merenung, saya sering melihat kembali apa yang baru saja saya lalui. Pada saat itu saya bersyukur dengan apa yang saya miliki dan membayangkan kembali hal-hal yang seharusnya bisa saya lakukan dengan lebih baik untuk keluarga.
Kebalikan dari skenario di atas adalah sewaktu keluarga saya pergi berlibur dan saya tinggal sendiri di rumah. Sehari dua hari mungkin tidak terasa, tapi lama kelamaan sedihnya rasanya pulang ke rumah yang sepi dan sunyi. Saya jadi teringat saat saya bisa mendengar teriakan anak saya sebelum saya sampai di depan pintu. Pulang ke rumah yang disambut dengan senyuman istri dan makan malam yang sudah terhidang di meja tentu lebih menyenangkan. Oh ya, saya suka bersantap malam di rumah, mungkin karena saya sudah makan malam sendiri di luar sejak tahun 2002. Singkat kata, tanpa keberadaan istri dan anak-anak saya, rumah yang sama menjadi terasa begitu berbeda.
Si Sulung dan Si Bungsu. |
Saya ingat bahwa John Lennon pernah menulis, "kau tidak tahu apa yang engkau miliki sampai kau kehilangan." Manusia terkadang mengabaikan sesuatu yang senantiasa ada yang ada di depan mata dan kehidupan berkeluarga pun tidak luput dari hal ini. Jika anda berada dalam lingkaran keluarga setiap hari, anda bisa tanpa sadar beranggapan mereka akan selalu hadir untuk anda, tidak peduli apapun situasi dan kondisinya. Pemikiran tersebut cukup berdasar, cuma yang sering kali bikin celaka adalah bagian terakhir dari kalimat tersebut: tidak peduli apapun situasi dan kondisinya. Saya rasa ini cenderung menjerumuskan, sebab kita tetap harus berusaha untuk mempertahankan keharmonisan yang sudah ada. Syukurlah hidup ini memiliki caranya sendiri untuk mengingatkan kita kembali.
Berdasarkan pengalaman saya, hanya di kala saya menyendiri itulah saya berkesempatan untuk melihat kembali hidup saya. Kebersamaan dengan teman-teman tentu saja seru dan heboh, tapi hanya di saat saya berada di tengah keluarga itulah tenteramnya suasana sebuah rumah tangga itu terasa. Tawa dan kebersamaan serta kasih sayang tanpa syarat membuat kehidupan berkeluarga berbeda hubungan sosial lainnya. Saya ingat dengan istri saya, rasanya ada yang hilang dalam hidup saya tanpa kehadiran dirinya. Saya ingat dengan putri sulung saya yang iseng sifatnya, yang membuat saya bagaikan bercermin dan melihat pantulan saya dalam dirinya. Saya ingat dengan putri bungsu saya, yang pendiam namun merekah senyumnya, begitu menyejukkan hati saya. Saya lantas menyadari, bahwa saya sudah lebih kaya daripada apa yang pernah saya bayangkan sebelumnya. Mereka adalah keluarga dan rumah saya, tempat saya senantiasa pulang dan berlabuh. Hidup sungguh merupakan sebuah anugerah...
No comments:
Post a Comment