![]() |
The book and the movie poster. |
Total Pageviews
Translate
Wednesday, June 30, 2021
Book Review: The Reason I Jump
Tuesday, June 22, 2021
The Third Option
![]() |
Windows, Chromebook and MacBook. |
![]() |
The first Chromebook I had, now in Pontianak. Photo by Herry Robinson. |
![]() |
Trying out WhatsApp on her new Chromebook. |
![]() |
Chromebook pertama di Pontianak. Foto oleh Herry Robinson. |
![]() |
Chromebook di antara Windows dan Mac. |
![]() |
Anak lagi mencoba WhatsApp di Chromebook. |
Tuesday, June 15, 2021
Paid By Crypto
![]() |
Give me the beat, girl! |
Thursday, June 10, 2021
Crypto: Sebuah Konspirasi?
Well, sebelum masuk ke pembahasan crypto, mari kita mundur dulu ke tahun 1999.
Tahun 1999 adalah tahun penjualan perangkat IT terbesar sepanjang sejarah. Barang-barang IT ini bisa laku karena di tahun 1999, Bill Clinton tiba-tiba minta agar pemerintah Amerika mempersiapkan diri menghadapi Millenium Bug. Lantas dunia pun heboh dan mengira akan terjadi kiamat digital. Semua berbondong-bondong menganti komputer.
Nah, ujung-ujungnya, yang untung siapa? Tentunya Amerika yang mendominasi teknologi IT pada saat itu (dan bahkan sampai sekarang). Sampai-sampai ada yang produksi Y2K card sebagai solusi hemat mengatasi Millenium Bug.
Setelah kita lalui, ternyata kekhawatiran tentang kiamat digital tidak terjadi. Bisnis IT terutama komputer dan komponen perlahan menjadi lesu, tersaingi dengan hadirnya smartphone dan lain-lain.
Lalu tiba-tiba di tahun 2009 ada sosok misterius yang menciptakan mata uang digital dengan segala keunggulan yang diproyeksikan menjadi mata uang dunia. Wow, menarik juga konsepnya!
Seiring dengan berjalannya waktu, muncul pula koin-koin baru yang dengan gampangnya diciptakan beberapa orang berbeda. Bahkan sampai ikon anjing dijadikan logo koin. Jadi koin mana yang nantinya menjadi koin yang dipakai dunia secara luas? Sampai di sini sudah merasa, dong, kok siapa pun dan kapan pun bisa ciptakan koin digital ini?
Ok, kembali ke konspirasi. Di tahun 2016, bisnis IT khususnya komputer mulai mencapai titik jenuh dan diramalkan akan kiamat karena smartphone. Mendadak di awal 2017, sekeping bitcoin dihargai sampai USD 20.000. Di tahun yang sama, miners alias para penambang digital mulai borong vga card dan seketika itu juga harganya melonjak dan industri komputer pun bangkit lagi. Lagi lagi siapa yang untung? Ya Amerika lagi karena Nvidia asalnya dari Amerika.
Karena bitcoin tidak memiliki aset yang terjamin, harganya pun turun sampai USD 4.000. Bisnis IT/komputer serta-merta turun juga.
Kemudian awal 2020 dihebohkan dengan pandemik COVID-19. Orang-orang tidak ke mana-mana untuk menghabiskan duit, jadinya mulai melirik saham. Tiba-tiba investor ritel naik signifikan.
Momen inilah yang dimanfaatkan "mafia" untuk mendongkrak koin digital ini. Di tahun 1999, Bill Gates adalah biangnya. Kini, di tahun 2020, Elon Musk menjadi biangnya. Bitcoin pun mencapai harga USD 50.000.
Karena harga koin digital yang tinggi, para penambang digital pun kembali memborong vga card sehingga harganya sampai naik dua tiga kali lipat. Lebih dashyat lagi dari tahun 2017, bertepatan pula dengan industri mobil pintar yang membutuhkan chip dalam jumlah besar sehingga chip dunia terbatas kuantitasnya.
Setelah momen vga card yang diborong dan naik sampai tiga kali lipat, Bram Cohen dari BitTorrent pun meciptakan koin baru bernama Chia yang mining-nya memakai cara baru, yaitu pakai hard disk storage space. Sekarang gantian harga-harga hard disk kapasitas besar yang melambung.
Nah, dilihat dari opini saya di atas, apakah ini bisa disebut konspirasi dari produsen hardware?
Sunday, June 6, 2021
What God Giveth...
![]() |
Once upon a time in 2017. |
Saturday, May 22, 2021
The Sadness In Her Eyes
![]() |
Siti with the kids and my wife... |
![]() |
Last picture we took at Changi Airport... |
![]() |
Audrey, Siti, Linda dan Yani... |
![]() |
Foto bersama terakhir di Bandara Changi... |
Friday, May 14, 2021
Pandemic: The New Nomal!
It's 2021 now and the last time I wrote something was in 2020. It's obvious that it took me roughly six months because there was not much to write during pandemic. I quietly saved money in order to have leisure time in Japan one day. Even though the shadow of pandemic is looming, whenever we live and work, we should be enjoying life.
I personally enjoy the life of a shop keeper and a small time businessman in salted fish trading. I'm still a beginner in getting good salted fish, haha. I'm 42 this year, but still being scolded by my Mum so often that I'm used to it already. Life is up and down like a roller coaster.
Still my desire to go to Japan makes me more driven in earning money from salted fish trading. COVID-19 forces me to work out every morning. I clean the house and open shop, then do jogging and cardio in the afternoon. That aside, I also enjoy my time as a father of two.
We have gone through pandemic for about one year plus. I watch my Mum and Dad doing the same activities. They are old now and I wonder if they wish to travel just like me, but can't do it now. Mum also has a leg problem, like something is wrong with the joint. It hurts from time to time, but she still goes to our shop. She once said to the customer, "not working, no money," within my earshot. I just kept quiet when I heard that.
My father was pretty stubborn as well. He went out all the time despite repeated warnings from my Mum. She didn't want him to go out if it wasn't important, but Dad said he'd rather die. Mum was so upset that she told him off, "die if you wish, but don't spread the virus to us!"
Again I just kept quiet. I don't have the heart to get involved, especially when I still can't make them proud, even though I'm a father of two now. I'm Parno Bong, 42 years old and I can only put this on blog. The story of my life... 😁😁
![]() |
I'm Parno Bong. |