Our adventure in Rajasthan began 3.5 hours after we left Fatehpur Sikri Fort in Uttar Pradesh. We went to Abhaneri to see the Chand Baori step well. A very strange architecture that I hadn't seen before! Equally impressive were the birds that hung out there. From time to time, the flock would fly few rounds circularly and back to where they came from. Majestic.
Two hours later, we reached Jaipur. It was late in the afternoon, but quite a number of kites were still roaming the sky. The festival reminded of me of the Kite Runner, a great book I read last year. It was eventually closed by the firework at night. We managed to watch it while waiting for our Uber. That night, we went to World Trade Park for dinner and I had biryani KFC again, haha.
![]() |
At Hawa Mahal. |
The real sightseeing began the next morning. It became clear to us why Jaipur was nicknamed Pink City. Every building inside the city wall is painted with this earthly red color. And our first stop was Hawa Mahal that can be translated as Wind Palace. It somehow reminded me of the Ruins of St. Paul in Macau, except this one was intentionally built as a one-sided wall!
From the same spot, we picked up our guide, Gopal, then headed to Amer Fort. This is quite an impressive fort on the hill, complete with 12 apartments for 12 spouses. Also take note that Jaipur was ruled the maharajas, which meant it was mainly under Hinduism, but with a fair share of Islam influence because it was also under the Mughal Empire.
![]() |
Visiting Amer Fort. |
There were two entrances to the fort. The Sun Gate could be entered by those who opted for the elephant ride. We went in via Moon Gate instead as we carried on with our car. Lots of couples taking pre-wedding picture that day. I think being in love kept the ladies warm as they wore so little for a pretty cold day in Jaipur!
Talk about the elephant, we visited Elejungle. They offered programs such as painting the elephant, feeding the elephant, the elephant ride, showering with the elephant and being lifted up by the elephant. Showering is not possible due to the cold weather, though. We opted for feeding and it was the first time I had the up, close and personal time with the elephants. The skin was rough and hairy!
![]() |
The elephants of Jaipur. |
On our way out, we went to Jal Mahal, the Water Palace that stands in the middle of the lake. We could only take photos here as the palace isn't open to the public. Then, after a quick visit to see the textiles and gemstones industry, we had our lunch at the Royal Treat to try out Rajasthani food. To be frank, as a non-Indian, I couldn't tell the difference, haha.
It started raining when we returned to the Pink City to begin the second half of the tour. It was cold and since some parts of the City Palace weren't sheltered, we had to run under the rain. The City Palace had an art gallery and it also offered us a glimpse of what the royal attires were like, back in the days of the maharajas. The last bit of it was the pashmina education at the store.
![]() |
Inside the City Palace. |
The last destination of the day was Jantar Mantar. It was supposed to be a traditional science centre, but since the sky was dark and cloudy, no sundial testing could be done there. On our way out, I grabbed a postcard and stopped for a while at the nearest post office. That, plus another round of dinner at the World Trade Park, closed the night in Jaipur.
The next day was a ride to Neemrana. We checked in to a hotel that was originally a fort, so for the first time in our trip, the pace slowed down. We just had to relax, enjoying our stay at the fort. It was like experiencing medieval time with a tinge of modernization. We got a short guided tour, then high tea with a view in the late afternoon.
![]() |
Relaxing in Neemrana. |
The magic happened when the night came. The whole fort lighted up, amplifying its brilliance. It somehow reminded me of Chongqing and the lightings that created the illusion around Yangtze river. The night eventually ended with a delicious Kung Pao chicken that made Jasper wondering if the cook was a Chinese.
The next day, we headed back to New Delhi and checked into WelcomHotel again. Looking back, it was probably the best hotel with the best breakfast throughout our one week in India. As recommended by Mitesh, we went to DLF CyberHub. For the first time ever, high-rise buildings! But it was not exactly in Delhi, but in a state called Haryana, so it didn't count, hehe.
![]() |
With Manish, our faithful driver. He's the best. |
We walked a bit around here and decided to have late lunch at Chili's. Yeah, after a week of Indian food, something different was definitely welcome. After lunch and sightseeing, we made our way to Hauz Khaz Market. And we were stumped when we reached there. It didn't look like a tourist destination at all.
Apparently the correct destination was Hauz Khaz Village. Not exactly near, so we hopped into Uber and headed there. We got it right this time, but for once in my life, it felt like visiting a place for a younger crowd. We didn't stay long. After exploring the area, we returned to our hotel. That officially ended our visit in India! Until next time! To the other cities with Hard Rock Cafe, probably Goa, Pune, Chennai or Hyderabad?
![]() |
Crisscrossing the alley in Hauz Khaz Village. |
Seminggu Di India: Jaipur Dan Kota Lainnya
Petualangan kita di Rajasthan bermula 3,5 jam setelah kita meninggalkan Benteng Fatehpur Sikri di Uttar Pradesh. Kita menuju ke Abhaneri untuk melihat sumur tangga Chand Baori. Saya tidak pernah melihat struktur aneh seperti ini sebelumnya! Yang tak kalah menakjubkan juga adalah burung-burung yang bertengger di atasnya. Dari waktu ke waktu, sekumpulan burung ini akan terbang mengitari sumur tangga dan kembali ke tempat semula. Mencengangkan!
Dua jam kemudian, kita tiba di Jaipur. Saat itu hari menjelang senja, namun masih banyak layang-layang di langit. Festival ini mengingatkan saya pada Kite Runner, novel bagus yang saya baca tahun lalu. Kembang api pun bermunculan sewaktu malam tiba, saat kita sedang menanti Uber di depan hotel. Untuk makan malam, kita pergi ke World Trade Park dan saya menyantap biryani KFC lagi, haha.
![]() |
Di depan Hawa Mahal. |
Tur baru dimulai keesokan paginya. Akhirnya kita tahu kenapa Jaipur dijuluki Kota Merah Muda. Semua bangunan di dalam tembok kota dicat dengan warna ini. Dan pemberhentian pertama kita adalah Hawa Mahal yang bisa diterjemahkan sebagai Istana Angin. Bentuknya mengingatkan saya pada Reruntuhan Santo Paulus di Macau. Bedanya Hawa Mahal yang berupa satu sisi tembok ini memang dengan sengaja dibangun seperti ini.
Di tempat yang sama, pemandu wisata bernama Gopal datang bergabung dan kita lantas pergi ke Benteng Amer. Benteng yang lokasinya di atas perbukitan ini cukup mengesankan, luas juga dan memiliki 12 apartemen untuk 12 ratu dan selir. Perlu diketahui pula bahwa Jaipur ini dulunya dipimpin oleh maharaja, jadi berbudaya Hindu. Namun karena India dikuasai oleh Kekaisaran Mughal, pengaruh Islam pun terasa.
Ada dua pintu masuk ke benteng. Gerbang Matahari dikhususkan bagi mereka yang datang menaiki gajah. Kita sendiri masuk melewati Gerbang Bulan karena menggunakan mobil. Di hari itu, banyak pasangan muda yang berfoto pranikah. Saya rasa perasaan jatuh cinta membuat para gadis belia itu merasa hangat, meskipun minim pakaian pengantinnya di hari yang dingin di Jaipur!
Bicara tentang gajah, kita juga pergi ke Elejungle. Mereka menawarkan aneka program seperti melukis gajah, jalan-jalan menaiki gajah, memberi makan gajah, mandi bersama gajah dan diangkat dengan belalai gajah. Berhubung cuaca yang tidak memungkinkan, mandi bersama gajah ditiadakan. Kita coba memberi makan gajah dan itu adalah kali pertama saya sedekat itu dengan gajah. Kulitnya kasar dan berbulu!
Dalam perjalanan keluar, kita singgah sejenak di Jal Mahal, Istana Air yang berdiri di tengah danau. Kita hanya bisa berfoto dari jauh karena istana ini tidak dibuka untuk umum. Kemudian, setelah kunjungan singkat ke industri tekstil dan batu permata, kita makan siang di Royal Treat dan mencoba masakan Rajasthan. Jujur saja, sebagai non-Indian, saya tidak bisa rasakan perbedaannya dengan makanan India yang biasa saya makan, haha.
Hujan turun ketika kita kembali ke Kota Merah Muda untuk melanjutkan tur. Cuaca bertambah dingin dan karena Istana Kota merupakan tempat terbuka, kita harus berlari di bawah hujan. Kota Istana memiliki galeri seni dan juga museum yang berisi aneka pakaian maharaja dan pasangannya. Sebelum kita keluar, kita mendengar sedikit tentang pashmina di toko.
Destinasi terakhir adalah Jantar Mantar. Tempat ini merupakan pusat pengetahuan masa silam, namun karena langitnya mendung, jam matahari dan perangkat lainnya pun tidak berfungsi di sini. Di pintu keluar, saya membeli kartu pos dan berhenti sejenak di kantor pos terdekat. Setelah makan malam di World Trade Park lagi, malam di Jaipur pun usai.
Kita berangkat ke Neemrana pada keesokan harinya. Hotel kita kali ini dulunya adalah benteng, jadi untuk pertama kalinya sejak perjalanan dimulai, kita bersantai di hotel saja. Kesannya seperti abad pertengahan yang sudah tersentuh oleh modernisasi. Kita ikut tur singkat, lalu menikmati perjamuan teh dengan pemandangan yang lain dari biasanya.
Keindahan Neemrana kian terasa di malam hari. Benteng kini bermandikan cahaya lampu dan terlihat menakjubkan. Saya jadi teringat dengan Chongqing dan ilusi yang tercipta di sekitar sungai Yangtze berkat cahaya lampu. Malam itu akhirnya ditutup dengan ayam Kung Pao yang lezat dan Jasper membayangkan apakah kokinya adalah orang Cina.
Kita kembali ke New Delhi di hari berikutnya dan check in lagi di WelcomHotel. Kalau dilihat kembali, ini adalah hotel terbaik dengan sarapan pagi paling mantap selama kita berada di India. Mengikuti anjuran Mitesh, kita pergi ke DLF CyberHub. Akhirnya, gedung-gedung tinggi! Tapi kawasan ini bukan di Delhi, melainkan di negara bagian bernama Haryana, jadi tidak masuk hitungan, hehe.
Kita jalan-jalan sejenak dan makan siang Chili's. Ya, setelah seminggu menyantap makanan India, menu yang berbeda sungguh terasa sedap. Setelah makan dan mengitari kawasan CyberHub, kita lanjut ke Hauz Khaz Market. Dan kita merasa bingung saat tiba di sana, sebab tempatnya tidak terlihat seperti daerah turis.
Ternyata tempat tujuan yang benar seharusnya adalah Hauz Khaz Village. Letaknya cukup jauh, jadi kita naik Uber menuju ke sana. Kali ini benar tujuannya, tapi rasanya tempat ini cocoknya untuk kalangan yang lebih muda. Alhasil kita tidak lama di sana dan kembali ke hotel. Liburan di India pun berakhir. Sampai berjumpa lagi di lain kali! Mungkin kota lain dengan Hard Rock Cafe, entah itu Goa, Pune, Chennai atau Hyderabad?