This story about passing the torch had been lodging in my mind since July, actually. I got the idea after the dinner with my ex-colleagues Jerold and Suresh. I let it sink in, knowing that if it ever got matured, it would resurface again after some time. Meanwhile, I moved on, but only to reminded of it through things I experienced at work and at home. The inspiration to write about it finally came when I was listening to a sermon last week.
I remember specifically the conversation that happened as we took the escalator up. The gist of it is about the changes we can make if we are in the right position. The context is like this: at work, we may not always like the ideas or how we were being treated by our predecessors or supervisors. Hence when you are in the right position to change all that, you should put a stop so that it won't be passed down to the next generation anymore.
Talk about the next generation, from time to time I would ask my daughter Linda if I had been a good Dad to her and whether she's happy with her life and family. While it is always nice to hear that she is appreciative of her funny Dad, it is far more important to know that she actually digs deeper and is grateful to be our daughter. She understands that things are tougher for those who came from a broken home whereas she has a relatively happy childhood.
So now that I am in my forties, I learn that I am in that position where things I did are not only observed by the next generation, but would also have an impact in their lives, regardless how big or small it would be.
This leaves us with only two choices. If you are being petty about life, you do exactly the same way your predecessors did to you. Know that by doing so, you are instrumental in extending the vicious cycle. Alternatively, what's not good end should with you so that the next generation doesn't have to experience it anymore. They'll start anew by not inheriting the mistakes from the past.
We could make a difference.
It's a matter of choice.
And doing it right.
![]() |
With Jerold and Suresh. |
Untuk Generasi Berikutnya
Cerita tentang apa yang kita wariskan untuk generasi berikutnya ini sudah muncul di benak saya sejak bulan Juli. Saya dapat ide ini setelah makan malam bersama mantan rekan kerja saya, Jerold dan Suresh. Akan tetapi saya acuhkan ide tersebut supaya matang bersama waktu. Bisa sudah tiba masanya, ide itu akan muncul lagi. Sementara itu, tak jarang saya diingatkan kembali tentang ide ini, baik di kantor maupun di rumah. Inspirasi akhirnya muncul saat saya mendengarkan khotbah pada hari Minggu lalu.
Saya ingat betul dengan perbincangan yang terjadi saat kita menaiki eskalator di Waterway Point. Inti dari percakapan tersebut adalah bagaimana kita bisa membuat perubahan saat berada di posisi yang tepat. Konteksnya seperti ini: di lingkungan kerja, ada kalanya kita tidak menyukai ide atau perlakuan senior kita yang berasal dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, bilamana kita berada di posisi yang tepat, anda bisa menghentikan semua itu supaya tak lagi berlanjut ke generasi berikutnya.
Bicara tentang generasi setelah kita, terkadang saya bertanya pada putri saya Linda, apakah saya telah menjadi ayah yang baik baginya dan juga apakah dia bahagia dengan hidupnya dan sebagai bagian dari keluarga. Tentu saja senang rasanya mendengar bagaimana seorang anak menghargai orang tuanya, namun yang lebih penting lagi, di usianya yang tergolong muda, dia sebenarnya mengerti dan bersyukur telah terlahir di keluarga ini. Dia paham bahwa teman-temannya yang diasuh oleh orang tua tunggal yang mengalami perceraian itu melewati kesulitan yang jauh berbeda dengannya. Dan dia tahu bahwa masa kecilnya sudah cukup baik.
Jadi di usia 40an ini, saya belajar bahwa saya kini berada di posisi bahwa apa yang saya lakukan bukan saja diamati oleh generasi berikutnya, tapi juga memiliki dampak dalam hidup mereka, entah itu besar atau kecil.
Dan pada akhirnya hanya ada dua pilihan. Jika kita berpikir secara picik, kita bisa saja meneruskan hal yang sama seperti yang telah kita rasakan dari generasi sebelumnya. Tapi ketahuilah bahwa jika itu yang kita lakukan, maka kita punya andil dalam meneruskan lingkaran setan. Alternatif lainnya, apa yang tidak baik itu hendaknya berakhir bersama kita supaya generasi berikutnya tak lagi perlu mengalaminya. Mereka bisa memulai tradisi yang baru karena tidak mewarisi kesalahan dari masa lalu.
Kita bisa membuat perbedaan.
Ini hanyalah masalah pilihan.
Dan juga melakukannya dengan baik.